MAKALAH REVOLUSI CINA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Cina
adalah Negara yang sangat maju dengan pertumbuhan ekonominya paling tinggi di
dunia, Cina dapat mengalahkan Negara-negara yang terlebih dahulu maju,
diantaranya adalah German, Inggris, Japan dan bahakan Cina mampu mengalahkan
Negara adidaya Amerika yang biasanya selalu berada dalam urutan rangking
teratas dalam hal kemajuan dan pertumbuhan ekonomi. Padahal apabila kita
melihat sejarah dari Negara Cina, pada abad ke 19-an, Cina hanyalah Negara
biasa yang dipandang lemah, dimana Cina merupakan negara tujuan imperialisme negara-negara
lain seperti Amerika, Inggris, Prancis dan Jepang.
Dalam
perjalanan sejarahnya, Cina pernah dikuasai dan diperintah oleh berbagai
dinasti. Pada masa dinasti, kepala pemerintahan di Cina dipegang oleh seorang
kaisar. Salah satu dinasti asing yang pernah menguasai Cina adalah Dinasti
Manchu (Dinasti Ching) dari Manchuria yang berkuasa pada tahun 1644-1912.
Dinasti ini merupakan dinasti terakhir yang berkuasa di Cina. Rakyat Cina
kecewa terhadap penguasa Manchu yang
dinilai bukan dinasti keturunan Cina. Kekecewaan terhadap Dinasti Manchu
memuncak setelah bangsa Inggris mengungguli pasukan kaisar dalam perang Candu
tahun 1842. Kaisar dinilai lemah dan harus bertanggung jawab atas penderitaan
rakyat Cina akibat penjajahan bangsa Eropa, Amerika, dan Jepang. Keadaan ini
mendorong munculnya gerakan rakyat yang berusaha menggulingkan dinasti Qing.
Pemberontakan pun terjadi dimana-mana dan revolusi pun tidak terelakkan.
Pada
makalah ini kami akan mengulas tentang bagaimana perjalan Cina dalam
revolusinya yang terjadi sebanyak tiga kali, yang melatar belakanginya, dan
dampak dari revolusi yang telah terjadi.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa yang melatar belakangi terjadinya
Revolusi Cina ?
2. Bagaimana proses berlangsungnya Revolusi Cina
?
3. Apa pengaruh Revolusi Cina ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui latar belakang terjadinya Revolusi
Cina
2. Mengetahui proses berlangsungnya Revolusi
Cina
3. Mengetahui pengaruh revolusi Cina
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Latar Belakang Revolusi Cina
Tahun
1800, Inggris menyelundupkan candu ke Cina oleh bangsa Inggris, bangsa barat
pertama yang membuka jalan bagi masuknya pengaruh barat di wilayah Cina. Pusat
perdagangan candu terdapat di Kota Kanton. Rakyat Cina menjadi korban, dan
Inggris mendapat keuntungan sangat besar.
Kaisar
memerintah agar perdagangan candu diberantas. Pemberantasan dilakukan di Kota
Kanton. Hasilnya 20.000 peti candu milik Inggris seharga $ 90.000.000 dibakar
habis. Akibatnya Inggris mengirimkan armada angkatan laut untuk menyerang
Nanking. Perang ini dinamakan perang candu I tahun 1839-1842. Dalam perang
tersebut Cina mengalami kekalahan dan harus menandatangani perjanjian Nanking.
Perjanjian ditanda tangani pada tanggal 29 Agustus 1942 di atas kapal perang
Inggris, HMS Cornwallis. Isi perjanjian nanking antara lain 5 pelabuhan China
dibuka untuk perdagangan bangsa asing(Caton, Amoy, Foochow, Ningpo, Shanghai) ,
Inggris memperoleh wilayah Nangkong, dan Inggris memperoleh hak
ekstrateritorial (hak untuk hidup di bawah hukum negara asalnya). Disamping itu
Inggris juga menerima ganti rugi sebesar 21 juta dolar dan jika tidak mencicil
tepat waktu dikenakan bunga 5% per tahun. Rentetan diawali dengan kekalahan
Dinasti Qing pada perang candu I
Selanjutnya
pada tahun 1856-1860 terjadi perang candu II. Perang ini terjadi antara Dinasti
Qing melawan Inggris dan Prancis. Perang tersebut adalah perang antara Britania
raya dan kekaisaran Perancis kedua melawan Dinasti Qing di Tiongkok. Penyebab
perang candu II yaitu Dinasti Qing menolak permintaan Inggris agar para awak
kapal Arrow dibebaskan. Akibatnya Inggris menembaki benteng dan kapal Qing pada
bulan Oktober sampai bulan November tahun 1856. Dalam perang melawan China
Perancis pun terlibat. Semua itu karena pada saat Inggris menembaki benteng dan
kapal Dinasti Qing, Inggris menghubungi Rusia, AS, dan Perancis untuk membantu Inggris. Namun
hanya Perancis yang menyetujui. Perancis menyetujui karena ingin membalas
tindakan Dinasti Qing yang membunuh misionaris August Chapdelaine atas tuduhan
menyebarkan agama tanpa izin dan bekerja sama dengan pemberontak kristen
taiping. Dalam perang ini Dinasti Qing mengalami kekalahan. Cina kembali
menanda tangani perjanjian Tianjing. Selain itu harus membayar 3 juta tael
untuk kerugian pendagang Inggris. Dalam waktu bersamaan, terjadi pemberontakan.
Diantaranya pemberontakan Taiping (1851-1864), pemberontakan Panthay
(1856-1873), pemberontakan Dungan 1 (1862-1877), dan pemberontakan Boxer
(1900-1901
Belajar
dari kekalahan, langkah yang diambil adalah dengan mempelajari dan mencontoh
kemajuan negara-negara eropa atau dikenal modernisasi Cina. Modernisasi
dilaksanakan meliputi berbagai bidang, seperti kemiliteran, perdagangan,
komunikasi, perkapalan, perkereta apian, perindustrian, dan pendidikan.
Modernisasi ini dilakukan pada tahun 1861.
Pada
tahun 1894-1895 China kembali terlibat perang dengan Jepang. China kembali
kalah, akibatnya Cina harus menyerahkan Pulau Formosa (Taiwan) kepada Jepang.
Masuknya bangsa asing membawa paham-paham baru seperti
nasionalisme dan liberalisme ke wilayah Cina. Kondisi ini selanjutnya mendorong
munculnya kaum terpelajar. Kaum terpelajar inilah yang berusaha memikirkan cara
untuk bangkit menyelamatkan negerinya. Tokoh yang menonjol pada masa ini adalah
Sun Yat Sen (1866-1925). Pada bulan Oktober 1911 Sun Yat Sen mendirikan Kuo Min
Tang (Partai Nasionalis Cina) yang berpusat di Cina bagian selatan
2.2
Proses
Berlangsungnya Revolusi China
a.
Revolusi
Pertama tahun 1911
Ketidakpuasan
bangsa Cina terhadap pemerintahan dinasti Qing semakin memuncak semenjak
kekalahan Dinasti Qing dalam perang Candu pada tahun1842. Kekalahan tersebut
menyebabkan banyak wilayah Cina yang menjadi
pengaruh kekuasaan bangsa asing (Eropa, Amerika, dan Jepang). Hak konsesi dan
hak ekstrateritorial yang dimiliki bangsa asing di Cina seolah –olah
menimbulkan system negara di dalam negara yang menyebabkan Cina menjadi
terpingggirkan.
Ketidakpuasan
bangsa cina berlanjut ketika Dinasti Qing tidak mampu mengatasi masalah-masalah
kemiskinan yang dialami rakyat cina. Sehingga mendorong munculnya gerakan
rakyat yang berusaha untuk menggulingkan Dinasti Qing dan menggantinya dengan
kekuasaan dari bangsa Cina sendiri.
Diantara
berbagai gerakan yang bermunculan di Cina, salah satu gerakan terkemuka
dipimpin oleh SunYat Sen. Beliau merupakan tokoh nasionalis Cina yang
dilahirkan di Desa Xiangshanxian di Propinsi Guangdong pada 12 November 1866.
Sun Yat Sen mendirikan organisasi Dongmenhui yang bertujuan untuk mengusir
bangsa Manchu, merebut kembali China dari bangsa Tionghoa, dan mendirikan suatu
negara yang berbentuk Republik.
Di
Wuchang, pada tanggal 10 Oktober 1911 Sun Yat Sen mengobarkan Revolusi Nasional
dan menandai berakhirnya system kekaisaran di Cina (Wuchang Day). Ia menghendaki pembentukan pemerintahan Cina yang
baru berdasarkan pada paham San Min Chu I
(Tiga Sendi Kedaulatan Rakyat), yang terdiri atas, Nasionalisme, Sosialisme dan
Demokrasi. Setelah terjadinya Revolusi Cina, pada tanggal 29 Desember 1911
kaisar Xuangtong turun dari tahta dan digantikan Sun Yat Sen sebagai presiden
pemerintahan sementara. Kemudian pada 1 Januari 1912 Sun Yat Sen dilantik
menjadi Presiden Republik China di Nanking dan hari itu dinyatakn sebagai hari
berdirinya Republik Cina. Tanggal 12 Februari 1912 adalah tanggal peyerahan kedaulatan dari tangan pemerintah Manchu kepada
bangsa Cina. Dinasti Manchu yang memerintah sejak 1644 M berakhir sudah.
Setelah
Republik Cina berdiri, Sun Yat Sen mengalami kesulitan dalam membangun
pemerintahan yang bersatu dan demokratis. Pemerintahan Manchu dan panglima
perang (Warlord) masih mengontrol Cina Utara dan kaisar masih berkuasa di
Beijing. Untuk mempersatukan Cina Utara dan Cina Selatan, akhirnya ia
bernegoisasi dengan Yuan Shi Kai, seorang komandan tentara kekaisaran
Beijing.Yuan Shi Kai bersedia bekerjasama dengan Sun Yat Sen untuk menyuruh kaisar turun tahta asalkan dia
menjadi presiden pada pemerintahan baru. Demi persatuan rakyat Cina, Sun Yat
Sen setuju untuk melepas jabatan presidennya dan menyerahkannya kepada Yuan
Shi Kai. Pada 15 Februari 1912 Sun Yat Sen secara resmi mundur dari jabatan,
dan Kaisar pun turun tahta. Yuan Shi Kai memproklamasikan dirinya sebagai
presiden sumur hidup, sehingga membuat Sun Yat Sen memulai satu partai politik
baru. Ia pun menuju daerah kanton dan mendirikan partai Kuo Min Tang atau KMT (Partai
Nasionalis).
Pada
tanggal 15 Februari 1912 Yuan Shih Kai menjabat sebagai Presiden Rebublik
China. Pelantikan Yuan Shih Kai sebagai presiden dilakakukan pada tanggal 10
Maret1912. Dalam perkembangannya, Yuan Shih Kai memimpin secara diktator dengan
melarang keberadaan KMT dan ideologi republik. Pada tahun 1915 ketika bertemu
dengan golongan oposisi yang mengambil bagian dalam Revolusi republik, Yuan
Shih Kai merasa bahwa ideologi republik lebih bertahan lama daripada ambisi
pribadi. Ia meninggalkan republik dan mengumumkan restorasi Kekaisaran Cina dan
mengangkat dirinya sebagai Sang Kaisar. Akibatnya sebagian besar Propinsi di Cina
Selatan melepaskan diri dari kekuasaan pemerintahan Beijing. Setelah Yuan Shih
Kai mengumumkan dirinya sebagai kaisar baru di Cina, terjadi revolusi terbuka
yang dilancarkan di provinsi-provinsi China. Provinsi Yunnan menjadi provinsi
petama yang melancarkan revolusi dan diikuti oleh provinsi-provinsi lainnya.
b. Revolusi Kedua pada tahun 1928
Pada
tahun 1916 Yuan Shih Kai wafat, dan meninggalkan kekacaua, terutama di wilyah Cina
Utara. Ia mewariskan kesimpangsiuran perundang-undangan dan angkatan bersenjata
Tentara China Utara tanpa seorang panglima yang diakui sebagai pemimpinnya.
Akibatnya era 1916-1928 di China dikenal sebagi periode warlordisme atau
periode para jendral perang. Selama masa ini para warlord saling
berperang untuk mendapatkan pengaruh kekuasaan.
Sementara
itu di wilayah Cina Selatan Sun Yat Sen masih memiliki pengaruh yang besar.
Dengan bantuan Rusia, Sun Yat Sen mengorganisasi ulang Partai Kuomintang. Ia
pun berusaha mengatasi kekacauan yang terjadi. Keberhasilannya dalam mengatasi
kekacauan mengantarkannya menjadi presiden. Dalam kebijakannya, ia mengizinkan
anggota Partai Komunis untuk bergabung. Ketika Sun Yat-Sen wafat pada tahun
1925, kepemimpinan Cina dan Partai Kuomintang dilanjutkan oleh Chiang
Kai-Shek. Selama masa pemerintahannya ini, pada tahun 1928 Chiang Kai Shek
berhasil menaklukkan para warlord dan menyatukan Cina di bawah
pemerintahan Kuomintang melalui Ekspedisi Utara pada tahun 1926-1928. Keberhasilan
Ciang Kai Shek didukung oleh Partai Komunis Cina atau PKC (Kung Chang Tang) yang
mempengaruhi rakyat (petani di utara) untuk menentang para panglima perang.
Kemudian pada tanggal 10 Oktober 1928 Chiang Kai Shek diangkat menjadi Presiden
Republik Cina di Nanking. Selanjutnya Chiang mengorganisasikan angkatan perang
yang disebut Tentara Revolusi Nasional.
c. Revolusi Cina ketiga pada 1949
Setelah
Sun Yat Sen wafat, Chiang Kai Shek tidak mampu menjaga hubungan baik dengan Partai Komunis Cina. Di bawah kepemimpinan
Chiang, kelompok nasionalis mengobarkan perang saudara melawan Komunis. Mao Zedong
pemimpin partai Komunis Cina pun membentuk pemerintahan yang berkiblat kepada
Uni Soviet. hingga Jepang menyerah kepada sekutu
pada tahun 1945, baik Partai Komunis maupun Partai Kuomintang tidak saling
mempercayai maupun aktif bekerja sama. Perang saudara kembali berlanjut setelah
upaya negosiasi untuk membentuk pemerintahan koalisi pada tahun 1946 mengalami
kegagalan. Pada tahun 1949 kelompok Komunis mengalahkan kelompok Nasionalis,
Mao Zedong kemudian mendirikan negara Republik Rakyat Cina (RRC) yang
berideologi komunis., dan memaksa pemerintah Chiang mundur ke Taiwan,
Chiang
Kai Shek beserta pendukungnya kemudian meninggalkan Cina daratan dan menetap di
Pulau Formosa. Di pulau ini ia meneruskan Republik Cina dengan mendirikan
negara bernama Taiwan dengan ibu kota Taipei Golongan nasioanlis yang tetap
setia turut pindah ke Taiwan. Cina akhirnya dapat dikuasai sepenuhnya oleh
pihak komunis.
Perseturuan
antara PKC dan PKT berakhir sampai tahun 1937ketika kedua belah pihak bersatu
untuk membentuk Front Persatuan Kedua untuk melawan invasi Jepang dan mencegah Jepang
memperluas invasi yang sudah masuk sebelumnya ke Manchuria pada tahun 1931.
Perang Saudara Tiongkok dalam skala penuh berlanjut kembali pada tahun 1946,
setahun setelah berakhirnya pertempuran dengan Jepang. Empat tahun kemudian
terjadi gencatan pertempuran militer besar, dengan baru saja berdirinya
Republik Rakyat Cina yang mengendalikan Cina daratan.
Sampai
saat ini tidak ada gencatan senjata
atau perjanjian damai yang pernah ditandatangani, dan terdapat perdebatan
mengenai apakah perang saudara ini telah berakhir secara resmi. Hubungan Lintas Selat telah terhalang
oleh ancaman militer dan tekanan politik
dan ekonomi, khususnya atas status politik Taiwan, dengan kedua
pemerintahan secara resmi berpegang pada "Kebijakan Satu Cina". Republik Rakyat
Cina secara aktif masih mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan
terus mengancam Republik Cina dengan invasi militer jika Republik Cina secara
resmi mendeklarasikan kemerdekaan dengan mengganti
namanya dan mendapatkan pengakuan internasional sebagai "Republik Taiwan".
Sebaliknya, Republik Cina membalas dengan mengklaim Cina daratan, dan mereka
berdua melanjutkan pertarungan atas pengakuan diplomatik. Saat ini
perang sepertinya terjadi pada front politik dan ekonomi dalam bentuk hubungan
lintas selat; namun, kedua negara
de facto terpisah ini memiliki hubungan ekonomi yang erat
2.3
Pengaruh Revolusi Cina
Revolusi
Cina menyadarkan bangsa-bangsa di dunia terutama di Asia untuk turut mengadakan
perubahan dalam pemerintahannya. Revolusi Cina mampu mengubah pemerintahan
dinasti yang berlanmgsung secara turun temurun menjadi pemerintahan republik.
Akibat
berlangsungnya Revolusi Cina, paham komunis semakin berkembang dan mempengaruhi
peta politik dunia, termasuk Indonesia. Dari Cina, paham komunis menyebar ke
berbagai negara Asia, Seperti Vietnam, Kamboja, dan Indonesia.
Hingga
saat ini komunisme masih melandasi pemerintahan di Republik Rakyat Cina. Sejak
tahun 1949 Partai Komunis Cina menjadi partai tunggal dan berkuasa di Cina.
Akan, tetapi komunisme tidak lagi sepenuhnya diberlakukan di Cina. Dalam bidang
ekonomi saat ini beberapa investor swasta dan asing telah menanamkan modalnya
di Cina. Kondisi ini menunjukkan bahwa komunisme di Cina sedikit mengalami
pergeseran. Meskipun demikian, komunisme tetap mendominasi dalam berbagai segi
kehidupan masyarakat Cina.
Akibat
pertentangan ideology antara golongan komunis dan nasionalis , akhirnya Cina
terpecah menjadi dua bagian, yaitu Cina daratan (RRC) dan Cina kepulauan (Taiwan).
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Cina
adalah salah satu negara di Asia yang mengalami Revolusi. Ada banyak faktor
yang melatarbelakangi terjadinya revolusi di Cina, diantaranya yaitu, dominasi
Inggris di Cina, adanya pemberontakan rakyat Cina karena Dinasti Qing yang
kolot, modernisasi yang dialami Cina, Invasi Jepang dan berkembangnya paham-paham baru.
Revolusi
Cina yang pertama terjadi pada tahun1911. Revolusi ini menggantika system
kekaisaran yang telah berlangsung lama ke bentuk republic. Pada periode ini
pemerintahan dibangun berdasarkan paham San Min Chu I. Revolusi kedua terjadi
pada tahun 1928. Revolusi ini terjadi dibawah Partai Nasionalis Kuo Min Tang
(KMT) yang berhasil membentuk dan menguasai pemerintahan baru menggantikan
pemerintahan panglima perang (Warlord) yang terpecah-pecah dalam masa permulaan
Republik Cina dengan system dominasi satu partai terrorganisir dan terpusat.
Revolusi Cina ketiga terjadi pada tahun 1949. Revolusi ini ditandai dengan
berdirinya pemerintahan baru di Cina daratan, yaitu Republik Rakyat Cina
dibawah Partai Komunis Cina dengan pimpinan Mao Zedong.
Dampak
dari terjadinya revolusi Cina tersebut ada banyak. Untuk Cina sendiri, akibat
revolusi, Cina terpecah menjadi dua karena perbedaan ideology, sehingga dampak
ini mengajarkan bahwa rasa menghargai sangat penting demi menjagha integrasi
bangsa. Dampak lain dari adanya revolusi Cina adalah, menyadarkan negara-negara
di dunia terutama di Asia, turut mengadakan perubahan dalam pemerintahan. Serta
paham komunis semakin berkembang dan mempengaruhi peta politik di dunia.
3.2
Saran
Menyadari
bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, Kedepannya penulis akan lebih
fokus dan detail dalam menjelaskan tentang penulisan di atas dengan
sumber–sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan
untuk perbaikan ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ririn
Darini, Wahjudi Djaja, Ringo, Rahata, Mulyadi.2014.Buku Siswa Sejarah untuk SMA/MA Kelas XI.Klaten:Penerbit Cempaka
Putih
http://madehistoryca.blogspot.co.id/2012/05/sejarah-revolusi-cina.html?m=1 (diakses
Sabtu, 14 Oktober 2017, 09:25 WIB)
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Nanking
(diakses Sabtu, 14 Oktober 2017, 13:20 WIB)
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perang_Candu_Kedua(diakses
Sabtu, 14 Oktober 2017, 13:31 WIB)
http://www.re-tawon.com/2016/01/perang-candu-penyebab-dikuasainya-hong.html?m=1
(diakses Sabtu, 14 Oktober 2017, 14:21 WIB)
http://musyadad69.blogspot.co.id/2014/11/revolusi-cina.html
(diakses
Sabtu, 14 Oktober 2017 18:32 WIB)
http://ellapn.blogspot.co.id/2013/07/reolusi-cina-1911.html(diakses
Sabtu, 14 Oktober 2017 19:02 WIB)
https://id.wikipedia.org/wiki/Sun_Yat-sen
(diakses Minggu, 15 Oktober 2017, 09:32 WIB)
https://id.wikipedia.org/wiki/Chiang_Kai-shek
(diakses Minggu, 15 Oktober 2017, 09:35)
https://id.wikipedia.org/wiki/Mao_Zedong(diakses
Minggu, 15 Oktober 2017, 09:45)
https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Saudara_Tiongkok(diakses
Minggu, 15 Oktober 2017, 10:32 WIB)
Good👌
BalasHapus