Tampilkan postingan dengan label IPA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label IPA. Tampilkan semua postingan

Minggu, 03 Oktober 2021

MAKALAH : SISTEM ORGAN GERAK PADA MANUSIA

 

MAKALAH

SISTEM ORGAN GERAK PADA MANUSIA

Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Alam

 

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan dan tercurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehinga penulis mampu untuk menyelesaikan makalah ini sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Konsep Dasar IPA dengan judul “Sistem Organ Gerak pada Manusia”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik. Dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini, khususnya kepada dosen pengampu yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.

Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat. Terima kasih.

 

    Blitar, 03 Februari 2020

 

       Penulis

 

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.. ii

DAFTAR ISI. iii

BAB I. 1

PENDAHULUAN.. 1

A.   Latar Belakang. 1

B.    Rumusan Masalah. 1

C.    Tujuan. 1

BAB II. 2

PEMBAHASAN.. 2

A.   Sistem Organ Gerak pada Manusia. 2

B.    Mekanisme Sistem Gerak pada Manuisa. 13

C.    Upaya Menajaga Kesehatan Sisten Oran Gerak pada Manusia. 16

D.   Penyakit dan Kelainan pada Sistem Organ Gerak Manusia. 17

BAB III. 20

PENUTUP. 20

A.   Kesimpulan. 20

B.    Saran. 21

DAFTAR RUJUKAN.. 22

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Manusia adalah makhuk hidup yang diciptakan secara sempurna oleh Tuhan yang Maha Esa dengan di karuniai tubuh yang tersusun dari bermacam-macam organ. Oragn-organ tersebut memiliki setiap fungsinya masing-masing. Salah satunya adalah sistem oran yang selalu menggerakkan tubuh manusia. Sering kali manusia bergerak dengan tubuhnya tetapi tidak menyadari bahwa terdapat sistem yang mempergerakkan tubuh tersebut.

Banyak sistem yang menyusun tubuh ini untuk membantu manusia melakukan aktivitas gerak, seperti otot, tulang, rangka dan daging. Tanpa bantuan dari organ-organ tersebut dapat dipastikan manusia tidak akan mampu bergerak. Begitu juga dengan hewan dan tumbuhan , yang memiliki organ-organ tertenntu yang membantunya untuk bergerak.

Ketidaksadaran manusia terhadap sistem organ gerak yang dimilikinya membuat manusia bertindak sembarangan. Mereka tidak memperhatikan gerakan atau posisi tubuh yang baik dalam melakukan aktivitas sehinga muncul kelainan-kelainan atau penyakit yang menyerang sistem gerak tubuh pada manusia. Kelainan tersebut mengakibatkan tubuh manusia menjadi tidak sempurna lagi dan aktivitas gerak manusia menjadi terbatas.

Untuk itu, penting bagi setiap orang memahami bahwa manusia tersusun dari berbagai organ tubuh yang membantunya untuk hidup, dan salah satunya organ sistem gerak. Perlu sekali pengenalan organ sistem gerak ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan agar manusia tidak ceroboh lagi dalam beraktivitas. Sehingga terwujud manusia sehat tanpa kelainan pada sistem geraknya.

B.  Rumusan Masalah

1.      Bagaiman konsep sistem organ gerak pada manusia?

2.      Bagaimana mekanisme sistem gerak pada manusia?

3.      Bagaimana upaya menjaga kesehatan sistem organ gerak pada manusia?

4.      Apa saja penyakit atau kelainan pada sistem organ gerak manusia?

C.  Tujuan

1.      Menetahui konsep sistem organ gerak pada manusia

2.      Mengetahui mekanisme sistem gerak pada manusia

3.      Mengetahui upaya menjaga kesehatan sistem organ gerak pada manusia

4.      Mengetahui penyakit atau kelainan pada sistem organ gerak manusia

BAB II

PEMBAHASAN

A.      Sistem Organ Gerak pada Manusia

1.       Pengertian gerak

Gerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup yang bertujuan untuk melaksanakan kegiatan hidupnya. Gerak adalah perubahan posisi tubuh atau perpindahan yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh sebagai respon yang diberikan terhadap rangsangan dari lingkungan dan akibat adanya pertumbuhan. Tubuh manusia terdiri dari organ-organ dan kerangka yang tersusun rapi dari organ-organ dan kerangka yang tersusun rapi dari bawah hingga atas, dari kaki hingga kepala. Dari susunan tubuh inilah manusia bias melakukan berbagai aktifitas ringan hingga berat.

Gerak pada manusia menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak. Sistem gerak merupakan satu kesatuan yang komplek dengan tujuan untuk mencapai suatu system yaitu gerak. Dalam penyusunannya gerak pada tubuh menggunakan organ-organ penting sebagai penunjang untuk melakukan gerak tersebut, yang meliputi otot, sendi, tulang, dan juga rangka. Jadi system gerak pada tubuh manusia adalah satu kesatuan komplek yang tersusun dari otot, sendi, rangka, dan tulang yang saling bekerjasama dengan tujuan mencapai suatu system yang di inginkan manusia yang disebut gerak manusia.

2.      Alat Gerak Manusia

Manusia dapat bergerak karena memiliki alat gerak. Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia ada 2 macam yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak.

a). Alat Gerak Pasif

 Tulang merupakan alat gerak pasif. Tulang-tulang yang tersusun sedemikian rupa dengan sistem tertentu disebut rangka. Tulang berfungsi memberi bentuk, sebagai penopang tubuh, melindungi organ-organ dalam, dan sebagai tempat melekatnya otot. Tulang-tulang  yang bergabung menjadi satu kesatuan disebut rangka atau skeleton.

a. Fungsi rangka sebagai berikut

a.       Sebagai alat gerak

b.      Memberi bentuk tubuh,

c.       Menegakkan dan menguatkan tubuh

d.      Tempat melekatnya otot-otot tubuh

e.       Tempat pembentukan sel darah dan penimbunan mineral

f.       Melindungi organ-organ penting di dalam tubuh (otak,sumsum tulang belakang,  jantung dan paru-paru)

b. Bagian-bagian kerangka manusia

                 Kerangka manusia terdiri atas tiga bagian, yakni rangka kepala (tengkorak), rangka badan, dan rangka anggota gerak.

1)      Rangka kepala

Rangka kepala disebut juga tengkorak. Tulang tengkorak berbentuk bulat, Rangka kepala terdiri atas dua bagian, yakni bagian depan dan bagian belakang. Rangka kepala bagian depan terdiri atas tulang dahi, tulang hidung, tulang pipi, tulang rahang atas, dan tulang rahang bawah. Tulang-tulang tersebut membentuk dasar wajah manusia. Bentuk wajah manusia juga dipengaruhi oleh daging atau otot. Oleh karena itu, wajah manusia berbeda-beda. Ada tulang lonjong, dan ada yang persegi. Sedangkan rangka kepala bagian belakang berbentuk tempurung kepala. Tulang tengkorak disusun oleh beberapa buah tulang yang dihubungkan oleh sendi mati. 

2)      Rangka badan

Rangka badan terdiri atas tulang leher, tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, tulang bahu (belikat), tulang ekor, tulang duduk, dan tulang panggul. Tulang belakang terdiri atas 33 ruas tulang : tulang leher 7 ruas, tulang punggung 12 ruas, tulang pinggang 5 ruas, tulang kelangkang 5 ruas, dan tulang ekor 4 ruas.

3)      Tulang anggota gerak

Tulang anggota gerak terdiri atas tulang anggota gerak atas, yaitu tulang tangan, dan tulang anggota gerak bawah, yaitu kaki. Disebut tulang gerak karena tulang-tulang ini merupakan pembentuk gerak utama tubuh. Misalnya memegang, mengangkat, berlari, melompat, dan lain-lain. Tulang tangan terdiri atas tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil, dan tulang tapak tangan. Tulang kaki terdiri atas tulang paha, tulang betis, tulang kering, dan tulang tapak kaki.

 c. Pembagian tulang

Rangka manusia terdiri atas kurang lebih 206 tulang. Tulang rangka dibedakan menjadi beberapa bagian berdasarkan letaknya, terhadap sumbu tubuh, berdasar jaringan penyusun dan sifat-sifat fisik, serta berdasarkan bentuknya.

1)      Berdasarkan letaknya rangka dibedakan menjadi 2 jenis:

a).Rangka Aksial

Rangka aksial adalah tulang yang  berada di bagian tengah sumbu tubuh. Rangka aksial terdiri atas tulang kepala (tengkorak), ruas-ruas tulang belakang (vertebrae), tulang dada (sternum), dan tulang rusuk (kosta). Rangka apendikular terdiri atas gelang bahu, anggota gerak atas (tungkai atas), gelang panggul, dan anggota gerak bawah (tungkai bawah).

b). Rangka Apendikular

Rangka apendikular adalah tulang yang berada di bagian tepi dari sistem rangka aksial. Rangka apendikular meliputi anggota gerak tubuh Rangka apendikular dapat dikelompokkan menjadi gelang bahu, tulang anggota gerak atas, gelang panggul, dan tulang anggota gerak bawah (Kurnadi, 1992: 148)

2) Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisik

Tulang berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisik dibedakan menjadi tulang rawan/tulang muda/cartilago dan tulang keras/tulang sejati/osteon

a)      Tulang rawan/Kartilago

Tulang rawan terdiri dari sel-sel tulang rawan.Sel-sel tulang rawan disebut kondrosit. Kondrosit terbentuk dari sel-sel tulang rawan muda (kondroblas). Kondrosit terdapat dalam ruangan yang disebut lakuna. Kondroblas menghasilkan matrik berupa kondrin.

Tulang rawan ada 3 tipe yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan fibrosa, dan tulang rawan elastis.

a)         Tulang rawan hialin bersifat kuat dan elastik serta berwarna kebiru-biruan, contoh tulang hidung, trakea, laring, dan ujung-ujung tulang rusuk.

b)        Tulang rawan fibrosa (serat) bersifat keras dan bewarna putih, contoh tulang tempurung lutut dan ruas tulang belakang.

c)         Tulang rawan elastik bersifat fleksibel dan elastic serta berwarna kuning, contoh daun telinga dan epiglotis.

Tulang rawan bersifat lentur serta terdiri atas sel-sel tulang rawanyang dapat menghasilkan matriks berupa kondrin. Pada anak-anak, tulang rawan berasal dari sel  mesenkim dan banyak mengandung kodroblas. Pada orang dewasa banyak mengandung matriks. Tulang rawan pada orang dewasa dibentuk oleh perikondrium (selaput tulang rawan) yang mengandung kondroblas. Tulang rawan berbentuk tidak teratur.

b)      Tulang Keras (Osteon)

Tulang keras tersusun atas sel-sel tulang yang disebut osteosit. Tulang keras berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Sel tulang keras (osteosit) terbentuk dari osteoblas (sel tulang muda). Osteosit terdapat dalam ruangan yang disebut lakuna. Antar lakuna tersebut dihubungkan oleh kanalikuli yang berisi sitoplasma dan pembuluh darah. Kanalikuli berfungsi memenuhi kebutuhan nutrisi osteosit.

Tulang keras dibedakan menjadi dua yaitu tulang kompak (tulang padat) dan tulang spons (tulang berongga).Contoh tulang kompak terdapat pada tulang pipa, sedangkan contoh tulang spons terdapat pada bagian epifisis tulang pipa. Matriks tulang keras (tulang kompak) mengandung zat kapur, fosfat, dan serabut kolagen. Adapun matriks tulang spons mengandung sumsum tulang atau sel-sel lemak.

 

3) Berdasarkan bentuknya

Tulang berdasarkan  bentuk terbagi 3 macam, yaitu :

a)      Tulang pipa/panjang


Tulang ini pada umumnya berbentuk tabung, berongga dan memanjang. Pada kedua bagian ujungnya terjadi perluasan tulang. Fungsi dari perluasan ini untuk berhubungan dengan tulang yang lain. Pada rongga tulang ini berisi sumsum kuning dan lemak. Tulang pipa berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah.

Tulang  pipa terbagi menjadi 3 bagian yaitu epifise yaitu bagian dikedua ujung tulang yang berbentuk bonggol/membulat, kemudian bagian tengah tulang yang disebut diafise. Daerah antara diafise dengan epifise terdapat cakraepifise  yang tepatnya lebih mengarah pada dekat ujung epifise yang tersusun dari cartilago yang aktif membelah pada usia pertumbuhan. Pada orang dewasa cakraepifise ini sudah menulang. Tulang pipa dijumpai pada tulang paha, tulang lengan atas, tulang jari tangan          

b)      Tulang pipih


Tulang pipih berbentuk gepeng memipih, tipis. Tulang ini tersusun dari 2 buah lempengan tulang kompak dan tulang spons. Tulang pipih berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih. Rongga diantara kedua lempengan tulang tersebut terisi sumsum merah. Tulang pipih dapat dijumpai pada tulang belikat, tulang dada, tulang rusuk

 

 

c)      Tulang pendek


Tulang pendek berbentuk bulat dan pendek tidak beraturan atau silinder kecil. Rongga tulang pendek berisi sumsum merah. Tulang pendek berfungsi sebagai tempat pembentukan sel darah merah dan sel darah putih. Tulang pendek dapat dijumpai pada ruas-ruas tulang belakang, tulang pergelangan tangan, tulang pergelangan kaki

d.      Proses Pembentukan Tulang

Rangka manusia terbentuk pada akhir bulan kedua atau awal bulan ketiga pada waktu pembentukan embrio.Pembentukan tulang terjadi segera setelah terbentuknya tulang rawan (kartilago) yang dihasilkan dari sel-sel mesenkim.sel-sel tulang terbentuk dari bagian dalam ke bagian luar.Urutan pembentukan tulang (osifikasi) sebagai berikut.

a.    Bagian dalam tulang rawan pada embrio berisi banyak osteoblas.

b.    Osteoblas membentuk osteosit. Osteosit tersusun melingkar membentuk system Hevars. Di tengah system Hevars terdapat saluran Hervars yang mengandung banyak pembuluh darah dan serabut saraf.

c.    Osteosit menyekresikan zat protein yang akan menjadi matriks tulang, selanjutnya, osteosit akan mendapat tambahan senyawa kalsium dan fosfat yang akan membuat tulang mengeras.

d.   Selama terjadi penulangan (osifikasi) bagian antara epifisis dan diafisis membentuk cakra epifisis. Cakra epifisis berupa tulang rawan yang mengandung banyak osteoblas.

e.    Bagian cakra epifisis terus mengalami penulangan yang mengakibatkan tulang memanjang.

f.     Di bagian tengan tulang pipa terdapat osteoklas yang merusak tulang. Akibatnya tulang tersebut menjadi berongga dan terisi oleh sumsum tulang.

e.   Persendian

     Pada kerangka tubuh manusia terdapat kurang lebih 200 tulang yang saling berhubungan. Hubungan antar tulang disebut sendi atau artikulasi. Pada sistem gerak manusia, persendian mempunyai peranan penting dalam proses terjadinya gerak.

Menurut sifat gerakannya persendian (sendi) dapat dibedakan menjadi tiga (3 macam) yaitu :

1)      Sinartrosis (Sendi Mati)

Persendian yang tidak memiliki celah sendi sehingga tidak memungkinkan terjadinya pergerakkan, misalnya persendian antar tulang tengkorak.

2)      Amfiartrosis (Sendi Kaku)

                 Persendian yang terdiri dari ujung-ujung tulang rawan, sehingga masih memungkinkan terjadinya gerak yang sifatnya kaku, misalnya persendian antara ruas- ruas tulang sendi kaku

3)      Diartrosis (Sendi Gerak)

Persendian yang terjadi pada tulang satu dengan tulang yang lain tidak dihubungkan dengan jaringan sehingga terjadi gerakan yang bebas. Sendi gerak dapat dibedakan menjadi 6 macam, diantaranya :

a)      Sendi Engsel

Hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan hanya satu arah saja. Contohnya :  persendian antara tulang paha dengan tulang betis, persendian antara tulang lengan dengan tulang hasta

b)      Sendi pelana/sendi sellaris

Hubungan antar tulang yang memungkinkan  gerakan kedua arah. Contohnya : persendian pada ibu jari tangan, persendian antara tulang pergelangan tangan dengan tulang tapak tangan

c)      Sendi putar

Hubungan antar tulang yang memungkinkan salah satu tulang berputar terhadap tulang yang lain sebagai porosnya. Contohnya : persendian antara tulang leher dengan tulang atlas, persendian antara hasta dengan tulang pengumpil

 

d)     Sendi peluru/endartrosis

Sendi peluru

Hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan ke segala arah/gerakan bebas. Contohnya: antara gelang bahu dengan tulang lengan atas persendian antara gelang panggul dengan tulang paha

e)         Sendi luncur


Hubungan antara tulang yang menghasilkan gerakan badan dapat melengkung ke depan dan ke belakang ataupun gerak memutar badan. Contoh sendi luncur adalah hubungan antar tulang pada pergelangan kaki

f)         Sendi geser

Hubungan antara tulang yang menghasilkan gerak menggeser. Contoh sendi geser adalah hubungan antar tulang belakang. (Retnaningati dan Omegawati, 2013:81) 


b). Alat Gerak Aktif

1. Otot

Tulang adalah alat gerak pasif, sedangkan otot adalah alat gerak aktif. Tulang berfungsi menunjang pergerakan otot ketika otot berkontraksi atau berelaksasi. Dalam keseharian, otot lebih dikenal sebagai daging. Berdasarkan letaknya, dalam tubuh manusia terdapat lebih kurang 600 jenis otot yang berbeda. Otot tidak hanya menggerakkan rangka, tetapi juga menggerakkan organ-organ tertentu dalam tubuh. Misalnya, jantung, usus, dan lambung. Kerja otot juga mengakibatkan membesar dan mengecilnya rongga dada, tempat paru-paru berada. Otot juga bisa bergerak seirama dan tidak seirama.

Ada tiga karakter yang dimiliki otot, yaitu sebagai berikut

a.                Kontraksibilitas, adalah kemampuan otot untuk memendek. Ketika memendek, otot berkontraksi. Jika otot menempel pada tulang, otot akan menarik tulang tersebut.

b.             Ekstensibilitas, adalah kemampuan otot untuk memanjang melebihi ukuran semula. Pada saat otot memanjang, otot berelaksasi.

c.              Elastisitas, adalah kemampuan otot untuk kembali ke bentuk semula, setelah mengalami pemanjangan atau pemendekan.         

Otot kita bisa mengalami kejang atau kram. Hal ini terjadi jika otot kita bergerak terus-menerus.kejanag otot juga bisa terjadi jika kita berolahraga berat tanpa melakukan pemanasan terlebih dahulu.

2        Bentuk Otot

Bentuk otot manusia memanjang dan bagian tenahnya mengelembun. Kedua ujunnya mengecil seperti tali (tendon)dan menempel pada dua tulang yang berbeda. Otot terdiri dari helai-helai otot yang di dalamnya terdapat serat-serat otot.

3. Klasifikasi Otot

Berdasarkan morfologi, cara kerja, dan lokasinya dalam tubuh, otot dapat dibagi menjadi tiga jenis.

a.       Otot Lurik

Seperti halnya tulang, otot memiliki beberapa jenis. Otot lurik disebut juga otot rangka karena otot jenis ini menempel pada rangka dan menjadi alat gerak utama. Otot lurik memiliki sel yang berbentuk silindris dan memiliki banyak inti. Kerja otot lurik dikendalikan oleh sistem saraf pusat dan disadari.

Berdasarkan cara melekatnya di tulang, terdapat dua bagian otot, yaitu origo dan insersio. Origo merupakan ujung otot yang menempel di tulang yang kedudukannya tetap (tumpuan) ketika otot berkontraksi. Adapun insersio merupakan bagian otot yang menempel pada tulang yang akan digerakkan ketika otot berkontraksi.

b.       Otot Polos

Otot polos sering juga disebut otot organ dalam atau otot viseral. Otot polos terdapat di organ-organ dalam, misalnya di saluran-saluran dalam sistem pernapasan, sistem pencernaan, pembuluh darah, dan saluran kencing. Bentuk sel-sel otot polos menyerupai gelendong dengan satu inti di tengah.  Otot polos tidak dikendalikan oleh sistem saraf pusat sehingga otot-otot polos bekerja di luar kesadaran.

c.       Otot Jantung

Otot Jantung memiliki struktur mirip dengan struktur otot lurik.  Hal yang membedakannya adalah serabut otot jantung memiliki percabangan di serabut-serabut ototnya. Otot jantung menggerakkan jantung dan jenis sarafnya adalah saraf otonom. Oleh karena itu, otot jantung bekerja di luar kesadaran.

            3.Sifat Kerja Otot

Otot-otot saling bekerja sama ketika melakukan gerak. Minimal terdapat dua otot yang bekerja sama, otot pertama dan kedua berkontraksi ke arah yang berlawanan. Oleh karena itu, kedua otot tersebut dikatakan melakukan kerja yang antagonis. Pergerakan yang disebabkan otot-otot tersebut dapat berupa ekstensor dan fleksor (meluruskan dan membengkokkan), depressor dan elevator (ke bawah dan ke atas), supinator dan pronator (menengadah dan menelungkup), dan abduktor dan adduktor (menjauhi dan mendekati sumbu tubuh).

Contoh otot yang bekerja antagonis adalah otot bisep dan trisep di lengan bagian atas. Ketika otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi, siku terlipat dan lengan bawah terangkat. Sebaliknya, ketika otot bisep relaksasi dan otot trisep berkontraksi, siku lurus dan lengan bawah turun. Jenis gerakan yang dihasilkan otot bisep dan trisep tersebut adalah gerakan ekstensor-fleksor. Jadi, otot bisep berperan sebagai otot fleksor karena kontraksinya membengkokkan lengan. Sementara itu, otot trisep adalah otot ekstensor karena kontraksinya meluruskan lengan.

Dua atau lebih otot yang berkontraksi ke arah yang sama disebut otot yang bekerja sinergis, merupakan lawan dari bekerja secara antagonis. Contoh otot yang bekerja sinergis adalah gerakan supinasi-pronasi pada telapak tangan kita.

B.       Mekanisme Sistem Gerak pada Manuisa

Sistem gerak manusia dilakukan oleh otot. Otot sendiri terdiri dari serat otot yang dapat meregang dan mengerut. Peristiwa mengerutnya otot disebut kontraksi sedangkan peristiwa meregangnya otot disebut relaksasi. Pada tahun 1955, Hansen dan Huxly mengemukakan teori sliding filaments (filamen yang bergeser) pada otot lurik. Mereka menyatakan bahwa saat otot kontraksi tidak terjadi pemendekan filamen, namun hanya pergeseran filemen-filemen. Melalui pengamatan dengan mengunakan mikroskop elektron dan difraksi sinar X, Hansen dan Huxly menemukan dua set filamen, yaitu aktin dan miosin. Aktin dan miosin tersebut bergeser sehinga otot dapat memendek dan memanjang saat otot berkontraksi dan berelaksasi. Filamen tersebut terjadi di sarkomer. Sarkomer sendiri adalah unit otot yang dibatasi oleh gelap dan terang. Sarkomer terdapat dalam sel otot. Jumlah filamen dalam satu sarkomer dapat mencapai ratusan hingga ribuan filamen, bergantung jenis ototnya. Filamen – filamen tersbut membangun 80% massa sarkomer.

Sarkomer mengandung filamen protein tebal (miosin) dan tipis (aktin) yang bertumpang tindih. Pita A adalah daerah gelap yang mengandung aktin dan miosin. Zona H adalah bagian pita A yang hanya mengandung miosin dibagian tengah. Pita I adalah daerah ujung sarkomer yang terdapat daerah terang dan hanya mengandung aktin.

Kontraksi otot dipacu oleh potensial aksi dari sinaps sel saraf yang menyebabkan pelepasan ion kalsium (Ca2+) oleh retikulum sarkoplasma (retikulum endoplasma yang terspesialisasi) di otot. Pelepasan Ca2+ menyebabkan protein regulator tropomiosin dan troponin berubah bentuk. Hal ini memungkinkan terjadi ikatan antara kepala miosin dan filamen aktin. Ketika filamen-filamen aktin meluncur menuju tengah sarkomer, otot memendek (kontraksi). Pada saat relaksasi, filamen-filamen tersebut kembali ke bentuk semula. Pada saat filamen aktin meluncur, kepala miosin akan membentuk ikatan (cross bridges) dengan sebuah bonggol pada badan filamen aktin. Agar dapat berikatan, dibutuhkan energi yang diperoleh dari pemecahan ATP (adenosine triphospate) menjadi ADP (adenosine diphospate). Kombinasi aktin dan miosin dengan bantuan energi dari ATP ini disebut aktomiosin. Berikut adalah reaksinya:

Mekanisme kerja otot dapat dijelaskan sebagai berikut. Jika otot mendapatkan rangsang, asetilkolin dalam otot akan membebaskan ion kalsium yang merangsang pembentukan aktomiosin sehingga mengakibatkan otot berkontraksi. Apabila sudah tidak ada rangsangan, ion kalsium akan direabsorpsi. Akibatnya, konsentrasi ion kalsium berkurang dan ikatan antara aktin dan miosin terlepas. Dengan demikian, sarkomer akan memanjang dan otot dalam keadaan relaksasi.

Saat berkontraksi, otot membutuhkan energi dan oksigen. Fase kontraksi disebut juga fase anaerob karena energi diperoleh dari penguraian ATP dan kreatin fosfat yang berlangsung secara anaerob. Proses-proses kimia yang terjadi sebagai berikut.

Kreatin Fosfat + ADP           kreatin +ATP

ATP          ADP + energi

ADP          AMP + energy

Fase relaksasi disebut juga fase aerob karena energi dihasilkan dari hasil pemecahan glikogen yang berlangsung secara aerob. Prosesnya adalah glikogen dipecah menjadi laktasidogen dengan diubah menjadi glukosa dan asam laktat. Glukosa akan dioksidasi sehingga menghasilkan energi serta melepaskan CO2 dan H2O. Adapaun asam laktat merupakan hasil samping dari penguraian laktasidogen. Penimbunan asam laktat dalam otot secara berlebihan mengakibatkan kelelahan otot. 

Jadi pada intinya, mekanisme kerja otot dapat digambarkan lebih singkat seperti pada alur berikut.

1)      Kontraksi

Impuls → sel otot → ujung saraf → asetilkolin → sel otot →  membebaskan ion Ca2+ protein aktin + myosin →  aktomiosin → serabut otot memendek → kontraksi.

2)      Relaksasi

 Impuls → plasma sel otot →  menyerap Ca2+ aktomiosin → aktin + myosin → serabut otot memanjang → relaksasi. (Retnaningati, 2013 : 79)

C.      Upaya Menajaga Kesehatan Sisten Oran Gerak pada Manusia

Rangka manusia memiliki fungsi yang sangat penting.Fungsi tersebut diharapkan dapat berjalan baik selama hidupnya.Berapa tahun umur atau kesempatan hidup manusia,selama itu pula rangka manusia digunakan.Oleh karena itu,perlu perawatan rangka dengan sebaik-baiknya agar tidak rusak atau terjadi kelainan kelainan selama masih digunakan.

Gangguan rangka dapat menyebabkan gangguan gerak dan kelainan bentuk tubuh. Gangguan rangka dapat ditimbulkan karena berbagai hal.Antara lain karena kebiasaan penggunaan rangka ketika beraktivitas,penyakit dan kualitas gizi makanan sehari-hari.Aktivitas yang dapat mempengaruhi rangka antara lain sikap berdiri,sikap berjalan,sikap duduk,dan sikap tidur.Bagaimana cara melakukan aktivitas yang benar agar tidak menimbulkan gangguan gerak atau rangka?

Benturan keras atau pemberian beban yang berlebihan juga dapat menyebabkan kelainan tulang.Misalnya terjatuh,tabrakan,tendangan,atau tertimpa beban berat dapat menyebabkan sendi keseleo,retak tulang,patah tulang,atau tulang remuk.Oleh karena itu,kita hendaknya selalu menjaga agar rangka jangan sampai terkena benturan benda benda keras.

Tulang tersusun oleh zat kapur atau kalsium dan fosfor.Kalsium dan fosfor termasuk mineral yang terdapat dalam bahan makanan dan minuman.apabila dan kekurangan kalsium dan fosfor dapat menyebabkan pelunakan tulang pada anak anak atau pengeropasan tulang pada orang dewasa dan usia lanjut.Makanan sumber kalsium dan fosfor,misalnya susu,makanan hasil laut,dan kacang kacangan.Selain itu juga dapat diperoleh dari minuman dan suplemen.

Vitamin D juga penting bagi pembentukan tulang.Vitamin D mempengaruhi penyerapan kalsium dan fosfor di dala tubuh.Jika kekurangan vitamin D,maka penyerapan kalsium dan fosfor dan terganggu.Vitamin D bersumber dari ikan,susu,kuning telur,dan juga sinar matahari pagi.

Pada keadaan normal,tulang belakang melengkung pada daerah punggung dan pinggang.Kebiasaan duduk yang salah dapat menyebabkan terjadinya bermacam macam kelainan tulang belakang

D.      Penyakit dan Kelainan pada Sistem Organ Gerak Manusia

Beberapa kelainan tulang belakang manusia :

1.      Lordosis, terjadi apabila tulang belakang daerah pinggang terlalu menjorok ke depan. Akibatnya ketika duduk tegak, kepala seperti ditarik ke belakang. Penyebabnya antara lain kebiasaan tidur dengan bantal di bawah pinggang

2.      Kifosis atau bungkuk, terjadi apabila tulang punggung terlalu menjorok ke belakang. Kifosis disebabkan karena punggung yang terlalu sering menahan beban berat

3.      Skoliosis, terjadi apabila tulang punggung terlalu membengkok ke kanan atau kiri. Penyebabnya antara lain kebiasaan duduk atau membawa beban pada salah satu bahu saja

Kelainan tulang yang terjadi pada masa pertumbuhan dapat mengakibatkan kaki berbentuk X dan O.

1.      Tulang kaki bentuk X

Saat berjalan penderita kelainan ini tampak kedua kaki bagian tengah sekitar tempurung lutut kelihatan rapat, sedangkan kedua kaki bagian bawah sekitar tapak kaki melebar. Kelainan ini disebabkan karena kekurangan vitamin D

2.      Tulang kaki bentuk O

Kaki bagian tengah penderita kelainan ini melengkung ke luar, kaki bagian bawah merapat seperti membentuk huruf O. Kelainan ini disebabkan karena kekurangan vitamin D. Nama lain ini adalah rakhitis atau penyakit Inggris

3.      Polio Yaitu kelainan pada tulang yang disebabkan oleh virus, sehingga keadaan tulangnya mengecil dan abnormal.

Gangguan penyakit yang berhubungan dengan rangka

1.      Osteoporosis

Osteoporosis adalah kelainan tulang, yaitu kondisi tulang menjadi lebih lunak. Hal tersebut dapat terjadi karena kekurangan hormon-hormon tertentu yang membantu pelekatan kalsium. Selain itu, penderita kelainan ini dapat disebabkan juga oleh kekurangan kalsium dalam makanannya sehingga tubuhnya menggunakan kalsium yang tersimpan pada tulangnya. Akibatnya, pada tingkat tertentu tulang menjadi lebih lunak Penyakit ini dapat diatasi dengan mengkonsumsi makanan berkadar meneral kalsium dan fosfor tinggi.

2.      Asam urat

Penimbunan asam urat pada sendi dapat mengganggu gerak sendi. Gangguan ini disebut juga dengan penyakit Gout. Penyakit ini dapat dicegah dengan mengurangi konsumsi makanan yang banyak menghasilkan asam urat, misalnya jerohan.

3.      Reumatik

Reumatik menyebabkan otot penggerak sendi sering mengalami kekejangan, sendinya akan membengkak. Penyakit ini disebakan karena pengurangan fungsi tulang rawan pemisah sendi akibat proses pengapuran.

4.      Radang sumsum tulang belakang (osteomyelitis) yang disebabkan oleh infeksi bakteri di dalam tulang belakang

5.      Mikrosefalus, yaitu gangguan pertumbuhan tulang tengkorak sehingga kepala berukuran kecil. Gangguan inni disebabkan karena pada masa bayi kekurangan zat kapur

6.      Patah tulang dan retak tulang akibat benturan yang keras pada bagian tulang tertentu

Ada beberapa jenis patah tulang, yaitu:

a.         Patah tulang terbuka, tulang yang patah mencuat keluar sehingga merobek kulit.

b.        Patah tulang tertutup, tulang yang patah tidak melukai kulit. Patah tulang lebih banyak disebabkan oleh kecelakaan yang dialami penderita

7.      Terkilir atau keseleo dimana sendi mengalami pergeseran. Gangguan ini disebabkan oleh gerakan mendadak

Kelainan Pada Otot Nurkanti (2012:139) menjelaskan bahwa ada beberapa kelainan pada otot manusia, antaralain :

(a)    Tetanus kelainan otot yang tegang terus menerus yang disebabkan oleh racun bakteri. Penyakit tetanus disebabkan oleh Clostridium tetani, bakteri yang menghasilkan zat serupa asetilkolin sehingga otot terus terangsang untuk berkontraksi.

(b)   Atrofi otot kelainan yang menyebabkan otot mengecil akibat serangan virus polio atau karena otot tidak difungsikan lagi untuk bergerak, akibat lumpuh.

(c)     Distrofi Mirip dengan atrofi, penderita distrofi mengalami otot yang mengecil dan tidak dapat berfungsi normal. Namun, distrofi terjadi karena kelainan sejak lahir, diperkirakan kelainan ini bersifat genetis.

(d)    Kram kelainan otot yang terjadi karena aktivitas otot yang terus menerus sehingga otot menjadi kejang.

 

BAB III

PENUTUP

A.       Kesimpulan

Gerak adalah perubahan posisi tubuh atau perpindahan yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh sebagai respon yang diberikan terhadap rangsangan dari lingkungan dan akibat adanya pertumbuhan. Gerak pada tubuh menggunakan organ-organ penting sebagai penunjang untuk melakukan gerak tersebut, yang meliputi otot, sendi, tulang, dan juga rangka.

Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia ada 2 macam yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Tulang rangka manusia terdiri dari lebih dari 206 tulang. Kerangka manusia terdiri atas tiga bagian, yakni rangka kepala (tengkorak), rangka badan, dan rangka anggota gerak. Rangka manusia terdiri atas kurang lebih 206 tulang. Tulang rangka dibedakan menjadi beberapa bagian berdasarkan letaknya, terhadap sumbu tubuh, sifat-sifat fisik, serta berdasarkan bentuknya.

Rangka berdasarkan jenisnya dibagi menjadi rangka aksial dan rangka apendikular. Tulang berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisik dibedakan menjadi tulang rawan/tulang muda/cartilago dan tulang keras/tulang sejati/osteon. Tulang berdasarkan  bentuk terbagi menjadi tiga macam yaitu tulang pipa/panjang, tulang pipih, dan tulang pendek.

Pada kerangka tubuh manusia terdapat kurang lebih 200 tulang yang saling berhubungan. Hubungan antar tulang disebut sendi atau artikulasi. Menurut sifat gerakannya persendian (sendi) dapat dibedakan menjadi tiga, sinartrosis (sendi mati), amfiartrosis (sendi kaku) dan diartrosis (sendi gerak).

Selain alat gerak pasif, tubuh juga memiliki alat gerak aktif atau disebut otot. Berdasarkan morfologi, cara kerja, dan lokasinya dalam tubuh, otot dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu otot lurik,otot polos dan otot jantung. Otot-otot saling bekerja sama ketika melakukan gerak. Otot dapat bergerak secara seirama dan tidak seirama.

Alat gerak pada tubuh manusia bisa mengalami gangguan atau kelainan apabila tidak digunakan dengan baik. Beberapa penyakit tulang belakang yaitu, kifosis, lordosis, dan skoliosis. Ada pula kelainan tulang pada saat masa pertumbuhan yaitu kaki berbentuk O maupun X, serta terjadinya kelainan polio. Selain itu terdapat penyakit yang berhubungan dengan rangka, diantarnya yaitu osteoporisis, asam urat, reumatik, dan kesleo. Adapun kelainan pada otot yaitu, tetanus, atrofi,distrofi dan kram.

B.       Saran

Kepada pembaca makalah ini kami mengakui dalam pembuatannya masih jauh dari kata sempurna, untuk itu diharapkan untuk membaca dari berbagai referensi lain,sehingga pengetahuan yang didapat pembaca mengenai sistem organ gerak dapat bertambah.

Manusia tidak dapat nererak semata-mata tanpa adanya sistem organ gerak yang ada di dalam tubuh yaitu otot dan tulang, untuk itu kesadaran untuk mengonsumsi makanan yang mengandum kalsium dan vitamin yang cukup untuk menjaga kesehatan tulang sangat perlu. Selain itu, mengonsumsi kalsium dan vitamin tersebut dapat mencegah terjadinyaa kelainan-kelainan yang dapat terjadi pada tulang. Demikian juga kita harus membiasakan sejak dini untuk melakukan hal-hal yang tidak merugikan tubuh seperti duduk dengan posisi yang baik untuk menghindari terjadinya kelainan pada otot dan tulang.


 

DAFTAR RUJUKAN

 

Hafizh Alivterra, dkk. “Academi Edu.” Sistem Gerak pada Manusia. November 2018. https://www.academia.edu/38433813/Makalah_Sistem_Gerak_Pada_Manusia.pdf (diakses Januari 29, 2020).

TIM IPA, KP. Tubuh Manusia : Penunjang Pelajaran IPA SD. Depok: Kawan Pustaka, 2005.

 


 

LAPORAN PRAKTIKUM

MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN SENDI ENGSEL

NO

LANGKAH-LANGKAH

GAMBAR

1.     

Siapkan alat dan bahan yang terdiri atas, gunting, cutter, jarum, balon, sterofoam,karet dan pensil bekas

2.     

Gambar pola bentuk tangan dan lengan di atas sterofoam

3.     

Potong sterofoam yang telah digambar sesuai dengan pola

4.     

Gabungkan tangan dan lengan dengan pensil bekas sebagai engselnya serta gunakan karet yang dipasang di sisi saming kanan kiri pensil untuk paten

5.

Tiup balon dengan ukuran sedang, dan pasang karet di setiap ujungnya

6

Pasang balon di kanan kiri sterofoam layaknya otot bisep dan trisep dan gunakan jarum untuk paten pada ujung-ujung karet balon

7

Media sendi engsel dengan otot bisep dan trisep siap digunakan

 .