MAKALAH
PAPARAN
PRINSIP, FUNGSI, KOMPETENSI DAN
KEGIATAN
MENGGAMBAR ANAK SD
A. Pendahuluan
Pendidikan Sekolah
Dasar identik dengan belajar mengajar yang menyenangkan, karena pada tingkat
sekolah ini adalah masa dimana siswa mengalami perkembangan motorik.
Perkembangan motorik sendiri adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak pada
seorang anak. Perkembangan ini harus dioptimalkan agar seorang siswa dapat
menyelesaikan tugas perkembangannya.
Dalam proses
mengembangkan motorik siswa anak SD ada banyak cara yang dapat dilakukan.
Diantaranya melalui pembelajaran sambil bermain, kegiatan olahraga, maupun
pendidikan seni rupa dan kriya. Dengan melakukan kegiatan pembelajaran tersebut
siswa akan mengoptimalkan gerak tubuhnya dan mendukung perkembangan otot ditubuhnya.
Pembelajaran seni rupa
dan kriya di SD dapat menjadi alternatif dalam merangsang perkembangan motorik
siswanya, untuk itu sangat penting adanya pembelajaran seni dan kriya di SD. Dalam
berkarya seni, tidak pernah ada kata salah dan juga tidak ada yang mengatakan
salah pada karya yang telah diciptakan. Namun demikian, di dalam proses
berkarya seni, karena dalam hal ini adalah
proses belajar, maka
harus dilakukan dengan cara
yang benar, sesuai
dengan tujuan dari pembelajaran.
Untuk
itu melalui makalah ini, kami akan menuliskan berbagai pedoman pembelajaran
tersebut, diantarnya mengenai prindip-prinsip pendidikan seni rupa modern,
fungsi didik pendidikan seni rupa di Sekolah Dasar, ompetensi menggambar anak
SD dan materi yang disampaikan seorang narasumber dalam pembelajaran seni di SD.
B. Prinsip Pendidikan Seni Rupa Modern
Pendidikan seni
merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan
seni dapat dilakukan melalui kegiatan
permainan. Tujuan pendidikan seni bukan
untuk membina anak-anak menjadi
seniman, melainkan untuk
mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan
aktivitas permainan. Melalui
permainan, kita dapat mendidik anak dan membina
kreativitasnya sedini mungkin Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat
digunakan sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam pembelajaran pendidikan
seni anak memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya.
Seni rupa modern adalah
seni rupa yang mengutamakan kreativitas dan inovasi dalam membuat karya sehingga
menciptakan sesuatu yang baru. Pendidikan seni rupa modern adalah pembelajaran
seni rupa yang tidak memperhatikan suatu aturan tertentu dalam membuat karya seperti
tradisi, budaya, atau adat istiadat suatu daerah tetapi menciptakan karya seni
yang bebas dan berdasarkan prinsip-prinsip seni rupa yang lebih maju.
Seni modern pada
dasarnya tidak terbatas oleh hal-hal yang kasatmata seperti objek-objek lukisan
tertentu ataupun corak dan gaya tertentu, melainkan ditentukan oleh sikap batin
pembuatnya. Seni modern pun, berkat perkembangan komunikasi modern yang
menyertai kemajuan teknologi, tidak kenal lagi akan batas-batas daerah dengan
kekhasan tradisinya masing-masing. Seni modern menjadi universal sifatnya.
Hanya satu yang menjadi kekhasan dari seni modern yaitu “kreativitas”, hingga
seni ini sering disebut sebagai seni kreatif.
Menurut Linderman dan
Linderman dalam Syafii (2006: 12) bahwa pendidikan seni rupa sebagai pendidikan
estetis dapat dilakukan dengan jalan memberikan pengalaman perseptual,
kultural, dan artistik. Dalam belajar artistik terdapat tiga aspek utama yakni
kemampuan produktif, kritis, dan kultural (Eisner dalam Syafii 2006:12). Bila
ditinjau dari pendapat di atas maka secara ideal lingkup pendidikan seni rupa
di sekolah meliputi aspek pemahaman, apresiasi seni, dan pengalaman kreatif.
Pengalaman yang
berkaitan dengan aspek pemahaman atau pengetahuan ini misalnya tentang
karakteristik suatu karya seni yang berbeda-beda. Pengetahuan ini dapat
diperoleh melalui deskripsi konseptual dan melalui sejarah seni rupa. Lingkup
pengalaman apresiasi seni berkaitan dengan tanggapan siswa atas karya siswa
yang lain atau terhadap karya seniman. Kegiatan ini tidak hanya melalui
pembelajaran pameran, tetapi juga bisa melalui media lain seperti televisi,
video, dan lain-lain. Pengalaman kreatif berkaitan dengan pembelajaran
pembuatan suatu karya seni rupa secara langsung. Siswa diharapkan mampu
menemukan ide-ide baru selama proses pengalaman kreatif.
Ismiyanto (2009) menyatakan
bahwa dalam konteks pembelajaran seni rupa, hendaknya benar-benar diperhatikan
perbedaan setiap individu karena setiap individu berbeda-beda dalam
mengekspresikan feeling dan emotions. Dalam pembelajaran seni rupa harus
diperhatikan tahap perkembangan anak. Setiap anak memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Ismiyanto (2009) dalam
pembelajaran seni rupa agar tercipta belajar kreatif hendaknya memperhatikan
berbagai hal sebagai berikut: (1) tujuan pembelajaran seni rupa, (2)
karakteristik anak, (3) sumber dan media pembelajaran, (4) strategi dan metode
pembelajaran, (5) bahan ajar seni rupa, (6) bentuk dan alat evaluasi
pembelajaran seni rupa, dan (7) situasi lingkungan belajarnya.
Pembelajaran seni di
tingkat pendidikan sekolah dasar bertujuan mengembangkan kesadaran seni dan
keindahan dalam arti umum, baik dalam domain konsepsi, apresiasi, kreasi, penyajian,
maupun tujuan-tujuan psikologis-edukatif untuk pengembangan kepribadian peserta
didik secara positif. Pendidikan Seni Budaya di sekolah tidak semata-mata dimaksudkan
untuk membentuk peserta didik menjadi pelaku seni atau seniman namun lebih
menitik beratkanpada sikap dan perilaku kreatif, etis dan estetis.
Pendidikan
Seni Budaya secara konseptual bersifat (1) multilingual, yakni pengembangan
kemampuan peserta didik mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai
cara dan media, dengan pemanfaatan bahasa rupa, bahasa kata, bahasa bunyi,
bahasa gerak, bahasa peran, dan kemungkinan berbagai perpaduan di antaranya.
Kemampuan mengekspresikan diri memerlukan pemahaman tentang konsep seni, teori
ekspresi seni, proses kreasi seni, teknik artisitik, dan nilai kreativitas.
Pendidikan seni bersifat (2) multidimensional, yakni pengembangan beragam
kompetensi peserta didik tentang konsep seni,termasuk pengetahuan, pemahaman,
analisis, evaluasi, apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis
unsur estetika, logika, dan etika. Pendidikan seni bersifat (3) multikultural,
yakni menumbuh kembangkan kesadaran dan kemampuan peserta didik mengapresiasi beragam
budaya nusantara dan mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap
demokratis yang memungkinkan peserta didik hidup secara beradab dan toleran
terhadap perbedaan nilai dalam kehidupan masyarakat yang pluralistik. Sikap ini
diperlukan untuk membentuk kesadaran
peserta didik akan beragamnya nilai budaya yang hidup ditengah masyarakat.
Pendidikan seni berperan mengembangkan (4) multikecerdasan, yakni peran seni membentuk
pribadi yang harmonis sesuai dengan perkembangan psikologis peserta didik,
termasuk kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual-spasial,
verbal-linguistik, musikal, matematik-logik, jasmani-kinestetis, dan lain
sebagainya.
C.
Fungsi
Didik Pendidikan Seni Rupa di SD
Pendidikan seni rupa di
Sekolah Dasar tidak semata-mata pelajaran yang diberikan kepada siswa tanpa
adanya fungsi. Sesuai dengan hasil observasi yang telah kami lakukan pada
Jumat, 28 Februari 2020 di SDN Jambewangi 01 yang terletak di desa Jambewangi,
Kecamatan Selopuro, dengan salah satu guru yang mengampu kelas III yaitu bapak
Ahmad Eko Nuryanto, menyatakan bahwa fungsi didik dari pendidikan seni rupa di
SD adalah diantaranya adalah sebagai sarana perkembangan psikomotorik siswa,
sebagai wadah penemuan dan penyaluran bakat siswa, sebagai rekreasi dan sebagai
pembentuk karakter.
Menurut narasumber
pendidikan seni rupa di SD menyangkut berbagai kegiatan seni, dalam artian
siswa membuat karya seni yang bermacam-macam. Fungsi dari pendidikan seni yang
pertama adalah dapat melatih siswa untuk mengembangkan psikomotoriknya.
Perkembangan psikomotorik yang dimaksud adalah perkembangan perilaku gerak yang
memperlihatkan interaksi dari kematangan dari siswa dan lingkungannya yang
melibatkan gerakan dari pusat otot besar.
Perkembangan psikomotor
identik dengan gerak yang terus menerus, sehingga siswa SD selalu aktif dan
tidak suka jika harus diam terus menerus, hal ini disebabkan karena pada masa
inilah otot-otot besar di tubuh si anak sedang mengalami perkembangan, untuk
itu sangat penting perkembangan ini disalurkan ke dalam hal yang tepat, dan
salah satunya adalah melalui menggambar. Menggambar sendiri dikatakan dapat melatih
psikomotor karena melalui menggambar siswa dapat melatih ketrampilan dan
kemampuan motorik halusnya.
Setidaknya melalui
menggambar anak menggunakan empat gerakan kecerdasan. Yaitu, cerdas gerak yang
melatih gerakan tangan anak saat membuat gambar. Cerdas diri, dimana melalui
gambar anak bias membuat gambar yang sesuai dengan imajinasi mereka. Cerdas
bahasa, dimana anak bias mengungkapkan apa yang ingin mereka ceritakan melalui
gambar atau biasa disebt sebagai menggambar ekspresi. Dan terakhir cerdas
gambar, yaitu bagaimana mereka membuat bentuk-bentuk yang mereka
gambarkan. Melalui menggambar siswa
melatih gerak tangan untuk menghasilkan tulisan atau bentuk gambar yang baik.
Selanjutnya, fungsi
lain dari pendidikan seni rupa di SD adalah sebagai penemuan dan penyalur bakat
siswa. Guru harus tanggap ketika siswa mulai mencorat coret media yang
ditemukan, mungkin saja siswa tersebut minat dalam menggambar. Kebanyakan dari
siswa menyukai menggambar tetapi tidak semua bsa menggambar dengan baik, untuk
itu anak perlu dibimbing agar nantinya menghasilkan gambar yang bagus. Dan tak
lupa untuk memebrikan apresiasi atas gambar yang telah dibuat siswa.
Fungsi lainnya adalah sebagai
sarana rekreasi pada siswa. Pada masa SD adalah masa anak untuk bermain, untuk
itu melalui seni siswa dapat bermain sambil belajar. Adapun seni rupa, seni
tari dan lain sebagainya yang dapat menyalurkan keaktifan siswa.
Fungsi
terakhir yang dinyatakan oleh narasumber adalah seni sebagai pembentuk karakter
anak sejak dini. Karakter yang dimaksud adalah karakter kesabaran, kerapian,
keindahan, kerajinan dan keuletan. Membuat seni rupa dibutuhkan ketelitian,
kesabaran, ketelatenan dan perasaan, jadi tidak hanya pikiran semata tetapi
juga perasaan sehingga hasilnya nanti bermakna, bernilai seni tinggi dan
menarik. Hal ini juga berlaku diberbagai bidang seni seperti seni tari, seni
musik dsb.
D.
Analisis
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar SBdP SD
1.
Kelas
I
Kemampuan pengetahuan seni kelas I SD
berdasarkan KD 3.1 mengenai menggambar ekspresi dua dimensi yang diharapkan
untuk dicapai oleh siswa diantaranya yaitu: (1) Siswa dapat menjelaskan
pengertian karya ekspresi; (2) Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis karya
ekspresi; (3) Siswa dapat menjelaskan fungsi karya ekspresi; (4) Siswa dapat
menjelaskan teknik-teknik yang dapat digunakan dalam membuat karya ekspresi.
Sedangkan berdasarkan KD 4.1 mengenai
ketrampilan menggambar ekspresi dua dimensi yang diharapkan untuk dicapai siswa
diantaranya yaitu: (1) Siswa dapat menentukan teknik dalam menggambar karya
ekspresi dua dimensi; (2) Siswa dapat menggambar karya ekspresi dua dimensi.
2. Kelas II
Kemampuan pengetahuan seni kelas II SD berdasarkan
KD 3.1 mengenai mengenal menggambar imajinatif yang diharapkan untuk dicapai oleh
siswa diantaranya yaitu: (1) Siswa dapat menjelaskan pengertian mengambar imajinatif; (2) Siswa dapat
menyebutkan jenis-jenis karya imajinatif; (3) Siswa dapat menjelaskan fungsi
karya imajinatif; (4) Siswa dapat menjelaskan teknik-teknik yang dapat
digunakan dalam menggambar karya imajinatif
Sedangkan
berdasarkan KD 4.1 mengenai ketrampilan menggambar imajinatif dua dimensi yang
diharapkan untuk dicapai siswa diantaranya yaitu: (1) Siswa dapat menentukan
teknik dalam menggambar imajinatif; (2) Siswa dapat membuat karya imajinatif
3. Kelas III
Kemampuan pengetahuan seni kelas III SD berdasarkan
KD 3.1 mengenai mengenal karya dekoratif yang diharapkan untuk dicapai oleh
siswa diantaranya yaitu: (1) Siswa dapat menjelaskan pengertian karya
dekoratif; (2) Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis karya dekoratif; (3) Siswa
dapat menjelaskan fungsi karya dekoratif; (4) Siswa dapat menjelaskan
teknik-teknik yang dapat digunakan dalam membuat karya dekoratif
Sedangkan
berdasarkan KD 4.1 mengenai ketrampilan membuat karya dekoratif dua dimensi dimana
pembelajaran yang diharapkan dicapai siswa diantaranya yaitu: (1) Siswa dapat
menentukan teknik dalam membuat karya dekoratif; (2) Siswa dapat membuat karya
dekoratif
4. Kelas IV
Kemampuan pengetahuan seni kelas IV SD berdasarkan
KD 3.1 mengenai menggambar bentuk dua dimensi yang diharapkan untuk dicapai
oleh siswa diantaranya yaitu: (1) Siswa dapat menjelaskan pengertian menggambar
bentuk; (2) Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis menggambar bentuk; (3) Siswa
dapat menjelaskan fungsi menggambar bentuk; (4) Siswa dapat menjelaskan
teknik-teknik yang dapat digunakan dalam menggambar bentuk.
Sedangkan
berdasarkan KD 4.1 mengenai ketrampilan menggambar bentuk dua dimensi yang
diharapkan untuk dicapai siswa diantaranya yaitu: (1) Siswa dapat menentukan
teknik dalam menggambar bentuk dua dimensi; (2) Siswa dapat menggambar bentuk
dua dimensi
5. Kelas V
Kemampuan pengetahuan seni kelas V SD berdasarkan KD
3.1 mengenai menggambar cerita yang diharapkan untuk dicapai oleh siswa
diantaranya yaitu: (1) Siswa dapat menjelaskan pengertian menggambar cerita;
(2) Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis menggambar cerita; (3) Siswa dapat
menjelaskan fungsi dan tujuan menggambar cerita; (4) Siswa dapat menjelaskan
teknik-teknik yang dapat digunakan dalam menggambar cerita.
Sedangkan
berdasarkan KD 4.1 mengenai ketrampilan menggambar cerita yang diharapkan untuk
dicapai siswa diantaranya yaitu: (1) Siswa dapat menentukan teknik dalam
menggambar cerita; (2) Siswa dapat menetukan urut-urutan (alur cerita) dalam
menggambar cerita ; (3) Siswa dapat menentukan pewarnaan yang tepat dalam
menggambar cerita.
6. Kelas VI
Kemampuan pengetahuan seni kelas VI SD berdasarkan
KD 3.1 mengenai menggambar cerita yang diharapkan untuk dicapai oleh siswa
diantaranya yaitu: (1) Siswa dapat menjelaskan pengertian reklame; (2) Siswa
dapat menyebutkan jenis-jenis menggamba reklame; (3) Siswa dapat menjelaskan
fungsi dan tujuan gambar reklame; (4) Siswa dapat menjelaskan teknik-teknik
yang dapat digunakan dalam menggambar reklame. .
Sedangkan
berdasarkan KD 4.1 mengenai ketrampilan menggambar cerita yang diharapkan untuk
dicapai siswa diantaranya yaitu: (1) Siswa dapat menentukan teknik dalam
menggambar reklame; (2) Siswa dapat menggambar reklame sesuai tema; (3) Siswa
dapat menjelaskan fungsi reklame yang telah dibuat
E. Materi dan Kegiatan Menggambar di
SD
Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara yang telah kami lakukan di SDN Jambewangi 01, yang terletak di desa
Jambewangi Selopuro, Blitar dengan salah satu guru yang mengampu kelas III
yaitu bapak Ahmad Eko Nuryanto, beliau menyatakan bahwa sejauh pembelajaran
SBdP yang diberikan kepada siswanya ada dua materi yang telah diberikan, yaitu
yang pertama seni rupa dekoratif, dan kedua seni rupa tiga dimensi.
Menurut
narasumber, dalam pembelajara seni rupa dekoratif beliau memberikan materi
mengenai pengertian, fungsi, teknik, motif dan contoh seni rupa dekoratif. Ada
berbagai teknik yang dapat digunakan, dalam membuat karya dekoratif. Ada pula
berbagai motif karya seperti motif garis-garis vertikal dan horizontal, garis
melengkung dan garis bergelombang.
Pada pembelajaran
ini pada hari Sabtu, siswa diberi tugas secara individu untuk membuat karya
dekoratif dengan bantuan garis-garis vertikal, horizontal maupun garis lengkung
yang kemudian disatukan membentuk motif baru. Pembuatan karya ini dilakukan di
ruang kelas III dengan didampingi guru kelas. Guru memberikan pengarahan selama
pembuatan karya. Kemudian setelah tugas selesai dikerjakan, tugas tersebut
dikumpulkan di depan kelas untuk dinilai oleh guru. Menurut narasumber setiap
anak menggambar karya dekoratif yang memiliki karakter dan keindahan
masing-masing. Dan setiap anak tersebut memiliki nilai estetika tersendiri.
Selain seni rupa
dekoratif, di kelas III ini beliau memberikan materi seni rupa tiga dimensi
yaitu cara pembuatan kotak pensil. Kegiatan ini dilakukan di ruang kelas dengan
tetap didampingi oleh guru kelas. Dalam membuat kotak pensil ini, guru
memberikan penjelasan cara dan mempraktekkan bersama-sama di depan kelas untuk
membuat kotak pensil. Ada beberapa alat dan bahan yang perlu disiapkan siswa
untuk membuat kotak pensil, diantaranya gunting, jarum, kain fannel,
manik-manik, benang dsb. Pembuatan kotak pensil ini menggunakan bahan-bahan
yang sederhana dan karya yang dibuat juga sesederhana mungkin karena masih pada
tingkat kelas rendah. Jadi dalam membuat karya tiga dimensi ini, siswa
diharapkan mengenal saja terlebih dahulu dan mampu membuat karya sederhana.
Kemudian
setelah karya selesai dikerjakan, karya dikumpulkan di depan kelas untuk
kembali dinilai oleh guru. Setelah dinilai dan di apresiasi oleh guru karya
dikembalikan kepada siswa untuk disimpan di belakang kelas sebagai bukti
kreatifitas siswa ataupun dipakai siswa sebagai wadah pensilnya.
F.
Kesimpulan
Seni rupa modern adalah
seni rupa yang mengutamakan kreativitas dan inovasi dalam membuat karya sehingga
menciptakan sesuatu yang baru. Pendidikan seni di SD pada prinsipnya adalah bukan untuk membina anak-anak
menjadi seniman, melainkan
untuk mendidik anak menjadi kreatif. Anak diharapkan mampu menciptakan
rasa keindahan dan berkemampuan menghargai seni. Jadi melalui seni, kemampuan
cipta, rasa dan karsa anak di olah dan dikembangkan. Selain mengolah cipta,
rasa dan karsa seperti yang diterapkan, pendidikan seni merupakan mengolah
berbagai ketrampilan berpikir. Hal tersebut meliputi ketrampilan kreatif,
inovatif, dan kritis. Ketrampilan ini di olah melalui cara belajar induktif dan
deduktif secara seimbang.
Fungsi didik dari
pendidikan seni rupa di Sekolah Dasar diantaranya yaitu sebagai sarana
perkembangan psikomotorik siswa, sebagai wadah penemuan dan penyaluran bakat
siswa, sebagai rekreasi dan sebagai pembentuk karakter. Adapan karakter yang
dimaksud adalah, karakter keuletan, kerajin, kerapian, kesabaran, ketelitian
dan ketelatenan.
Kompetensi Dasar
pembelajaran seni rupa dan kriya di Sekolah Dasar beberapa materi dua dimensi yang
ada diantaranya yaitu: menggambar ekspresi, menggambar imajinatif, menggambar
dekortaif, menggambar bentuk dua dimensi, menggambar cerita dan menggambar
reklame.
Berdasarkan hasil
observasi yang telah dilakukan di salah satu SD dapat disimpulkan bahwa
kegiatan pembelajaran seni rupa yang telah disampaikan oleh seorang guru kelas
III adalah materi seni rupa dua dimensi kaya dekoraif dan seni rupa tiga
dimensi membuat karya tempat pensil. Jika dilihat antara materi yang
disampaikan dan kompetensi dasar pembelajaran seni rupa dan kriya di SD, materi
yang diberikan sudah bersesuaian, karena menurut KD 3.1 disebutkan bahwa kelas
III memuat kompetensi membuat karya dekoratif.
DAFTAR RUJUKAN
Husna, A. (2011, Juli 31). Nguing Nguing.
Retrieved Maret 5, 2020, from Pembelajaran Seni Rupa di Sekolah Dasar:http://nduxhusna.blogspot.com/2011/07/pembelajaran-seni-rupa-di-sekolah-dasar.html
Permendikbud. (n.d.). Retrieved from
https://psma.kemdikbud.go.id/index/lib/files/Permendikbud%20Nomor%2059%20Tahun%202014%20Kurikulum%202013%207.%20PMP%20SENBUD%20SMA.pdf
Susanto, H. (2015, Desember 18). Wong Kapetakan Blog's.
Retrieved Maret 5, 202, from Pembelajaran Seni Rupa https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2015/12/18/pembelajaran-seni-rupa/