Senin, 23 Oktober 2017

Makalah Revolusi Cina


MAKALAH REVOLUSI CINA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Cina adalah Negara yang sangat maju dengan pertumbuhan ekonominya paling tinggi di dunia, Cina dapat mengalahkan Negara-negara yang terlebih dahulu maju, diantaranya adalah German, Inggris, Japan dan bahakan Cina mampu mengalahkan Negara adidaya Amerika yang biasanya selalu berada dalam urutan rangking teratas dalam hal kemajuan dan pertumbuhan ekonomi. Padahal apabila kita melihat sejarah dari Negara Cina, pada abad ke 19-an, Cina hanyalah Negara biasa yang dipandang lemah, dimana Cina merupakan negara tujuan imperialisme negara-negara lain seperti Amerika, Inggris, Prancis dan Jepang.
            Dalam perjalanan sejarahnya, Cina pernah dikuasai dan diperintah oleh berbagai dinasti. Pada masa dinasti, kepala pemerintahan di Cina dipegang oleh seorang kaisar. Salah satu dinasti asing yang pernah menguasai Cina adalah Dinasti Manchu (Dinasti Ching) dari Manchuria yang berkuasa pada tahun 1644-1912. Dinasti ini merupakan dinasti terakhir yang berkuasa di Cina. Rakyat Cina kecewa terhadap  penguasa Manchu yang dinilai bukan dinasti keturunan Cina. Kekecewaan terhadap Dinasti Manchu memuncak setelah bangsa Inggris mengungguli pasukan kaisar dalam perang Candu tahun 1842. Kaisar dinilai lemah dan harus bertanggung jawab atas penderitaan rakyat Cina akibat penjajahan bangsa Eropa, Amerika, dan Jepang. Keadaan ini mendorong munculnya gerakan rakyat yang berusaha menggulingkan dinasti Qing. Pemberontakan pun terjadi dimana-mana dan revolusi pun tidak terelakkan.
Pada makalah ini kami akan mengulas tentang bagaimana perjalan Cina dalam revolusinya yang terjadi sebanyak tiga kali, yang melatar belakanginya, dan dampak dari revolusi yang telah terjadi.
1.2    Rumusan Masalah
1.      Apa yang melatar belakangi terjadinya Revolusi Cina ?
2.      Bagaimana proses berlangsungnya Revolusi Cina ?
3.      Apa pengaruh  Revolusi Cina ?
1.3    Tujuan
1.      Mengetahui latar belakang terjadinya Revolusi Cina
2.      Mengetahui proses berlangsungnya Revolusi Cina
3.      Mengetahui pengaruh revolusi Cina
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Revolusi Cina
Tahun 1800, Inggris menyelundupkan candu ke Cina oleh bangsa Inggris, bangsa barat pertama yang membuka jalan bagi masuknya pengaruh barat di wilayah Cina. Pusat perdagangan candu terdapat di Kota Kanton. Rakyat Cina menjadi korban, dan Inggris mendapat keuntungan sangat besar.
Kaisar memerintah agar perdagangan candu diberantas. Pemberantasan dilakukan di Kota Kanton. Hasilnya 20.000 peti candu milik Inggris seharga $ 90.000.000 dibakar habis. Akibatnya Inggris mengirimkan armada angkatan laut untuk menyerang Nanking. Perang ini dinamakan perang candu I tahun 1839-1842. Dalam perang tersebut Cina mengalami kekalahan dan harus menandatangani perjanjian Nanking. Perjanjian ditanda tangani pada tanggal 29 Agustus 1942 di atas kapal perang Inggris, HMS Cornwallis. Isi perjanjian nanking antara lain 5 pelabuhan China dibuka untuk perdagangan bangsa asing(Caton, Amoy, Foochow, Ningpo, Shanghai) , Inggris memperoleh wilayah Nangkong, dan Inggris memperoleh hak ekstrateritorial (hak untuk hidup di bawah hukum negara asalnya). Disamping itu Inggris juga menerima ganti rugi sebesar 21 juta dolar dan jika tidak mencicil tepat waktu dikenakan bunga 5% per tahun. Rentetan diawali dengan kekalahan Dinasti Qing pada perang candu I
Selanjutnya pada tahun 1856-1860 terjadi perang candu II. Perang ini terjadi antara Dinasti Qing melawan Inggris dan Prancis. Perang tersebut adalah perang antara Britania raya dan kekaisaran Perancis kedua melawan Dinasti Qing di Tiongkok. Penyebab perang candu II yaitu Dinasti Qing menolak permintaan Inggris agar para awak kapal Arrow dibebaskan. Akibatnya Inggris menembaki benteng dan kapal Qing pada bulan Oktober sampai bulan November tahun 1856. Dalam perang melawan China Perancis pun terlibat. Semua itu karena pada saat Inggris menembaki benteng dan kapal Dinasti Qing, Inggris menghubungi Rusia, AS,  dan Perancis untuk membantu Inggris. Namun hanya Perancis yang menyetujui. Perancis menyetujui karena ingin membalas tindakan Dinasti Qing yang membunuh misionaris August Chapdelaine atas tuduhan menyebarkan agama tanpa izin dan bekerja sama dengan pemberontak kristen taiping. Dalam perang ini Dinasti Qing mengalami kekalahan. Cina kembali menanda tangani perjanjian Tianjing. Selain itu harus membayar 3 juta tael untuk kerugian pendagang Inggris. Dalam waktu bersamaan, terjadi pemberontakan. Diantaranya pemberontakan Taiping (1851-1864), pemberontakan Panthay (1856-1873), pemberontakan Dungan 1 (1862-1877), dan pemberontakan Boxer (1900-1901
Belajar dari kekalahan, langkah yang diambil adalah dengan mempelajari dan mencontoh kemajuan negara-negara eropa atau dikenal modernisasi Cina. Modernisasi dilaksanakan meliputi berbagai bidang, seperti kemiliteran, perdagangan, komunikasi, perkapalan, perkereta apian, perindustrian, dan pendidikan. Modernisasi ini dilakukan pada tahun 1861.
Pada tahun 1894-1895 China kembali terlibat perang dengan Jepang. China kembali kalah, akibatnya Cina harus menyerahkan Pulau Formosa (Taiwan) kepada Jepang.
            Masuknya bangsa asing membawa paham-paham baru seperti nasionalisme dan liberalisme ke wilayah Cina. Kondisi ini selanjutnya mendorong munculnya kaum terpelajar. Kaum terpelajar inilah yang berusaha memikirkan cara untuk bangkit menyelamatkan negerinya. Tokoh yang menonjol pada masa ini adalah Sun Yat Sen (1866-1925). Pada bulan Oktober 1911 Sun Yat Sen mendirikan Kuo Min Tang (Partai Nasionalis Cina) yang berpusat di Cina bagian selatan
2.2    Proses Berlangsungnya Revolusi China
a.      Revolusi Pertama tahun 1911
Ketidakpuasan bangsa Cina terhadap pemerintahan dinasti Qing semakin memuncak semenjak kekalahan Dinasti Qing dalam perang Candu pada tahun1842. Kekalahan tersebut menyebabkan  banyak wilayah Cina yang menjadi pengaruh kekuasaan bangsa asing (Eropa, Amerika, dan Jepang). Hak konsesi dan hak ekstrateritorial yang dimiliki bangsa asing di Cina seolah –olah menimbulkan system negara di dalam negara yang menyebabkan Cina menjadi terpingggirkan.
Ketidakpuasan bangsa cina berlanjut ketika Dinasti Qing tidak mampu mengatasi masalah-masalah kemiskinan yang dialami rakyat cina. Sehingga mendorong munculnya gerakan rakyat yang berusaha untuk menggulingkan Dinasti Qing dan menggantinya dengan kekuasaan dari bangsa Cina sendiri.
Diantara berbagai gerakan yang bermunculan di Cina, salah satu gerakan terkemuka dipimpin oleh SunYat Sen. Beliau merupakan tokoh nasionalis Cina yang dilahirkan di Desa Xiangshanxian di Propinsi Guangdong pada 12 November 1866. Sun Yat Sen mendirikan organisasi Dongmenhui yang bertujuan untuk mengusir bangsa Manchu, merebut kembali China dari bangsa Tionghoa, dan mendirikan suatu negara yang berbentuk Republik.
Di Wuchang, pada tanggal 10 Oktober 1911 Sun Yat Sen mengobarkan Revolusi Nasional dan menandai berakhirnya system kekaisaran di Cina (Wuchang Day). Ia menghendaki pembentukan pemerintahan Cina yang baru berdasarkan pada paham San Min Chu I (Tiga Sendi Kedaulatan Rakyat), yang terdiri atas, Nasionalisme, Sosialisme dan Demokrasi. Setelah terjadinya Revolusi Cina, pada tanggal 29 Desember 1911 kaisar Xuangtong turun dari tahta dan digantikan Sun Yat Sen sebagai presiden pemerintahan sementara. Kemudian pada 1 Januari 1912 Sun Yat Sen dilantik menjadi Presiden Republik China di Nanking dan hari itu dinyatakn sebagai hari berdirinya Republik Cina. Tanggal 12 Februari 1912 adalah tanggal peyerahan kedaulatan dari tangan pemerintah Manchu kepada bangsa Cina. Dinasti Manchu yang memerintah sejak 1644 M berakhir sudah.
Setelah Republik Cina berdiri, Sun Yat Sen mengalami kesulitan dalam membangun pemerintahan yang bersatu dan demokratis. Pemerintahan Manchu dan panglima perang (Warlord) masih mengontrol Cina Utara dan kaisar masih berkuasa di Beijing. Untuk mempersatukan Cina Utara dan Cina Selatan, akhirnya ia bernegoisasi dengan Yuan Shi Kai, seorang komandan tentara kekaisaran Beijing.Yuan Shi Kai bersedia bekerjasama dengan Sun Yat Sen  untuk menyuruh kaisar turun tahta asalkan dia menjadi presiden pada pemerintahan baru. Demi persatuan rakyat Cina, Sun Yat Sen setuju untuk melepas jabatan presidennya dan menyerahkannya kepada Yuan Shi Kai. Pada 15 Februari 1912 Sun Yat Sen secara resmi mundur dari jabatan, dan Kaisar pun turun tahta. Yuan Shi Kai memproklamasikan dirinya sebagai presiden sumur hidup, sehingga membuat Sun Yat Sen memulai satu partai politik baru. Ia pun menuju daerah kanton dan mendirikan partai Kuo Min Tang atau KMT (Partai Nasionalis).
Pada tanggal 15 Februari 1912 Yuan Shih Kai menjabat sebagai Presiden Rebublik China. Pelantikan Yuan Shih Kai sebagai presiden dilakakukan pada tanggal 10 Maret1912. Dalam perkembangannya, Yuan Shih Kai memimpin secara diktator dengan melarang keberadaan KMT dan ideologi republik. Pada tahun 1915 ketika bertemu dengan golongan oposisi yang mengambil bagian dalam Revolusi republik, Yuan Shih Kai merasa bahwa ideologi republik lebih bertahan lama daripada ambisi pribadi. Ia meninggalkan republik dan mengumumkan restorasi Kekaisaran Cina dan mengangkat dirinya sebagai Sang Kaisar. Akibatnya sebagian besar Propinsi di Cina Selatan melepaskan diri dari kekuasaan pemerintahan Beijing. Setelah Yuan Shih Kai mengumumkan dirinya sebagai kaisar baru di Cina, terjadi revolusi terbuka yang dilancarkan di provinsi-provinsi China. Provinsi Yunnan menjadi provinsi petama yang melancarkan revolusi dan diikuti oleh provinsi-provinsi lainnya.
b.      Revolusi Kedua pada tahun 1928
Pada tahun 1916 Yuan Shih Kai wafat, dan meninggalkan kekacaua, terutama di wilyah Cina Utara. Ia mewariskan kesimpangsiuran perundang-undangan dan angkatan bersenjata Tentara China Utara tanpa seorang panglima yang diakui sebagai pemimpinnya. Akibatnya era 1916-1928 di China dikenal sebagi periode warlordisme atau periode para jendral perang. Selama masa ini para warlord  saling berperang untuk mendapatkan pengaruh kekuasaan.
Sementara itu di wilayah Cina Selatan Sun Yat Sen masih memiliki pengaruh yang besar. Dengan bantuan Rusia, Sun Yat Sen mengorganisasi ulang Partai Kuomintang. Ia pun berusaha mengatasi kekacauan yang terjadi. Keberhasilannya dalam mengatasi kekacauan mengantarkannya menjadi presiden. Dalam kebijakannya, ia mengizinkan anggota Partai Komunis untuk bergabung. Ketika Sun Yat-Sen wafat pada tahun 1925, kepemimpinan  Cina dan Partai Kuomintang dilanjutkan oleh Chiang Kai-Shek. Selama masa pemerintahannya ini, pada tahun 1928 Chiang Kai Shek berhasil menaklukkan para warlord dan menyatukan Cina di bawah pemerintahan Kuomintang melalui Ekspedisi Utara pada tahun 1926-1928. Keberhasilan Ciang Kai Shek didukung oleh Partai Komunis Cina atau PKC (Kung Chang Tang) yang mempengaruhi rakyat (petani di utara) untuk menentang para panglima perang. Kemudian pada tanggal 10 Oktober 1928 Chiang Kai Shek diangkat menjadi Presiden Republik Cina di Nanking. Selanjutnya Chiang mengorganisasikan angkatan perang yang disebut Tentara Revolusi Nasional.
c.       Revolusi Cina ketiga pada 1949
Setelah Sun Yat Sen wafat, Chiang Kai Shek tidak mampu menjaga hubungan baik dengan Partai Komunis Cina. Di bawah kepemimpinan Chiang, kelompok nasionalis mengobarkan perang saudara melawan Komunis. Mao Zedong pemimpin partai Komunis Cina pun membentuk pemerintahan yang berkiblat kepada Uni Soviet. hingga Jepang menyerah kepada sekutu pada tahun 1945, baik Partai Komunis maupun Partai Kuomintang tidak saling mempercayai maupun aktif bekerja sama. Perang saudara kembali berlanjut setelah upaya negosiasi untuk membentuk pemerintahan koalisi pada tahun 1946 mengalami kegagalan. Pada tahun 1949 kelompok Komunis mengalahkan kelompok Nasionalis, Mao Zedong kemudian mendirikan negara Republik Rakyat Cina (RRC) yang berideologi komunis., dan memaksa pemerintah Chiang mundur ke Taiwan,
Chiang Kai Shek beserta pendukungnya kemudian meninggalkan Cina daratan dan menetap di Pulau Formosa. Di pulau ini ia meneruskan Republik Cina dengan mendirikan negara bernama Taiwan dengan ibu kota Taipei Golongan nasioanlis yang tetap setia turut pindah ke Taiwan. Cina akhirnya dapat dikuasai sepenuhnya oleh pihak komunis.
Perseturuan antara PKC dan PKT berakhir sampai tahun 1937ketika kedua belah pihak bersatu untuk membentuk Front Persatuan Kedua untuk melawan invasi Jepang dan mencegah Jepang memperluas invasi yang sudah masuk sebelumnya ke Manchuria pada tahun 1931. Perang Saudara Tiongkok dalam skala penuh berlanjut kembali pada tahun 1946, setahun setelah berakhirnya pertempuran dengan Jepang. Empat tahun kemudian terjadi gencatan pertempuran militer besar, dengan baru saja berdirinya Republik Rakyat Cina yang mengendalikan Cina daratan.
Sampai saat ini tidak ada gencatan senjata atau perjanjian damai yang pernah ditandatangani, dan terdapat perdebatan mengenai apakah perang saudara ini telah berakhir secara resmi. Hubungan Lintas Selat telah terhalang oleh ancaman militer dan tekanan politik dan ekonomi, khususnya atas status politik Taiwan, dengan kedua pemerintahan secara resmi berpegang pada "Kebijakan Satu Cina". Republik Rakyat Cina secara aktif masih mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan terus mengancam Republik Cina dengan invasi militer jika Republik Cina secara resmi mendeklarasikan kemerdekaan dengan mengganti namanya dan mendapatkan pengakuan internasional sebagai "Republik Taiwan". Sebaliknya, Republik Cina membalas dengan mengklaim Cina daratan, dan mereka berdua melanjutkan pertarungan atas pengakuan diplomatik. Saat ini perang sepertinya terjadi pada front politik dan ekonomi dalam bentuk hubungan lintas selat; namun, kedua negara de facto terpisah ini memiliki hubungan ekonomi yang erat
2.3 Pengaruh Revolusi Cina
Revolusi Cina menyadarkan bangsa-bangsa di dunia terutama di Asia untuk turut mengadakan perubahan dalam pemerintahannya. Revolusi Cina mampu mengubah pemerintahan dinasti yang berlanmgsung secara turun temurun menjadi pemerintahan republik.
Akibat berlangsungnya Revolusi Cina, paham komunis semakin berkembang dan mempengaruhi peta politik dunia, termasuk Indonesia. Dari Cina, paham komunis menyebar ke berbagai negara Asia, Seperti Vietnam, Kamboja, dan Indonesia.
Hingga saat ini komunisme masih melandasi pemerintahan di Republik Rakyat Cina. Sejak tahun 1949 Partai Komunis Cina menjadi partai tunggal dan berkuasa di Cina. Akan, tetapi komunisme tidak lagi sepenuhnya diberlakukan di Cina. Dalam bidang ekonomi saat ini beberapa investor swasta dan asing telah menanamkan modalnya di Cina. Kondisi ini menunjukkan bahwa komunisme di Cina sedikit mengalami pergeseran. Meskipun demikian, komunisme tetap mendominasi dalam berbagai segi kehidupan masyarakat Cina.
Akibat pertentangan ideology antara golongan komunis dan nasionalis , akhirnya Cina terpecah menjadi dua bagian, yaitu Cina daratan (RRC) dan Cina kepulauan (Taiwan).

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Cina adalah salah satu negara di Asia yang mengalami Revolusi. Ada banyak faktor yang melatarbelakangi terjadinya revolusi di Cina, diantaranya yaitu, dominasi Inggris di Cina, adanya pemberontakan rakyat Cina karena Dinasti Qing yang kolot, modernisasi yang dialami Cina, Invasi Jepang  dan berkembangnya paham-paham baru.
Revolusi Cina yang pertama terjadi pada tahun1911. Revolusi ini menggantika system kekaisaran yang telah berlangsung lama ke bentuk republic. Pada periode ini pemerintahan dibangun berdasarkan paham San Min Chu I. Revolusi kedua terjadi pada tahun 1928. Revolusi ini terjadi dibawah Partai Nasionalis Kuo Min Tang (KMT) yang berhasil membentuk dan menguasai pemerintahan baru menggantikan pemerintahan panglima perang (Warlord) yang terpecah-pecah dalam masa permulaan Republik Cina dengan system dominasi satu partai terrorganisir dan terpusat. Revolusi Cina ketiga terjadi pada tahun 1949. Revolusi ini ditandai dengan berdirinya pemerintahan baru di Cina daratan, yaitu Republik Rakyat Cina dibawah Partai Komunis Cina dengan pimpinan Mao Zedong.
Dampak dari terjadinya revolusi Cina tersebut ada banyak. Untuk Cina sendiri, akibat revolusi, Cina terpecah menjadi dua karena perbedaan ideology, sehingga dampak ini mengajarkan bahwa rasa menghargai sangat penting demi menjagha integrasi bangsa. Dampak lain dari adanya revolusi Cina adalah, menyadarkan negara-negara di dunia terutama di Asia, turut mengadakan perubahan dalam pemerintahan. Serta paham komunis semakin berkembang dan mempengaruhi peta politik di dunia.  
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, Kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang penulisan di atas dengan sumber–sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat diharapkan untuk perbaikan ke depannya.


DAFTAR PUSTAKA
Ririn Darini, Wahjudi Djaja, Ringo, Rahata, Mulyadi.2014.Buku Siswa Sejarah untuk SMA/MA Kelas XI.Klaten:Penerbit Cempaka Putih
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perjanjian_Nanking (diakses Sabtu, 14 Oktober 2017, 13:20 WIB)
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perang_Candu_Kedua(diakses Sabtu, 14 Oktober 2017, 13:31 WIB)
http://musyadad69.blogspot.co.id/2014/11/revolusi-cina.html (diakses Sabtu, 14 Oktober 2017 18:32 WIB)
http://ellapn.blogspot.co.id/2013/07/reolusi-cina-1911.html(diakses Sabtu, 14 Oktober 2017 19:02 WIB)
https://id.wikipedia.org/wiki/Sun_Yat-sen (diakses Minggu, 15 Oktober 2017, 09:32 WIB)
https://id.wikipedia.org/wiki/Chiang_Kai-shek (diakses Minggu, 15 Oktober 2017, 09:35)
https://id.wikipedia.org/wiki/Mao_Zedong(diakses Minggu, 15 Oktober 2017, 09:45)
https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Saudara_Tiongkok(diakses Minggu, 15 Oktober 2017, 10:32 WIB)

1 komentar: