MAKALAH
SISTEM
ORGAN GERAK PADA MANUSIA
Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Alam
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga tetap terlimpahkan dan tercurahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat
nanti.
Penulis
mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehinga penulis mampu untuk
menyelesaikan makalah ini sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Konsep Dasar IPA
dengan judul “Sistem Organ Gerak
pada Manusia”.
Penulis
tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar nantinya
dapat menjadi makalah yang lebih baik. Dan apabila terdapat banyak kesalahan
pada makalah ini penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan
makalah ini, khususnya kepada dosen pengampu yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.
Demikian
makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat. Terima kasih.
Blitar, 03 Februari 2020
Penulis
DAFTAR
ISI
A. Sistem Organ Gerak pada Manusia
B. Mekanisme Sistem Gerak pada Manuisa
C. Upaya Menajaga Kesehatan Sisten Oran Gerak pada Manusia
D. Penyakit dan Kelainan pada Sistem Organ Gerak Manusia
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia adalah
makhuk hidup yang diciptakan secara sempurna oleh Tuhan yang Maha Esa dengan di
karuniai tubuh yang tersusun dari bermacam-macam organ. Oragn-organ tersebut
memiliki setiap fungsinya masing-masing. Salah satunya adalah sistem oran yang
selalu menggerakkan tubuh manusia. Sering kali manusia bergerak dengan tubuhnya
tetapi tidak menyadari bahwa terdapat sistem yang mempergerakkan tubuh
tersebut.
Banyak sistem
yang menyusun tubuh ini untuk membantu manusia melakukan aktivitas gerak,
seperti otot, tulang, rangka dan daging. Tanpa bantuan dari organ-organ
tersebut dapat dipastikan manusia tidak akan mampu bergerak. Begitu juga dengan
hewan dan tumbuhan , yang memiliki organ-organ tertenntu yang membantunya untuk
bergerak.
Ketidaksadaran
manusia terhadap sistem organ gerak yang dimilikinya membuat manusia bertindak
sembarangan. Mereka tidak memperhatikan gerakan atau posisi tubuh yang baik
dalam melakukan aktivitas sehinga muncul kelainan-kelainan atau penyakit yang
menyerang sistem gerak tubuh pada manusia. Kelainan tersebut mengakibatkan
tubuh manusia menjadi tidak sempurna lagi dan aktivitas gerak manusia menjadi
terbatas.
Untuk itu,
penting bagi setiap orang memahami bahwa manusia tersusun dari berbagai organ
tubuh yang membantunya untuk hidup, dan salah satunya organ sistem gerak. Perlu
sekali pengenalan organ sistem gerak ini untuk menambah wawasan dan pengetahuan
agar manusia tidak ceroboh lagi dalam beraktivitas. Sehingga terwujud manusia
sehat tanpa kelainan pada sistem geraknya.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaiman
konsep sistem organ gerak pada manusia?
2. Bagaimana
mekanisme sistem gerak pada manusia?
3. Bagaimana
upaya menjaga kesehatan sistem organ gerak pada manusia?
4. Apa
saja penyakit atau kelainan pada sistem organ gerak manusia?
1. Menetahui
konsep sistem organ gerak pada manusia
2. Mengetahui
mekanisme sistem gerak pada manusia
3. Mengetahui
upaya menjaga kesehatan sistem organ gerak pada manusia
4. Mengetahui penyakit atau kelainan pada sistem organ gerak
manusia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Organ Gerak pada Manusia
1. Pengertian gerak
Gerak merupakan salah satu ciri
makhluk hidup yang bertujuan untuk melaksanakan kegiatan hidupnya. Gerak adalah
perubahan posisi tubuh atau perpindahan yang meliputi seluruh atau sebagian
dari tubuh sebagai respon yang diberikan terhadap rangsangan dari lingkungan
dan akibat adanya pertumbuhan. Tubuh manusia terdiri dari
organ-organ dan kerangka yang tersusun rapi dari organ-organ dan kerangka yang
tersusun rapi dari bawah hingga atas, dari kaki hingga kepala. Dari susunan
tubuh inilah manusia bias melakukan berbagai aktifitas ringan hingga berat.
Gerak pada
manusia menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak.
Sistem gerak merupakan satu kesatuan yang komplek dengan tujuan untuk mencapai
suatu system yaitu gerak. Dalam penyusunannya gerak pada tubuh menggunakan
organ-organ penting sebagai penunjang untuk melakukan gerak tersebut, yang
meliputi otot, sendi, tulang, dan juga rangka. Jadi system gerak pada tubuh
manusia adalah satu kesatuan komplek yang tersusun dari otot, sendi, rangka,
dan tulang yang saling bekerjasama dengan tujuan mencapai suatu system yang di
inginkan manusia yang disebut gerak manusia.
2.
Alat
Gerak Manusia
Manusia dapat
bergerak karena memiliki alat gerak. Alat-alat gerak yang
digunakan pada manusia ada 2 macam yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan
alat gerak aktif berupa otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja sama dalam
melakukan pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak.
a). Alat Gerak Pasif
Tulang merupakan alat gerak pasif. Tulang-tulang yang tersusun sedemikian rupa dengan sistem tertentu disebut rangka. Tulang berfungsi memberi bentuk, sebagai penopang tubuh, melindungi organ-organ dalam, dan sebagai tempat melekatnya otot. Tulang-tulang yang bergabung menjadi satu kesatuan disebut rangka atau skeleton.
a. Fungsi rangka sebagai berikut
a.
Sebagai alat gerak
b.
Memberi bentuk tubuh,
c.
Menegakkan dan menguatkan tubuh
d. Tempat melekatnya otot-otot tubuh
e. Tempat pembentukan sel darah dan penimbunan
mineral
f. Melindungi
organ-organ penting di dalam tubuh (otak,sumsum tulang belakang, jantung dan paru-paru)
b.
Bagian-bagian kerangka manusia
Kerangka manusia
terdiri atas tiga bagian, yakni rangka kepala (tengkorak), rangka badan, dan
rangka anggota gerak.
1) Rangka
kepala
Rangka kepala disebut juga tengkorak. Tulang tengkorak berbentuk bulat, Rangka kepala terdiri atas dua bagian, yakni bagian depan dan bagian belakang. Rangka kepala bagian depan terdiri atas tulang dahi, tulang hidung, tulang pipi, tulang rahang atas, dan tulang rahang bawah. Tulang-tulang tersebut membentuk dasar wajah manusia. Bentuk wajah manusia juga dipengaruhi oleh daging atau otot. Oleh karena itu, wajah manusia berbeda-beda. Ada tulang lonjong, dan ada yang persegi. Sedangkan rangka kepala bagian belakang berbentuk tempurung kepala. Tulang tengkorak disusun oleh beberapa buah tulang yang dihubungkan oleh sendi mati.
2) Rangka
badan
Rangka badan terdiri atas tulang leher,
tulang belakang, tulang dada, tulang rusuk, tulang bahu (belikat), tulang ekor,
tulang duduk, dan tulang panggul. Tulang belakang terdiri atas 33 ruas tulang :
tulang leher 7 ruas, tulang punggung 12 ruas, tulang pinggang 5 ruas, tulang
kelangkang 5 ruas, dan tulang ekor 4 ruas.
3) Tulang
anggota gerak
Rangka manusia terdiri atas kurang lebih
206 tulang. Tulang
rangka dibedakan menjadi beberapa bagian berdasarkan letaknya, terhadap sumbu tubuh, berdasar jaringan penyusun dan
sifat-sifat fisik, serta berdasarkan bentuknya.
1) Berdasarkan
letaknya rangka dibedakan menjadi 2 jenis:
a).Rangka
Aksial
Rangka
aksial adalah tulang yang berada di bagian tengah sumbu tubuh. Rangka aksial terdiri atas tulang kepala (tengkorak),
ruas-ruas tulang belakang (vertebrae), tulang dada (sternum), dan tulang rusuk
(kosta). Rangka apendikular terdiri atas gelang bahu, anggota gerak atas
(tungkai atas), gelang panggul, dan anggota gerak bawah (tungkai bawah).
b). Rangka Apendikular
Rangka apendikular adalah tulang yang berada di bagian tepi dari sistem rangka
aksial. Rangka apendikular meliputi anggota gerak tubuh Rangka apendikular
dapat dikelompokkan menjadi gelang bahu, tulang anggota gerak atas, gelang
panggul, dan tulang anggota gerak bawah (Kurnadi, 1992: 148)
2) Berdasarkan
jaringan penyusun dan sifat-sifat fisik
Tulang berdasarkan jaringan
penyusun dan sifat-sifat fisik dibedakan menjadi tulang rawan/tulang muda/cartilago dan tulang keras/tulang sejati/osteon
a)
Tulang
rawan/Kartilago
Tulang
rawan terdiri dari sel-sel tulang rawan.Sel-sel tulang rawan disebut kondrosit. Kondrosit terbentuk dari sel-sel tulang
rawan muda (kondroblas). Kondrosit
terdapat dalam ruangan yang disebut lakuna. Kondroblas
menghasilkan matrik berupa kondrin.
Tulang
rawan ada 3 tipe
yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan fibrosa, dan tulang rawan elastis.
a)
Tulang rawan hialin bersifat kuat dan
elastik serta berwarna
kebiru-biruan, contoh tulang hidung, trakea, laring, dan ujung-ujung tulang
rusuk.
b)
Tulang rawan fibrosa (serat) bersifat
keras dan bewarna putih, contoh tulang tempurung lutut dan ruas tulang
belakang.
c)
Tulang rawan elastik bersifat fleksibel dan elastic serta
berwarna kuning, contoh daun telinga dan epiglotis.
Tulang rawan bersifat lentur serta terdiri atas
sel-sel tulang rawanyang dapat menghasilkan matriks berupa kondrin. Pada
anak-anak, tulang rawan berasal dari sel
mesenkim dan banyak mengandung kodroblas. Pada orang dewasa banyak
mengandung matriks. Tulang
rawan pada orang dewasa dibentuk oleh perikondrium (selaput tulang rawan) yang
mengandung kondroblas. Tulang
rawan berbentuk tidak teratur.
b) Tulang
Keras (Osteon)
Tulang keras tersusun atas sel-sel tulang yang
disebut osteosit. Tulang keras berfungsi menyusun berbagai sistem rangka. Sel tulang keras (osteosit) terbentuk
dari osteoblas (sel tulang muda). Osteosit
terdapat dalam ruangan yang disebut lakuna. Antar lakuna tersebut dihubungkan oleh kanalikuli
yang berisi sitoplasma dan pembuluh darah. Kanalikuli
berfungsi memenuhi kebutuhan nutrisi osteosit.
Tulang keras dibedakan menjadi dua yaitu tulang
kompak (tulang padat) dan tulang spons (tulang berongga).Contoh tulang kompak
terdapat pada tulang pipa, sedangkan contoh tulang spons terdapat pada bagian
epifisis tulang pipa. Matriks
tulang keras (tulang kompak) mengandung zat kapur, fosfat, dan serabut kolagen. Adapun matriks tulang spons mengandung
sumsum tulang atau sel-sel lemak.
3) Berdasarkan bentuknya
Tulang berdasarkan bentuk terbagi 3 macam, yaitu :
a) Tulang pipa/panjang
Tulang pipa terbagi menjadi 3 bagian yaitu epifise yaitu bagian
dikedua ujung tulang yang berbentuk bonggol/membulat, kemudian bagian tengah
tulang yang disebut diafise. Daerah antara diafise dengan epifise terdapat
cakraepifise yang tepatnya lebih
mengarah pada dekat ujung epifise yang tersusun dari cartilago yang aktif
membelah pada usia pertumbuhan. Pada orang dewasa cakraepifise ini sudah
menulang. Tulang pipa dijumpai pada tulang paha, tulang lengan atas,
tulang jari tangan
b) Tulang pipih
c) Tulang pendek
d.
Proses
Pembentukan Tulang
Rangka
manusia terbentuk pada akhir bulan kedua atau awal bulan ketiga pada waktu
pembentukan embrio.Pembentukan tulang terjadi segera setelah terbentuknya
tulang rawan (kartilago) yang dihasilkan dari sel-sel mesenkim.sel-sel tulang
terbentuk dari bagian dalam ke bagian luar.Urutan pembentukan tulang
(osifikasi) sebagai
berikut.
a.
Bagian dalam tulang rawan pada embrio
berisi banyak osteoblas.
b.
Osteoblas membentuk osteosit. Osteosit
tersusun melingkar membentuk system Hevars. Di tengah system Hevars terdapat
saluran Hervars yang mengandung banyak pembuluh darah dan serabut saraf.
c.
Osteosit menyekresikan zat protein yang
akan menjadi matriks tulang, selanjutnya, osteosit akan mendapat tambahan
senyawa kalsium dan fosfat yang akan membuat tulang mengeras.
d.
Selama terjadi penulangan (osifikasi)
bagian antara epifisis dan diafisis membentuk cakra epifisis. Cakra epifisis
berupa tulang rawan yang mengandung banyak osteoblas.
e.
Bagian cakra epifisis terus mengalami
penulangan yang mengakibatkan tulang memanjang.
f.
Di bagian tengan tulang pipa terdapat
osteoklas yang merusak tulang. Akibatnya tulang tersebut menjadi berongga dan
terisi oleh sumsum tulang.
e. Persendian
Pada
kerangka tubuh manusia terdapat kurang lebih 200 tulang yang saling
berhubungan. Hubungan antar tulang disebut sendi atau artikulasi. Pada sistem
gerak manusia, persendian mempunyai peranan penting dalam proses terjadinya
gerak.
Menurut
sifat gerakannya persendian (sendi) dapat dibedakan menjadi tiga (3 macam)
yaitu :
1)
Sinartrosis (Sendi Mati)
2)
Amfiartrosis (Sendi Kaku)
Persendian yang terdiri dari
ujung-ujung tulang rawan, sehingga masih memungkinkan terjadinya gerak yang
sifatnya kaku, misalnya persendian antara ruas- ruas tulang sendi kaku
3) Diartrosis (Sendi Gerak)
Persendian
yang terjadi pada tulang satu dengan tulang yang lain tidak dihubungkan dengan
jaringan sehingga terjadi gerakan yang bebas. Sendi gerak dapat dibedakan menjadi 6
macam, diantaranya :
a)
Hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan hanya satu arah saja. Contohnya : persendian antara tulang paha dengan tulang betis, persendian antara tulang lengan dengan tulang hasta
b)
Hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan kedua arah. Contohnya : persendian pada ibu jari tangan, persendian antara tulang pergelangan tangan dengan tulang tapak tangan
c)
Hubungan antar tulang yang
memungkinkan salah satu tulang berputar terhadap tulang yang lain sebagai
porosnya. Contohnya : persendian antara tulang leher dengan tulang
atlas, persendian antara hasta dengan
tulang pengumpil
d)
Sendi peluru/endartrosis
Sendi peluru
e)
f)
Sendi
geser
b). Alat Gerak Aktif
1. Otot
Tulang
adalah alat gerak pasif, sedangkan otot adalah alat gerak aktif. Tulang
berfungsi menunjang pergerakan otot ketika otot berkontraksi atau berelaksasi.
Dalam keseharian, otot lebih dikenal sebagai daging. Berdasarkan letaknya,
dalam tubuh manusia terdapat lebih kurang 600 jenis otot yang berbeda. Otot
tidak hanya menggerakkan rangka, tetapi juga menggerakkan organ-organ tertentu
dalam tubuh. Misalnya, jantung, usus, dan lambung. Kerja otot juga
mengakibatkan membesar dan mengecilnya rongga dada, tempat paru-paru berada. Otot
juga bisa bergerak seirama dan tidak seirama.
Ada
tiga karakter yang dimiliki otot, yaitu sebagai berikut
a.
b.
Ekstensibilitas, adalah kemampuan
otot untuk memanjang melebihi ukuran semula. Pada saat otot memanjang, otot
berelaksasi.
c.
Elastisitas, adalah kemampuan otot
untuk kembali ke bentuk semula, setelah mengalami pemanjangan atau pemendekan.
Otot kita bisa mengalami kejang atau kram. Hal
ini terjadi jika otot kita bergerak terus-menerus.kejanag otot juga bisa
terjadi jika kita berolahraga berat tanpa melakukan pemanasan terlebih dahulu.
2
Bentuk Otot
Bentuk otot manusia memanjang dan bagian tenahnya
mengelembun. Kedua ujunnya mengecil seperti tali (tendon)dan menempel pada dua
tulang yang berbeda. Otot terdiri dari helai-helai otot yang di dalamnya
terdapat serat-serat otot.
3. Klasifikasi Otot
Berdasarkan morfologi, cara kerja, dan
lokasinya dalam tubuh, otot dapat dibagi menjadi tiga jenis.
a. Otot Lurik
Seperti halnya tulang, otot memiliki beberapa
jenis. Otot lurik disebut juga otot rangka karena otot jenis ini menempel pada
rangka dan menjadi alat gerak utama. Otot lurik memiliki sel yang berbentuk
silindris dan memiliki banyak inti. Kerja otot lurik dikendalikan oleh sistem
saraf pusat dan disadari.
Berdasarkan cara melekatnya di tulang, terdapat
dua bagian otot, yaitu origo dan insersio. Origo merupakan ujung otot yang
menempel di tulang yang kedudukannya tetap (tumpuan) ketika otot berkontraksi.
Adapun insersio merupakan bagian otot yang menempel pada tulang yang akan
digerakkan ketika otot berkontraksi.
b. Otot Polos
Otot polos sering juga disebut otot organ dalam
atau otot viseral. Otot polos terdapat di organ-organ dalam, misalnya di
saluran-saluran dalam sistem pernapasan, sistem pencernaan, pembuluh darah, dan
saluran kencing. Bentuk sel-sel otot polos menyerupai gelendong dengan satu
inti di tengah. Otot polos tidak
dikendalikan oleh sistem saraf pusat sehingga otot-otot polos bekerja di luar
kesadaran.
c.
Otot Jantung
memiliki struktur mirip dengan struktur otot lurik. Hal yang membedakannya adalah serabut otot
jantung memiliki percabangan di serabut-serabut ototnya. Otot jantung
menggerakkan jantung dan jenis sarafnya adalah saraf otonom. Oleh karena itu,
otot jantung bekerja di luar kesadaran.
3.Sifat
Kerja Otot
Otot-otot saling bekerja sama ketika melakukan gerak. Minimal terdapat dua otot yang bekerja sama, otot pertama dan kedua berkontraksi ke arah yang berlawanan. Oleh karena itu, kedua otot tersebut dikatakan melakukan kerja yang antagonis. Pergerakan yang disebabkan otot-otot tersebut dapat berupa ekstensor dan fleksor (meluruskan dan membengkokkan), depressor dan elevator (ke bawah dan ke atas), supinator dan pronator (menengadah dan menelungkup), dan abduktor dan adduktor (menjauhi dan mendekati sumbu tubuh).
Contoh otot yang
bekerja antagonis adalah otot bisep dan trisep di lengan bagian atas. Ketika otot
bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi, siku terlipat dan lengan bawah
terangkat. Sebaliknya, ketika otot bisep relaksasi dan otot trisep
berkontraksi, siku lurus dan lengan bawah turun. Jenis gerakan yang dihasilkan
otot bisep dan trisep tersebut adalah gerakan ekstensor-fleksor. Jadi, otot
bisep berperan sebagai otot fleksor karena kontraksinya membengkokkan lengan.
Sementara itu, otot trisep adalah otot ekstensor karena kontraksinya meluruskan
lengan.
Dua atau lebih otot
yang berkontraksi ke arah yang sama disebut otot yang bekerja sinergis,
merupakan lawan dari bekerja secara antagonis. Contoh otot yang bekerja
sinergis adalah gerakan supinasi-pronasi pada telapak tangan kita.
B. Mekanisme Sistem Gerak pada Manuisa
Sistem gerak manusia dilakukan oleh otot. Otot sendiri terdiri dari serat otot yang dapat meregang dan mengerut. Peristiwa mengerutnya otot disebut kontraksi sedangkan peristiwa meregangnya otot disebut relaksasi. Pada tahun 1955, Hansen dan Huxly mengemukakan teori sliding filaments (filamen yang bergeser) pada otot lurik. Mereka menyatakan bahwa saat otot kontraksi tidak terjadi pemendekan filamen, namun hanya pergeseran filemen-filemen. Melalui pengamatan dengan mengunakan mikroskop elektron dan difraksi sinar X, Hansen dan Huxly menemukan dua set filamen, yaitu aktin dan miosin. Aktin dan miosin tersebut bergeser sehinga otot dapat memendek dan memanjang saat otot berkontraksi dan berelaksasi. Filamen tersebut terjadi di sarkomer. Sarkomer sendiri adalah unit otot yang dibatasi oleh gelap dan terang. Sarkomer terdapat dalam sel otot. Jumlah filamen dalam satu sarkomer dapat mencapai ratusan hingga ribuan filamen, bergantung jenis ototnya. Filamen – filamen tersbut membangun 80% massa sarkomer.
Sarkomer mengandung
filamen protein tebal (miosin) dan tipis (aktin) yang bertumpang tindih. Pita A
adalah daerah gelap yang mengandung aktin dan miosin. Zona H adalah bagian pita
A yang hanya mengandung miosin dibagian tengah. Pita I adalah daerah ujung
sarkomer yang terdapat daerah terang dan hanya mengandung aktin.
Kontraksi otot dipacu
oleh potensial aksi dari sinaps sel saraf yang menyebabkan pelepasan ion
kalsium (Ca2+) oleh retikulum sarkoplasma (retikulum endoplasma yang
terspesialisasi) di otot. Pelepasan Ca2+ menyebabkan protein regulator
tropomiosin dan troponin berubah bentuk. Hal ini memungkinkan terjadi ikatan
antara kepala miosin dan filamen aktin. Ketika filamen-filamen aktin meluncur
menuju tengah sarkomer, otot memendek (kontraksi). Pada saat relaksasi, filamen-filamen
tersebut kembali ke bentuk semula. Pada saat filamen aktin meluncur, kepala
miosin akan membentuk ikatan (cross bridges) dengan sebuah bonggol pada badan
filamen aktin. Agar dapat berikatan, dibutuhkan energi yang diperoleh dari
pemecahan ATP (adenosine triphospate) menjadi ADP (adenosine diphospate).
Kombinasi aktin dan miosin dengan bantuan energi dari ATP ini disebut
aktomiosin. Berikut adalah reaksinya:
Mekanisme kerja otot
dapat dijelaskan sebagai berikut. Jika otot mendapatkan rangsang, asetilkolin
dalam otot akan membebaskan ion kalsium yang merangsang pembentukan aktomiosin
sehingga mengakibatkan otot berkontraksi. Apabila sudah tidak ada rangsangan,
ion kalsium akan direabsorpsi. Akibatnya, konsentrasi ion kalsium berkurang dan
ikatan antara aktin dan miosin terlepas. Dengan demikian, sarkomer akan
memanjang dan otot dalam keadaan relaksasi.
Saat berkontraksi, otot
membutuhkan energi dan oksigen. Fase kontraksi disebut juga fase anaerob karena
energi diperoleh dari penguraian ATP dan kreatin fosfat yang berlangsung secara
anaerob. Proses-proses kimia yang terjadi sebagai berikut.
Fase relaksasi disebut
juga fase aerob karena energi dihasilkan dari hasil pemecahan glikogen yang
berlangsung secara aerob. Prosesnya adalah glikogen dipecah menjadi
laktasidogen dengan diubah menjadi glukosa dan asam laktat. Glukosa akan
dioksidasi sehingga menghasilkan energi serta melepaskan CO2 dan H2O.
Adapaun asam laktat merupakan hasil samping dari penguraian laktasidogen.
Penimbunan asam laktat dalam otot secara berlebihan mengakibatkan kelelahan
otot.
Jadi pada intinya,
mekanisme kerja otot dapat digambarkan lebih singkat seperti pada alur berikut.
1)
Kontraksi
Impuls → sel otot → ujung saraf →
asetilkolin → sel otot → membebaskan ion Ca2+
protein aktin + myosin → aktomiosin → serabut otot
memendek → kontraksi.
2)
Relaksasi
Impuls → plasma sel otot → menyerap Ca2+
aktomiosin → aktin + myosin → serabut otot memanjang → relaksasi.
(Retnaningati, 2013 : 79)
C. Upaya Menajaga Kesehatan Sisten
Oran Gerak pada Manusia
Rangka
manusia memiliki fungsi yang sangat penting.Fungsi tersebut diharapkan dapat
berjalan baik selama hidupnya.Berapa tahun umur atau kesempatan hidup
manusia,selama itu pula rangka manusia digunakan.Oleh karena itu,perlu
perawatan rangka dengan sebaik-baiknya agar tidak rusak atau terjadi kelainan
kelainan selama masih digunakan.
Gangguan
rangka dapat menyebabkan gangguan gerak dan kelainan bentuk tubuh. Gangguan rangka dapat ditimbulkan karena
berbagai hal.Antara lain karena kebiasaan penggunaan rangka ketika
beraktivitas,penyakit dan kualitas gizi makanan sehari-hari.Aktivitas yang
dapat mempengaruhi rangka antara lain sikap berdiri,sikap berjalan,sikap
duduk,dan sikap tidur.Bagaimana cara melakukan aktivitas yang benar agar tidak
menimbulkan gangguan gerak atau rangka?
Benturan
keras atau pemberian beban yang berlebihan juga dapat menyebabkan kelainan tulang.Misalnya
terjatuh,tabrakan,tendangan,atau tertimpa beban berat dapat menyebabkan sendi
keseleo,retak tulang,patah tulang,atau tulang remuk.Oleh karena itu,kita
hendaknya selalu menjaga agar rangka jangan sampai terkena benturan benda benda
keras.
Tulang
tersusun oleh zat kapur atau kalsium dan fosfor.Kalsium dan fosfor termasuk
mineral yang terdapat dalam bahan makanan dan minuman.apabila dan kekurangan
kalsium dan fosfor dapat menyebabkan pelunakan tulang pada anak anak atau
pengeropasan tulang pada orang dewasa dan usia lanjut.Makanan sumber kalsium
dan fosfor,misalnya susu,makanan hasil laut,dan kacang kacangan.Selain itu juga
dapat diperoleh dari minuman dan suplemen.
Vitamin
D juga penting bagi pembentukan tulang.Vitamin D mempengaruhi penyerapan kalsium
dan fosfor di dala tubuh.Jika kekurangan vitamin D,maka penyerapan kalsium dan
fosfor dan terganggu.Vitamin D bersumber dari ikan,susu,kuning telur,dan juga
sinar matahari pagi.
Pada
keadaan normal,tulang belakang melengkung pada daerah punggung dan pinggang.Kebiasaan
duduk yang salah dapat menyebabkan terjadinya bermacam macam kelainan tulang
belakang
D. Penyakit dan Kelainan pada Sistem
Organ Gerak Manusia
Beberapa
kelainan tulang belakang manusia :
1. Lordosis,
terjadi apabila tulang belakang daerah pinggang terlalu menjorok ke depan.
Akibatnya ketika duduk tegak, kepala seperti ditarik ke belakang. Penyebabnya
antara lain kebiasaan tidur dengan bantal di bawah pinggang
2. Kifosis
atau bungkuk, terjadi apabila tulang punggung terlalu menjorok ke belakang.
Kifosis disebabkan karena punggung yang terlalu sering menahan beban berat
3.
Kelainan tulang yang terjadi pada masa pertumbuhan dapat mengakibatkan kaki berbentuk X dan O.
1. Tulang
kaki bentuk X
Saat berjalan penderita kelainan ini tampak kedua
kaki bagian tengah sekitar tempurung lutut kelihatan rapat, sedangkan kedua
kaki bagian bawah sekitar tapak kaki melebar. Kelainan ini disebabkan karena
kekurangan vitamin D
2. Tulang
kaki bentuk O
Kaki bagian tengah penderita kelainan ini melengkung
ke luar, kaki bagian bawah merapat seperti membentuk huruf O. Kelainan ini
disebabkan karena kekurangan vitamin D. Nama lain ini adalah rakhitis atau penyakit Inggris
3. Polio
Yaitu kelainan pada tulang yang disebabkan oleh virus, sehingga keadaan
tulangnya mengecil dan abnormal.
Gangguan
penyakit yang berhubungan dengan rangka
1. Osteoporosis
Osteoporosis adalah kelainan tulang, yaitu kondisi tulang menjadi lebih lunak. Hal tersebut dapat terjadi karena kekurangan hormon-hormon tertentu yang membantu pelekatan kalsium. Selain itu, penderita kelainan ini dapat disebabkan juga oleh kekurangan kalsium dalam makanannya sehingga tubuhnya menggunakan kalsium yang tersimpan pada tulangnya. Akibatnya, pada tingkat tertentu tulang menjadi lebih lunak Penyakit ini dapat diatasi dengan mengkonsumsi makanan berkadar meneral kalsium dan fosfor tinggi.
2. Asam
urat
Penimbunan
asam urat pada sendi dapat mengganggu gerak sendi. Gangguan ini disebut juga
dengan penyakit Gout. Penyakit ini
dapat dicegah dengan mengurangi konsumsi makanan yang banyak menghasilkan asam
urat, misalnya jerohan.
3. Reumatik
Reumatik
menyebabkan otot penggerak sendi sering mengalami kekejangan, sendinya akan
membengkak. Penyakit ini disebakan karena pengurangan fungsi tulang rawan
pemisah sendi akibat proses pengapuran.
4. Radang
sumsum tulang belakang (osteomyelitis)
yang disebabkan oleh infeksi bakteri di dalam tulang belakang
5. Mikrosefalus,
yaitu gangguan pertumbuhan tulang tengkorak sehingga kepala berukuran kecil.
Gangguan inni disebabkan karena pada masa bayi kekurangan zat kapur
6. Patah
tulang dan retak tulang akibat benturan yang keras pada bagian tulang tertentu
Ada
beberapa jenis patah tulang, yaitu:
a.
Patah tulang terbuka, tulang yang patah
mencuat keluar sehingga merobek kulit.
b.
Patah tulang tertutup, tulang yang patah
tidak melukai kulit. Patah tulang lebih banyak disebabkan oleh kecelakaan yang dialami
penderita
7. Terkilir
atau keseleo dimana sendi mengalami pergeseran. Gangguan ini disebabkan oleh
gerakan mendadak
Kelainan
Pada Otot Nurkanti (2012:139) menjelaskan bahwa ada beberapa kelainan pada otot
manusia, antaralain :
(a) Tetanus
kelainan otot yang tegang terus menerus yang disebabkan oleh racun bakteri.
Penyakit tetanus disebabkan oleh Clostridium tetani, bakteri yang menghasilkan
zat serupa asetilkolin sehingga otot terus terangsang untuk berkontraksi.
(b) Atrofi
otot kelainan yang menyebabkan otot mengecil akibat serangan virus polio atau
karena otot tidak difungsikan lagi untuk bergerak, akibat lumpuh.
(c) Distrofi Mirip dengan atrofi, penderita distrofi mengalami otot
yang mengecil dan tidak dapat berfungsi normal. Namun, distrofi terjadi karena
kelainan sejak lahir, diperkirakan kelainan ini bersifat genetis.
(d) Kram
kelainan otot yang terjadi karena aktivitas otot yang terus menerus sehingga
otot menjadi kejang.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gerak adalah perubahan posisi tubuh atau perpindahan
yang meliputi seluruh atau sebagian dari tubuh sebagai respon yang diberikan
terhadap rangsangan dari lingkungan dan akibat adanya pertumbuhan. Gerak
pada tubuh menggunakan organ-organ penting sebagai penunjang untuk melakukan
gerak tersebut, yang meliputi otot, sendi, tulang, dan juga rangka.
Alat-alat gerak yang
digunakan pada manusia ada 2 macam yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan
alat gerak aktif berupa otot. Tulang rangka manusia terdiri dari lebih dari 206 tulang.
Kerangka
manusia terdiri atas tiga bagian, yakni rangka kepala (tengkorak), rangka
badan, dan rangka anggota gerak. Rangka manusia terdiri atas kurang lebih 206 tulang. Tulang rangka
dibedakan menjadi beberapa bagian berdasarkan letaknya, terhadap sumbu tubuh, sifat-sifat
fisik, serta berdasarkan bentuknya.
Rangka berdasarkan jenisnya dibagi menjadi rangka aksial dan rangka
apendikular. Tulang berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisik
dibedakan menjadi tulang rawan/tulang muda/cartilago dan tulang keras/tulang
sejati/osteon. Tulang berdasarkan bentuk
terbagi menjadi tiga macam yaitu tulang pipa/panjang, tulang pipih, dan tulang
pendek.
Pada kerangka tubuh manusia terdapat kurang lebih 200 tulang
yang saling berhubungan. Hubungan antar tulang disebut sendi atau artikulasi. Menurut sifat gerakannya persendian
(sendi) dapat dibedakan menjadi tiga, sinartrosis (sendi mati),
amfiartrosis (sendi kaku) dan diartrosis (sendi gerak).
Selain alat gerak pasif, tubuh juga
memiliki alat gerak aktif atau disebut otot. Berdasarkan morfologi, cara kerja,
dan lokasinya dalam tubuh, otot dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu otot
lurik,otot polos dan otot jantung. Otot-otot
saling bekerja sama ketika melakukan gerak. Otot dapat
bergerak secara seirama dan tidak seirama.
Alat gerak pada tubuh manusia bisa
mengalami gangguan atau kelainan apabila tidak digunakan dengan baik. Beberapa
penyakit tulang belakang yaitu, kifosis, lordosis, dan skoliosis. Ada pula
kelainan tulang pada saat masa pertumbuhan yaitu kaki berbentuk O maupun X,
serta terjadinya kelainan polio. Selain itu terdapat penyakit yang berhubungan
dengan rangka, diantarnya yaitu osteoporisis, asam urat, reumatik, dan kesleo. Adapun
kelainan pada otot yaitu, tetanus, atrofi,distrofi dan kram.
B. Saran
Kepada pembaca makalah ini kami mengakui dalam
pembuatannya masih jauh dari kata sempurna, untuk itu diharapkan untuk membaca
dari berbagai referensi lain,sehingga pengetahuan yang didapat pembaca mengenai
sistem organ gerak dapat bertambah.
Manusia tidak dapat nererak semata-mata tanpa adanya
sistem organ gerak yang ada di dalam tubuh yaitu otot dan tulang, untuk itu kesadaran
untuk mengonsumsi makanan yang mengandum kalsium dan vitamin yang cukup untuk
menjaga kesehatan tulang sangat perlu. Selain itu, mengonsumsi kalsium dan
vitamin tersebut dapat mencegah terjadinyaa kelainan-kelainan yang dapat
terjadi pada tulang. Demikian juga kita harus membiasakan sejak dini untuk
melakukan hal-hal yang tidak merugikan tubuh seperti duduk dengan posisi yang
baik untuk menghindari terjadinya kelainan pada otot dan tulang.
DAFTAR
RUJUKAN
Hafizh Alivterra, dkk. “Academi Edu.” Sistem Gerak pada
Manusia. November 2018.
https://www.academia.edu/38433813/Makalah_Sistem_Gerak_Pada_Manusia.pdf
(diakses Januari 29, 2020).
TIM
IPA, KP. Tubuh Manusia : Penunjang Pelajaran IPA SD. Depok: Kawan
Pustaka, 2005.
LAPORAN
PRAKTIKUM
MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN SENDI
ENGSEL
NO |
LANGKAH-LANGKAH |
GAMBAR |
1. |
Siapkan
alat dan bahan yang terdiri atas, gunting, cutter, jarum, balon,
sterofoam,karet dan pensil bekas |
|
2. |
Gambar
pola bentuk tangan dan lengan di atas sterofoam |
|
3. |
Potong
sterofoam yang telah digambar sesuai dengan pola |
|
4. |
Gabungkan
tangan dan lengan dengan pensil bekas sebagai engselnya serta gunakan karet
yang dipasang di sisi saming kanan kiri pensil untuk paten |
|
5. |
Tiup
balon dengan ukuran sedang, dan pasang karet di setiap ujungnya |
|
6 |
Pasang
balon di kanan kiri sterofoam layaknya otot bisep dan trisep dan gunakan
jarum untuk paten pada ujung-ujung karet balon |
|
7 |
Media
sendi engsel dengan otot bisep dan trisep siap digunakan |
|