Tampilkan postingan dengan label SB. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SB. Tampilkan semua postingan

Minggu, 18 Oktober 2020

PAPARAN PRINSIP, FUNGSI, KOMPETENSI DAN KEGIATAN MENGGAMBAR ANAK SD

 

MAKALAH

PAPARAN PRINSIP, FUNGSI, KOMPETENSI DAN

KEGIATAN MENGGAMBAR ANAK SD


A.  Pendahuluan

Pendidikan Sekolah Dasar identik dengan belajar mengajar yang menyenangkan, karena pada tingkat sekolah ini adalah masa dimana siswa mengalami perkembangan motorik. Perkembangan motorik sendiri adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak pada seorang anak. Perkembangan ini harus dioptimalkan agar seorang siswa dapat menyelesaikan tugas perkembangannya.

Dalam proses mengembangkan motorik siswa anak SD ada banyak cara yang dapat dilakukan. Diantaranya melalui pembelajaran sambil bermain, kegiatan olahraga, maupun pendidikan seni rupa dan kriya. Dengan melakukan kegiatan pembelajaran tersebut siswa akan mengoptimalkan gerak tubuhnya dan mendukung perkembangan otot ditubuhnya.

Pembelajaran seni rupa dan kriya di SD dapat menjadi alternatif dalam merangsang perkembangan motorik siswanya, untuk itu sangat penting adanya pembelajaran seni dan kriya di SD. Dalam berkarya seni, tidak pernah ada kata salah dan juga tidak ada yang mengatakan salah pada karya yang telah diciptakan. Namun demikian, di dalam proses berkarya seni, karena dalam hal  ini  adalah  proses  belajar,  maka  harus  dilakukan dengan  cara  yang  benar,  sesuai  dengan tujuan dari pembelajaran.

Untuk itu melalui makalah ini, kami akan menuliskan berbagai pedoman pembelajaran tersebut, diantarnya mengenai prindip-prinsip pendidikan seni rupa modern, fungsi didik pendidikan seni rupa di Sekolah Dasar, ompetensi menggambar anak SD dan materi yang disampaikan seorang narasumber  dalam pembelajaran seni di SD.

B.  Prinsip Pendidikan Seni Rupa Modern

Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni  dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan  untuk membina  anak-anak  menjadi  seniman,  melainkan  untuk  mendidik anak menjadi  kreatif. Seni  merupakan  aktivitas  permainan.  Melalui  permainan,  kita  dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam pembelajaran pendidikan seni anak memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya.

Seni rupa modern adalah seni rupa yang mengutamakan kreativitas dan inovasi dalam membuat karya sehingga menciptakan sesuatu yang baru. Pendidikan seni rupa modern adalah pembelajaran seni rupa yang tidak memperhatikan suatu aturan tertentu dalam membuat karya seperti tradisi, budaya, atau adat istiadat suatu daerah tetapi menciptakan karya seni yang bebas dan berdasarkan prinsip-prinsip seni rupa yang lebih maju.

Seni modern pada dasarnya tidak terbatas oleh hal-hal yang kasatmata seperti objek-objek lukisan tertentu ataupun corak dan gaya tertentu, melainkan ditentukan oleh sikap batin pembuatnya. Seni modern pun, berkat perkembangan komunikasi modern yang menyertai kemajuan teknologi, tidak kenal lagi akan batas-batas daerah dengan kekhasan tradisinya masing-masing. Seni modern menjadi universal sifatnya. Hanya satu yang menjadi kekhasan dari seni modern yaitu “kreativitas”, hingga seni ini sering disebut sebagai seni kreatif.

Menurut Linderman dan Linderman dalam Syafii (2006: 12) bahwa pendidikan seni rupa sebagai pendidikan estetis dapat dilakukan dengan jalan memberikan pengalaman perseptual, kultural, dan artistik. Dalam belajar artistik terdapat tiga aspek utama yakni kemampuan produktif, kritis, dan kultural (Eisner dalam Syafii 2006:12). Bila ditinjau dari pendapat di atas maka secara ideal lingkup pendidikan seni rupa di sekolah meliputi aspek pemahaman, apresiasi seni, dan pengalaman kreatif.

Pengalaman yang berkaitan dengan aspek pemahaman atau pengetahuan ini misalnya tentang karakteristik suatu karya seni yang berbeda-beda. Pengetahuan ini dapat diperoleh melalui deskripsi konseptual dan melalui sejarah seni rupa. Lingkup pengalaman apresiasi seni berkaitan dengan tanggapan siswa atas karya siswa yang lain atau terhadap karya seniman. Kegiatan ini tidak hanya melalui pembelajaran pameran, tetapi juga bisa melalui media lain seperti televisi, video, dan lain-lain. Pengalaman kreatif berkaitan dengan pembelajaran pembuatan suatu karya seni rupa secara langsung. Siswa diharapkan mampu menemukan ide-ide baru selama proses pengalaman kreatif.

Ismiyanto (2009) menyatakan bahwa dalam konteks pembelajaran seni rupa, hendaknya benar-benar diperhatikan perbedaan setiap individu karena setiap individu berbeda-beda dalam mengekspresikan feeling dan emotions. Dalam pembelajaran seni rupa harus diperhatikan tahap perkembangan anak. Setiap anak memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Ismiyanto (2009) dalam pembelajaran seni rupa agar tercipta belajar kreatif hendaknya memperhatikan berbagai hal sebagai berikut: (1) tujuan pembelajaran seni rupa, (2) karakteristik anak, (3) sumber dan media pembelajaran, (4) strategi dan metode pembelajaran, (5) bahan ajar seni rupa, (6) bentuk dan alat evaluasi pembelajaran seni rupa, dan (7) situasi lingkungan belajarnya.

Pembelajaran seni di tingkat pendidikan sekolah dasar bertujuan mengembangkan kesadaran seni dan keindahan dalam arti umum, baik dalam domain konsepsi, apresiasi, kreasi, penyajian, maupun tujuan-tujuan psikologis-edukatif untuk pengembangan kepribadian peserta didik secara positif. Pendidikan Seni Budaya di sekolah tidak semata-mata dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi pelaku seni atau seniman namun lebih menitik beratkanpada sikap dan perilaku kreatif, etis dan estetis.

Pendidikan Seni Budaya secara konseptual bersifat (1) multilingual, yakni pengembangan kemampuan peserta didik mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media, dengan pemanfaatan bahasa rupa, bahasa kata, bahasa bunyi, bahasa gerak, bahasa peran, dan kemungkinan berbagai perpaduan di antaranya. Kemampuan mengekspresikan diri memerlukan pemahaman tentang konsep seni, teori ekspresi seni, proses kreasi seni, teknik artisitik, dan nilai kreativitas. Pendidikan seni bersifat (2) multidimensional, yakni pengembangan beragam kompetensi peserta didik tentang konsep seni,termasuk pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi, apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, dan etika. Pendidikan seni bersifat (3) multikultural, yakni menumbuh kembangkan kesadaran dan kemampuan peserta didik mengapresiasi beragam budaya nusantara dan mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan peserta didik hidup secara beradab dan toleran terhadap perbedaan nilai dalam kehidupan masyarakat yang pluralistik. Sikap ini diperlukan untuk membentuk  kesadaran peserta didik akan beragamnya nilai budaya yang hidup ditengah masyarakat. Pendidikan seni berperan mengembangkan (4) multikecerdasan, yakni peran seni membentuk pribadi yang harmonis sesuai dengan perkembangan psikologis peserta didik, termasuk kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual-spasial, verbal-linguistik, musikal, matematik-logik, jasmani-kinestetis, dan lain sebagainya.

C.      Fungsi Didik Pendidikan Seni Rupa di SD

Pendidikan seni rupa di Sekolah Dasar tidak semata-mata pelajaran yang diberikan kepada siswa tanpa adanya fungsi. Sesuai dengan hasil observasi yang telah kami lakukan pada Jumat, 28 Februari 2020 di SDN Jambewangi 01 yang terletak di desa Jambewangi, Kecamatan Selopuro, dengan salah satu guru yang mengampu kelas III yaitu bapak Ahmad Eko Nuryanto, menyatakan bahwa fungsi didik dari pendidikan seni rupa di SD adalah diantaranya adalah sebagai sarana perkembangan psikomotorik siswa, sebagai wadah penemuan dan penyaluran bakat siswa, sebagai rekreasi dan sebagai pembentuk karakter.

Menurut narasumber pendidikan seni rupa di SD menyangkut berbagai kegiatan seni, dalam artian siswa membuat karya seni yang bermacam-macam. Fungsi dari pendidikan seni yang pertama adalah dapat melatih siswa untuk mengembangkan psikomotoriknya. Perkembangan psikomotorik yang dimaksud adalah perkembangan perilaku gerak yang memperlihatkan interaksi dari kematangan dari siswa dan lingkungannya yang melibatkan gerakan dari pusat otot besar.

Perkembangan psikomotor identik dengan gerak yang terus menerus, sehingga siswa SD selalu aktif dan tidak suka jika harus diam terus menerus, hal ini disebabkan karena pada masa inilah otot-otot besar di tubuh si anak sedang mengalami perkembangan, untuk itu sangat penting perkembangan ini disalurkan ke dalam hal yang tepat, dan salah satunya adalah melalui menggambar. Menggambar sendiri dikatakan dapat melatih psikomotor karena melalui menggambar siswa dapat melatih ketrampilan dan kemampuan motorik halusnya.

Setidaknya melalui menggambar anak menggunakan empat gerakan kecerdasan. Yaitu, cerdas gerak yang melatih gerakan tangan anak saat membuat gambar. Cerdas diri, dimana melalui gambar anak bias membuat gambar yang sesuai dengan imajinasi mereka. Cerdas bahasa, dimana anak bias mengungkapkan apa yang ingin mereka ceritakan melalui gambar atau biasa disebt sebagai menggambar ekspresi. Dan terakhir cerdas gambar, yaitu bagaimana mereka membuat bentuk-bentuk yang mereka gambarkan.  Melalui menggambar siswa melatih gerak tangan untuk menghasilkan tulisan atau bentuk gambar yang baik.

Selanjutnya, fungsi lain dari pendidikan seni rupa di SD adalah sebagai penemuan dan penyalur bakat siswa. Guru harus tanggap ketika siswa mulai mencorat coret media yang ditemukan, mungkin saja siswa tersebut minat dalam menggambar. Kebanyakan dari siswa menyukai menggambar tetapi tidak semua bsa menggambar dengan baik, untuk itu anak perlu dibimbing agar nantinya menghasilkan gambar yang bagus. Dan tak lupa untuk memebrikan apresiasi atas gambar yang telah dibuat siswa.

Fungsi lainnya adalah sebagai sarana rekreasi pada siswa. Pada masa SD adalah masa anak untuk bermain, untuk itu melalui seni siswa dapat bermain sambil belajar. Adapun seni rupa, seni tari dan lain sebagainya yang dapat menyalurkan keaktifan siswa.

Fungsi terakhir yang dinyatakan oleh narasumber adalah seni sebagai pembentuk karakter anak sejak dini. Karakter yang dimaksud adalah karakter kesabaran, kerapian, keindahan, kerajinan dan keuletan. Membuat seni rupa dibutuhkan ketelitian, kesabaran, ketelatenan dan perasaan, jadi tidak hanya pikiran semata tetapi juga perasaan sehingga hasilnya nanti bermakna, bernilai seni tinggi dan menarik. Hal ini juga berlaku diberbagai bidang seni seperti seni tari, seni musik dsb.

D.      Analisis Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar SBdP SD

1.      Kelas I

    Kemampuan pengetahuan seni kelas I SD berdasarkan KD 3.1 mengenai menggambar ekspresi dua dimensi yang diharapkan untuk dicapai oleh siswa diantaranya yaitu: (1) Siswa dapat menjelaskan pengertian karya ekspresi; (2) Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis karya ekspresi; (3) Siswa dapat menjelaskan fungsi karya ekspresi; (4) Siswa dapat menjelaskan teknik-teknik yang dapat digunakan dalam membuat karya ekspresi.

    Sedangkan berdasarkan KD 4.1 mengenai ketrampilan menggambar ekspresi dua dimensi yang diharapkan untuk dicapai siswa diantaranya yaitu: (1) Siswa dapat menentukan teknik dalam menggambar karya ekspresi dua dimensi; (2) Siswa dapat menggambar karya ekspresi dua dimensi.

2.      Kelas II

Kemampuan pengetahuan seni kelas II SD berdasarkan KD 3.1 mengenai mengenal menggambar imajinatif yang diharapkan untuk dicapai oleh siswa diantaranya yaitu: (1) Siswa dapat menjelaskan pengertian  mengambar imajinatif; (2) Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis karya imajinatif; (3) Siswa dapat menjelaskan fungsi karya imajinatif; (4) Siswa dapat menjelaskan teknik-teknik yang dapat digunakan dalam menggambar karya imajinatif

            Sedangkan berdasarkan KD 4.1 mengenai ketrampilan menggambar imajinatif dua dimensi yang diharapkan untuk dicapai siswa diantaranya yaitu: (1) Siswa dapat menentukan teknik dalam menggambar imajinatif; (2) Siswa dapat membuat karya imajinatif

3.      Kelas III

Kemampuan pengetahuan seni kelas III SD berdasarkan KD 3.1 mengenai mengenal karya dekoratif yang diharapkan untuk dicapai oleh siswa diantaranya yaitu: (1) Siswa dapat menjelaskan pengertian karya dekoratif; (2) Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis karya dekoratif; (3) Siswa dapat menjelaskan fungsi karya dekoratif; (4) Siswa dapat menjelaskan teknik-teknik yang dapat digunakan dalam membuat karya dekoratif

Sedangkan berdasarkan KD 4.1 mengenai ketrampilan membuat karya dekoratif dua dimensi dimana pembelajaran yang diharapkan dicapai siswa diantaranya yaitu: (1) Siswa dapat menentukan teknik dalam membuat karya dekoratif; (2) Siswa dapat membuat karya dekoratif

4.      Kelas IV

Kemampuan pengetahuan seni kelas IV SD berdasarkan KD 3.1 mengenai menggambar bentuk dua dimensi yang diharapkan untuk dicapai oleh siswa diantaranya yaitu: (1) Siswa dapat menjelaskan pengertian menggambar bentuk; (2) Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis menggambar bentuk; (3) Siswa dapat menjelaskan fungsi menggambar bentuk; (4) Siswa dapat menjelaskan teknik-teknik yang dapat digunakan dalam menggambar bentuk.

Sedangkan berdasarkan KD 4.1 mengenai ketrampilan menggambar bentuk dua dimensi yang diharapkan untuk dicapai siswa diantaranya yaitu: (1) Siswa dapat menentukan teknik dalam menggambar bentuk dua dimensi; (2) Siswa dapat menggambar bentuk dua dimensi

5.      Kelas V

Kemampuan pengetahuan seni kelas V SD berdasarkan KD 3.1 mengenai menggambar cerita yang diharapkan untuk dicapai oleh siswa diantaranya yaitu: (1) Siswa dapat menjelaskan pengertian menggambar cerita; (2) Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis menggambar cerita; (3) Siswa dapat menjelaskan fungsi dan tujuan menggambar cerita; (4) Siswa dapat menjelaskan teknik-teknik yang dapat digunakan dalam menggambar cerita.

Sedangkan berdasarkan KD 4.1 mengenai ketrampilan menggambar cerita yang diharapkan untuk dicapai siswa diantaranya yaitu: (1) Siswa dapat menentukan teknik dalam menggambar cerita; (2) Siswa dapat menetukan urut-urutan (alur cerita) dalam menggambar cerita ; (3) Siswa dapat menentukan pewarnaan yang tepat dalam menggambar cerita.

6.      Kelas VI

Kemampuan pengetahuan seni kelas VI SD berdasarkan KD 3.1 mengenai menggambar cerita yang diharapkan untuk dicapai oleh siswa diantaranya yaitu: (1) Siswa dapat menjelaskan pengertian reklame; (2) Siswa dapat menyebutkan jenis-jenis menggamba reklame; (3) Siswa dapat menjelaskan fungsi dan tujuan gambar reklame; (4) Siswa dapat menjelaskan teknik-teknik yang dapat digunakan dalam menggambar reklame. .

Sedangkan berdasarkan KD 4.1 mengenai ketrampilan menggambar cerita yang diharapkan untuk dicapai siswa diantaranya yaitu: (1) Siswa dapat menentukan teknik dalam menggambar reklame; (2) Siswa dapat menggambar reklame sesuai tema; (3) Siswa dapat menjelaskan fungsi reklame yang telah dibuat

E.  Materi dan Kegiatan Menggambar di SD



Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah kami lakukan di SDN Jambewangi 01, yang terletak di desa Jambewangi Selopuro, Blitar dengan salah satu guru yang mengampu kelas III yaitu bapak Ahmad Eko Nuryanto, beliau menyatakan bahwa sejauh pembelajaran SBdP yang diberikan kepada siswanya ada dua materi yang telah diberikan, yaitu yang pertama seni rupa dekoratif, dan kedua seni rupa tiga dimensi.

Menurut narasumber, dalam pembelajara seni rupa dekoratif beliau memberikan materi mengenai pengertian, fungsi, teknik, motif dan contoh seni rupa dekoratif. Ada berbagai teknik yang dapat digunakan, dalam membuat karya dekoratif. Ada pula berbagai motif karya seperti motif garis-garis vertikal dan horizontal, garis melengkung dan garis bergelombang.

Pada pembelajaran ini pada hari Sabtu, siswa diberi tugas secara individu untuk membuat karya dekoratif dengan bantuan garis-garis vertikal, horizontal maupun garis lengkung yang kemudian disatukan membentuk motif baru. Pembuatan karya ini dilakukan di ruang kelas III dengan didampingi guru kelas. Guru memberikan pengarahan selama pembuatan karya. Kemudian setelah tugas selesai dikerjakan, tugas tersebut dikumpulkan di depan kelas untuk dinilai oleh guru. Menurut narasumber setiap anak menggambar karya dekoratif yang memiliki karakter dan keindahan masing-masing. Dan setiap anak tersebut memiliki nilai estetika tersendiri.

Selain seni rupa dekoratif, di kelas III ini beliau memberikan materi seni rupa tiga dimensi yaitu cara pembuatan kotak pensil. Kegiatan ini dilakukan di ruang kelas dengan tetap didampingi oleh guru kelas. Dalam membuat kotak pensil ini, guru memberikan penjelasan cara dan mempraktekkan bersama-sama di depan kelas untuk membuat kotak pensil. Ada beberapa alat dan bahan yang perlu disiapkan siswa untuk membuat kotak pensil, diantaranya gunting, jarum, kain fannel, manik-manik, benang dsb. Pembuatan kotak pensil ini menggunakan bahan-bahan yang sederhana dan karya yang dibuat juga sesederhana mungkin karena masih pada tingkat kelas rendah. Jadi dalam membuat karya tiga dimensi ini, siswa diharapkan mengenal saja terlebih dahulu dan mampu membuat karya sederhana.

Kemudian setelah karya selesai dikerjakan, karya dikumpulkan di depan kelas untuk kembali dinilai oleh guru. Setelah dinilai dan di apresiasi oleh guru karya dikembalikan kepada siswa untuk disimpan di belakang kelas sebagai bukti kreatifitas siswa ataupun dipakai siswa sebagai wadah pensilnya.

F.   Kesimpulan

Seni rupa modern adalah seni rupa yang mengutamakan kreativitas dan inovasi dalam membuat karya sehingga menciptakan sesuatu yang baru. Pendidikan seni di SD pada prinsipnya adalah  bukan untuk membina  anak-anak  menjadi  seniman,  melainkan  untuk  mendidik anak menjadi  kreatif. Anak diharapkan mampu menciptakan rasa keindahan dan berkemampuan menghargai seni. Jadi melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa anak di olah dan dikembangkan. Selain mengolah cipta, rasa dan karsa seperti yang diterapkan, pendidikan seni merupakan mengolah berbagai ketrampilan berpikir. Hal tersebut meliputi ketrampilan kreatif, inovatif, dan kritis. Ketrampilan ini di olah melalui cara belajar induktif dan deduktif secara seimbang.

Fungsi didik dari pendidikan seni rupa di Sekolah Dasar diantaranya yaitu sebagai sarana perkembangan psikomotorik siswa, sebagai wadah penemuan dan penyaluran bakat siswa, sebagai rekreasi dan sebagai pembentuk karakter. Adapan karakter yang dimaksud adalah, karakter keuletan, kerajin, kerapian, kesabaran, ketelitian dan ketelatenan.

Kompetensi Dasar pembelajaran seni rupa dan kriya di Sekolah Dasar beberapa materi dua dimensi yang ada diantaranya yaitu: menggambar ekspresi, menggambar imajinatif, menggambar dekortaif, menggambar bentuk dua dimensi, menggambar cerita dan menggambar reklame.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di salah satu SD dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran seni rupa yang telah disampaikan oleh seorang guru kelas III adalah materi seni rupa dua dimensi kaya dekoraif dan seni rupa tiga dimensi membuat karya tempat pensil. Jika dilihat antara materi yang disampaikan dan kompetensi dasar pembelajaran seni rupa dan kriya di SD, materi yang diberikan sudah bersesuaian, karena menurut KD 3.1 disebutkan bahwa kelas III memuat kompetensi membuat karya dekoratif.

 

 


 

DAFTAR RUJUKAN

Husna, A. (2011, Juli 31). Nguing Nguing. Retrieved Maret 5, 2020, from Pembelajaran Seni Rupa di Sekolah Dasar:http://nduxhusna.blogspot.com/2011/07/pembelajaran-seni-rupa-di-sekolah-dasar.html

Permendikbud. (n.d.). Retrieved from https://psma.kemdikbud.go.id/index/lib/files/Permendikbud%20Nomor%2059%20Tahun%202014%20Kurikulum%202013%207.%20PMP%20SENBUD%20SMA.pdf

Susanto, H. (2015, Desember 18). Wong Kapetakan Blog's. Retrieved Maret 5, 202, from Pembelajaran Seni Rupa https://bagawanabiyasa.wordpress.com/2015/12/18/pembelajaran-seni-rupa/