Tampilkan postingan dengan label bahasa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bahasa. Tampilkan semua postingan

Minggu, 03 Oktober 2021

MAKALAH : KETERAMPILAN MENULIS

 

KETERAMPILAN MENULIS

MAKALAH

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan dan tercurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan makalah ini sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Pengantar Pendidikan dengan judul “Keterampilan Menulis”

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik. Dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini, khususnya kepada dosen pengampu yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.

Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat. Terima kasih.

 

Blitar, 5 November 2019

 

   Penulis

 

 

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR.. ii

DAFTAR ISI. iii

BAB I. 1

PENDAHULUAN.. 1

A. Latar Belakang. 1

B. Rumusan Masalah. 2

C. Tujuan. 2

BAB II. 3

PEMBAHASAN.. 3

A. Ketrampilan Menulis. 3

B. Tujuan Menulis. 5

C. Fungsi Menulis. 5

D. Ragam Tulisan. 6

E. Proses dan Tahap Menulis. 7

BAB III. 13

PENUTUPAN.. 13

A. Kesimpulan. 13

B. Saran. 13

DAFTAR PUSTAKA.. 14

 

 


 


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

 

Ketrampilan adalah kemampuan untuk menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehngga menghasilkan sebuah nilai dari hasil pekerjaan tersebut. Keterampilan juga diartikan sebagai kecakapan untuk menyelesaikan tugas. atau kecakapan yang disyaratkan. keterampilan/ kemampuan tersebut pada dasarnya akan lebih baik bila terus diasah dan dilatih untuk menaikkan kemampuan sehingga akan menjadi ahli atau menguasai dari salah satu bidang keterampilan yang ada.

Berbahasa berasal dari kata dasar  “bahasa”. Berbahasa memiliki arti dalam kelas verba atau kata kerja sehingga berbahasa dapat menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Berbahasa dapat diartikan sebagai menggunakan bahasa.

Keterampilan berbahasa adalah kemampuan dan kecekantan menggunakan bahasa yang meliputi mendengar atau menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan berbahasa dibagi menjadi 2, yaitu Lisan dan Tulis. Lisan meliputi menyimak dan berbicara, sedangkan keterampilan berbahasa tulis meliputi membaca dan menulis.

Jadi, keterampilan berbahasa merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai setiap orang. Dalam suatu masyarakat, setiap orang saling berhubungan dengan orang lain dengan cara berkomunikasi. Keberhasilan suatu  proses komunikasi bergantung pada proses encoding dan decoding. Proses encoding adalah pengirim pesan aktif memilih pesan yang akan disampaikan, mem formulasikannya dalam wujud lambang-lambang berupa bunyi/tulisan, sedangkan proses decoding adalah penerima pesan aktif menterjemahkan lambang-lambang berupa bunyi/tulisan menjadi makna sehingga pesan dapat diterima secara utuh.

Manfaat dari keterampilan berbahasa ini adalah kita dapat mengungkapkan pikiran, mengekspresikan perasaan dan dapat melaporkan fakta-fakta yang kita amati, serta dapat memahami pikiran, perasaan, gagasan,dan fakta yang disampaikan orang kepada kita.

Hal itu menunjukkan perlunya seseorang mempunyai ketrampilan dalam berbahasa, untuk itu pada makalah ini kami akan membahas tentang ketrampilan menulis, yang merupakan salah satu dari empat aspek dalam ketrampilan berbahasa.

B. Rumusan Masalah

 

1      Apa yang dimaksud dengan ketrampilan menulis?

2      Apa tujuan menulis?

3      Apa fungsi menulis?

4      Apa macam-macam menulis?

5      Bagaimana proses dan tahap menulis?

C. Tujuan

 

1.    Mengetahui tentang ketrampilan

2.    Mengetahui tujuan menulis

3.    Mengetahui fungsi menulis

4.    Mengetahui macam-macam menulis

5.    Mengetahui proses dan tahap menulis

BAB II

PEMBAHASAN

A. Ketrampilan Menulis

Banyak ahli telah mengemukakan pengertian menulis. Menurut pendapat Saleh Abbas (2006:125), keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan gramatikal dan penggunaan ejaan. Menurut Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi (1999: 159), keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan menuangkan pikiran, gagasan, pendapat tentang sesuatu, tanggapan terhadap suatu pernyataan keinginan, atau pengungkapan perasaan dengan menggunakan bahas tulis.

Menurut Henry Guntur Tarigan (2008: 3), keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain. Sedangkan menurut Byrne (Haryadi dan Zamzani, 1996: 77), keterampilan menulis karangan atau mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas sehingga dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.

Menurut pendapat Burhan Nurgiyantoro (2001: 273), menulis adalah aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa. Menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif sehingga penulis harus memiliki kemampuan dalam menggunakan kosakata, tata tulis,dan struktur bahasa. Harris (Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi, 1999: 276) keterampilan menulis diartikan sebagai kemampuan menggunakan bahasa untuk menyatakan ide, pikiran atau perasaan kepada orang lain dengan menggunaan bahasa tulis. Menulis merupakan aktivitas pengekpresian ide, gagasan, pikiran atau perasaan ke dalam lambang-lambang kebahasaan. Sedangkan menurut Suparno dan Mohammad Yunus (2008: 1.3), menulis merupakan kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi) dengan mengunakan bahasa tulis sebagai media atau alatnya. Dalam komunikasi tulis setidaknya terdapat empat unsur yang terlibat yaitu (1) penulis sebagai penyampai pesan, (2) isi tulisan atau pesan, (3) saluran atau medianya berupa tulisan dan (4) pembaca sebagai penerima pesan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa keterampilan menulis adalah keterampilan menuangkan ide, gagasan, perasaan dalam bentuk bahasa tulis sehingga orang lain yang membaca dapat memahami isi tulisan tersebut dengan baik.

Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang bersifat aktifproduktif. Ketrampilan produktif adalah ketrampilan berbahasa yang dilakukan oleh seseorang untuk menyampikan informasi atau ide/ gagasan secara lisan dan tulisan. Aktivitas menulis bukanlah sekadar hanya menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat; melainkan menuangkan dan mengembangkan pikiranpikiran, gagasan-gagasan, ide, dalam suatu struktur tulisan yang teratur, logis, sistematis, sehingga mudah ditangkap oleh pembacanya. Sama seperti halnya dengan keterampilan membaca, keterampilan menulis pun dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yakni (a) menulis permulaan dan (b) menulis lanjutan.

Menulis permulaan sesungguhnya identik dengan melukis gambar. Pada fase ini, si penulis tidak menuangkan ide/gagasan, melainkan hanya sekadar melukis atau menyalin gambar/lambang bunyi bahasa ke dalam wujud lambang-lambang tertulis. Pada awal-awal memasuki persekolahan, para siswa dilatih menulis permulaan yang proses pembelajarannya sering disinergiskan dan diintegrasikan dengan kegiatan membaca permulaan. Kegiatan menulis yang sesungguhnya merupakan aktivitas curah ide, curah gagasan, yang dinyatakan secara tertulis melalui bahasa tulis.

Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis, di mana penulis perlu untuk:

1        Menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan;

2        Memilih kata yang tepat;

3        Menggunakan bentuk kata dengan benar;

4        Mengurutkan kata-kata dengan benar;

5        Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca;

6        Memilih genre tulisan yang tepat, sesuai dengan pembaca yang dituju;

7        Mengupayakan ide-ide atau informasi utama didukung secara jelas oleh ide-ide atau informasi tambahan;

8        Mengupayakan, terciptanya paragraf, dan keseluruhan tulisan koheren sehingga pembaca mudah mengikuti jalan pikiran atau informasi yang disajikan;

9        Membuat dugaan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca sasaran mengenai subjek yang ditulis dan membuat asumsi mengenai hal-hal yang belum mereka ketahui dan penting untuk ditulis (http://www.sil.org/lingualinks)

B. Tujuan Menulis

Setiap penulis harus mempunyai tujuan yang jelas dari tulisan yang akan ditulisnya. Menurut Suriamiharja (1997: 10), tujuan dari menulis adalah agar tulisan yang dibuat dapat dibaca dan dipahami dengan benar oleh orang lain yang mempunyai kesamaan pengertian terhadap bahasa yang dipergunakan. Sedangkan menurut Suparno dan Mohamad Yunus (2008: 3.7), tujuan yang ingin dicapai seorang penulis bermacam-macam sebagai berikut.

a.              Menjadikan pembaca ikut berpikir dan bernalar.

b.              Membuat pembaca tahu tentang hal yang diberitakan.

c.              Menjadikan pembaca beropini.

d.             Menjadikan pembaca mengerti.

e.              Membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan.

f.               Membuat pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang dikemukakan seperti nilai kebenaran, nilai agama, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai moral, nilai kemanusiaan dan nilai estetika.

 

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah agar pembaca mengetahui, mengerti dan memahami nilai-nilai dalam sebuah tulisan sehingga pembaca ikut berpikir, berpendapat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan isi tulisan.

C. Fungsi Menulis

Menulis memiliki banyak fungsi. Seperti yang diungkapkan oleh D’Angelo dalam Tarigan, (2008), pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena para pelajar akan merasa mudah dan nyaman dalam berpikir secara kritis. Juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tangkap atau persepsi, memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Tidak jarang, kita menemui apa yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang, gagasan-gagasan, masalah-masalah, dan kejadian-kejadian yang hanya dalam proses menulis yang aktual.
Tidak jauh berbeda dari pendapat D’Angelo, Sabarti Akhadiah (dalam Hasani, 2005:3)  mengungkapkan fungsi menulis sebagai berikut:

a.         Penulis dapat mengenali kemampuan dan potensi dirinya. Dengan menulis, penulis dapat mengetahui sampai mana pengetahuannya tentang suatu topik. Untuk mengembangkan topik itu, penulis harus berpikir menggali pengetahuan dan pengalamannya.

b.        Penulis dapat terlatih dalam mengembangkan berbagai gagasan. Dengan menulis, penulis terpaksa bernalar, menghubung-hubungkan, serta membanding-banding-kan fakta untuk mengembangkan berbagai gagasan.

c.         Penulis dapat lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi se-hubungan dengan topik yang ditulis. Kegiatan menulis dapat memperluas wawasan penulisan secara teoritis mengenai fakta-fakta yang berhubungan.

d.        Penulis dapat terlatih dalam mengorganisasikan gagasan secara sistematis serta mengungkapkan secara tersurat. Dengan demikian, penulis dapat memperjelas permasalahan yang semula masih samar.

e.         Penulis dapat meninjau serta menilai gagasannya sendiri secara objektif.

f.         Dengan menulis sesuatu di atas kertas, penulis akan lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara tersurat dalam konteks yang lebih kongkret.

g.        Dengan menulis, penulis terdorong untuk terus belajar secara aktif.

h.        Penulis menjadi penemu sekaligus pemecah masalah, bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain.

i.          Dengan kegiatan menulis terencana, penulis membiasakan berpikir serta ber-bahasa secara tertib dan teratur.

Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan fungsi dari menulis adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung yang dapat menggali kemampuan seseorang tentang suatu topik dengan cara berlatih mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan terencana agar dapat berbahasa dengan tertib dan teratur. Selain itu, menulis juga dapat membantu seseorang memperdalam daya tangkap dan membantu memecahkan masalah.

D. Ragam Tulisan

Ragam tulisan dapat didasarkan pada isi tulisan, isi tulisan mempengaruhi jenis informasi, pengorganisasian dan tata sajian tulisan. Berdasarkan ragam tersebut tata tulisan dibedakan menjadi empat : deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi (Syafi’ie,1990: 151).sedangkan menurut Keraf(1989: 6) ragam tulisan didasarkan pada tujuan umum, berdasarkan hal tersebut menulis dapat dibedakan menjadi lima : Deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi, persuasi.

1.       Deskripsi (perian)
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin describere yang berarti menggambarkan atau memerikan sesuatuhal. Dari segi istilah,deskrpsi adalah suatu bentuk karangan yanng melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,mendengar,mencim dan merasakan)apa yang dilikiskan itu sesuai dengan citra penulisannya.

2.       Eksposisi (paparan)
Eksposisi berasal dari kata exposition yang berarti membuka.dapat pula diartikan sebagai tulisan yang bertujuan untuk memberitahu ,mengupas,menguraikan, atau menerangkan sesuatu. 

3.       Argumentasi (bahasan )
Yang dimaksud dengan tulisan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan.Karangan ini ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan, memperkuat atau menolak sesuatu pendapat, pendirian , gagasan.

4.       Narasi (kisahan)
Narasi atau naratif adalah tulisan berbentuk karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis) dengan maksud memberi makna kepada sebuah atau rentetan kejadian sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.

5.       Persuasi 
Tulisan yang bermaksud mempengaruhi orang lain dalam persuasi selain logika perasaan juga memegang peranan penting.

E. Proses dan Tahap Menulis

Yang harus diperhatikan dalam proses menulis adalah pada apa yang siswa fikirkan dan melakukan apa yang dia tulis. Pada  dasarnya proses menulis  meliputi  lima  tahap, 

yakni (1) pramenulis, (2) menulis draf, (3) merevisi, (4) menyunting, dan  (5) mempublikasikannya.

1.    Tahap-tahap menulis 

a.    Pra menulis (prewriting)

Pramenulis adalah tahap persiapan untuk menulis. Tahap ini sering kali diabaikan, padahal sebenarnya tahap ini menjadi dasar dan sangat penting. Menurut Murray (1982) 70 % waktu menulis dihabiskan dalam tahap ini. Adapun hal-hal yang dilakukan siswa dalam tahap ini adalah: (1) memilih topik (choose a topic), (2) mempertimbangkan tujuan, bentuk, dan pembaca (consider fuction, form, and audience), dan (3) mencari, memperoleh dan menyusun ide-ide atau topic yang ingin ditulis (generate and organize ideas for writing).

1)   Memilih topik (choose a topic)

Memilih topik untuk ditulis bisa menjadi batu sandungan bagi mereka yang telah terbiasa disediakan topik oleh gurunya. Tetapi siswa harus diajarkan untuk menentukan topik tulisannya sendiri. Apabila terdapat siswa yang kesulitan dalam menentukan topik, guru dapat membantunya dengan mengadakan brainstorming atau sumbang saran dengan memberikannya beberapa pilihan topik kemudian meminta siswa yang kesulitan memilih topik tersebut untuk memilih salah satu yang paling menarik dan paling dikuasai. Dalam kegiatan pramenulis ini siswa saling berdiskusi, menggambar, membaca, dan bahkan menulis untuk mengembangkan seputar informasi terkait dengan topik yang dia pilih.

2)   Mempertimbangkan tujuan, bentuk, dan pembaca (consider fuction, form, and audience)

Keputusan tentang bentuk, tujuan, dan pembaca saling mempengaruhi, missal jika tujuannya adalah untuk hiburan, bentuk yang tepat mungkin sebuah cerita, puisi

3)   Mencari, memperoleh dan menyusun ide-ide atau topik yang ingin ditulis (generate and organize ideas for writing)

Para siswa melakukan berbagai kegiatan untuk memperoleh dan menyusun ide-ide untuk menulis. Graves (1983) menyebut penulis mempersiapkan diri untuk menulis sebagai kegiatan persiapan (rehearsal activities), seperti  (1) menggambar (drawing),  (2) pengelompokan (clustering) , (3) berdiskusi (talking), (4) membaca (reading), (5) bermain peran (role playing), dan (6) menulis cepat (quickwriting).

a)    Menggambar (drawing)

Kegiatan ini sangat cocok untuk anak kecil  atau anak sekolah dasar dimana anak menggambar untuk mengumpulkan dan mengatur ide untuk menulis.

b)   Pengelompokan (clustering)

Siswa membuat pengelompokan, seperti diagram jaring-jaring, dimana siswa menulis topik utama di tengah dan memecahnya menjadi beberapa ide pokok. Setelah itu mereka menulis informasi detil pada setiap ide pokok.

c)    Berdiskusi (talking)

Siswa saling berdiskusi dengan temannya untuk saling berbagi ide yang mungkin dapat dijadikan topik tulisan.

d)   Membaca (reading)

Melalui membaca siswa mampu memperoleh informasi tentang apa yang akan dia tulis

e)    Bermain peran (role playing)

Anak-anak menemukan dan membentuk ide yang akan digunakan untuk menulis melalui bermain peran

f)    Menulis cepat (quickwriting)

Siswa dapat menuliskan ide-ide yang didapat melalui literature fokus unit atau siklus tema menjadi materi yang siap untuk menjadi bahan tulisan.

b.   Penyusunan Draf (drafting)

Pada tahap penyusunan draf siswa menulis dan memperbaiki komposisi ide-ide melalui serangkaian draft. Siswa menuliskan ide-idenya ke dalam sebuah kertas. Karena penulis tidak memulai menulis dengan komposisi yang siap seperti yang disusun dalam pikiran mereka, siswa memulai menulis draf ini dengan ide-ide yang bersifat tentative yang dikembangkan melalui aktivitas pra menulis. Pada tahap membuat atau menyusun draf ini, lebih difokuskan pada bagaimana mengeluarkan ide-ide dengan sedikit perhatiannya pada aspek ejaan, penggunaan istilah, atau kesalahan penulisan lainnya. Selama proses penyusunan draft ini siswa dimungkinkan untuk memodifikasi keputusan awal mereka tentang bentuk, tujuan dan pembacanya. Aktivitas dalam tahap ini meliputi: 1) menulis draft kasar, 2) menulis konsep utama, dan 3) menekankan pada pengembangan isi.

c.    Merevisi (revising)

Pada tahap ini siswa memperbaiki ide-ide dalam komposisi mereka. revisi tidak sekedar memoles tulisan, tetapi lebih kepada memenuhi kebutuhan pembaca dengan menambahkan, mengganti, menghapus dan menata ulang bahan tulisan. Kegiatan-kegiatan pada tahap ini adalah: (1) membaca ulang draf kasar (rereading the rough draft), (2) berbagi tentang draf kasar dengan teman dalam kelompok (sharing the rough draft in a writing group), dan (3) merevisi berdasarkan umpan balik (revising on the basis of feedback)

1)   Membaca ulang draf kasar (rereading the rough draft)

Setelah menyelesaikan draf kasar, siswa memerlukan waktu sehari atau dua hari menjauhkan diri dari draf mereka. Setelah itu, barulah siswa membaca kembali draf kasar mereka dengan pikiran atau pandangan yang segar.  Disaat siswa membaca, mereka  membuat beberapa perubahan  dengan menambah,  , mengganti, menghilangkan atau memindahkan bagian-bagian dalam draf dan mereka menempatkan tanda tanya pada bagian yang membutuhkan perbaikan. Dan dalam perbaikan inilah siswa dapat meminta bantuan kepada kelompok menulis (wriring groups)

2)   Berbagi tentang draf kasar dengan teman dalam kelompok (sharing the rough draft in a writing group)

Para siswa saling bertemu dalam kelompok-kelompok menulis untuk saling berbagi tentang materi tulisannya Dengan kelompok menulis ini diharapkan ada timbal balik yang dapat menghasilkan tulisan yang sesuai dengan kebutuhan pembaca. Kelompok-kelompok menulis ini memberikan ruang di mana guru dan siswa dapat membahas tentang rencana dan stategi dalam menlis dan merevisi tulisan (Applebee dn Langer, 1983: Calkins, 1983). Fungsi atau manfaat dari kelompok menulis ini yaitu :

a)    untuk menawarkan pilihan penulis

b)    untuk memberikan tanggapan, perasaan, dan pikiran

c)    untuk menunjukkan berbagai kemungkinan dalam merevisi

d)   mempercepat  proses revisi

Kelompok ini dapat dibentuk secara spontan apabila sejumlah siswa sudah melengkapi susnan draf dan siap berbagi komposisi tulisan. Adapun kegiatan-kegiatan dalam kelompok menulis ini adalah:

a.    Penulis membaca tulisannya (the writer reads)

Penulis membacakan hasil tulisannya di depan anggota kelompok. Teman satu kelompok mendengarkan baik-baik dan bersiap memberikan pujian dan saran-saran setelah penulis selesai membacakan tulisannya. Fokus utama pada kegiatan ini adalah mendengarkan dengan seksama apa yang dibacakan penulis

b.    Para pendengar (siswa lain) memberi pujian

Pendengar memberikan pujian atau komentar positif yang spesifik atas apa yang disampaikan penulis

c.    Penulis membuat pertanyaan

Penulis membuat pertanyaan tentang apa yang telah dibacakan kepada anggota kelompoknya, pertanyaan itu bertujuan untuk perbaikan apabila ada tulisan yang tidak tepat

d.   Pendengar memberikan saran

Setelah penulis menanyakan apakah ada kekurangan atau kesalahan dalam tulisannya, para pendnengar memberikan saran positif untuk menjadikan tulisannya lebih baik

e.    Pengulangan proses

Setiap siswa mengulangi komposisi tulisan. Pada proses ini guru memberikan masukan kepada siswa.

f.     Penulis merencanakan sebuah revisi

Dalam kegiatan akhir ini, masing-masing siswa berkomitmen untuk merevisi tulisan mereka berdasarkan atas masukan dari teman ataupun guru.

 

3)   Merevisi berdasarkan umpan balik (revising on the basis of feedback)

Siswa membuat empat perubahan dalam tahap ini, yaitu penambahan, penggantian, penghilangan, dan pergeseran (Faigley dan Witte, 1981) . Misalnya, dalam menulis sebuah cerita, berkaitan dengan pembuatan struktur cerita yang telah disusun, siswa dapat mengubah watak pelaku yang semula jahat menjadi baik. Atau siswa dapat juga menyelipkan peristiwa lain dalam rangkaian cerita yang telah disusunnya.

d.   Penyuntingan (Editing)

Penyuntingan adalah menjadikan tulisan ke dalam bentuk akhirnya. Sampai pada tahap ini fokus utama adalah pada isi tulisan yang dibuat. Sampai tahap ini, fokus utama proses menulis adalah pada isi tulisan siswa dengan fokus berganti pada kesalahan mekanik. Siswa menyempurnakan tulisan mereka dengan mengoreksi ejaan dan kesalahan mekanikal yang lain. Tujuannya membuat tulisan menjadi “siap baca secara optimal” “optimally readable” (Smith, 1982). Cara paling efektif untuk mengajarkan ketermpilan mekanikal adalah pada saat penyutingan. Ketika penyuntingan tulisan disempurnakan melalui kegiatan membaca, siswa lebih tertarik pada pemakaian keterampilan mekanikal secara benar karena mereka dapat berkomunikasi secara efektif. Par peneliti menyarankan bahwa pendekatan fungsional dalam pengajaran mekanikal tulisan lebih efektif dari pada latihan praktis.

Aktivitas dalam tahap ini meliputi: 1) mengambil jarak dari tulisan, 2) mengoreksi awal dengan menandai kesalahan, dan 3) mengoreksi kesalahan.  Siswa  mungkin  melakukan penyuntingan untuk karangan sendiri atau membantu karangan milik temannya..

e.    Pemublikasian (publishing)

Pada tahap akhir proses penulisan, siswa membawa komposisi tulisannya ke dalam kehidupan nyata dengan mempublikasikan tulisan mereka ata dengan saling berbagi (sharing) dengan pembaca yang tepat. Ketika siswa membagi hasil tulisannya kepada teman sekelas, siswa lain, orangtua, dan berbagai komunitas, siswa itu bisa dianggap sebagai seorang penulis. Aktivitas pada tahap publikasi ini adalah:

1)   Membuat buku (make books)

Salah satu cara yang paling popular untuk mempublikasikan karya tulis adalah dengan membuat buku. Buklet atau buku sederhana dapat dibuat dengan melipat selembar kertas menjadi empat, seperti kartu ucapan. Buklet juga dapat dibuat dengan menyatukan kertas hasil tulisan menjadi satu. Pada buklet tersebut juga dapat ditambahkan informasi tentang penulis “all about the author” pada lembar terakhir.

2)   Berbagi hasil tulisan (sharing writing)

Pada tahap publikasi siswa mempublikasikan hasil penulisannya melalui kegiatan berbagi hasil tulisan (sharing). Kegiatan berbagi hasil ini dapat dilakukan diantaranya melalui kegiatan penugasan siswa untuk membacakan hasil tulisannya/karangannya di depan kelas, dengan menaruh buku di kelas, perpustakaan, mempublikasikan melalui artikel koran, film, puppet show dan banyak bentuk lainnya. 


BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Keterampilan menulis adalah keterampilan menuangkan ide, gagasan, perasaan dalam bentuk bahasa tulis sehingga orang lain yang membaca dapat memahami isi tulisan tersebut dengan baik. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang bersifat aktifproduktif. Ketrampilan produktif adalah ketrampilan berbahasa yang dilakukan oleh seseorang untuk menyampikan informasi atau ide/ gagasan secara lisan dan tulisan. Keterampilan menulis pun dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, menulis permulaan dan menulis lanjutan.

Tujuan menulis adalah agar pembaca mengetahui, mengerti dan memahami nilai-nilai dalam sebuah tulisan sehingga pembaca ikut berpikir, berpendapat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan isi tulisan. Fungsi dari menulis adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung yang dapat menggali kemampuan seseorang tentang suatu topik dengan cara berlatih mengorganisasikan gagasan secara sistematis dan terencana agar dapat berbahasa dengan tertib dan teratur.

Ragam tulisan dapat didasarkan pada isi tulisan, isi tulisan mempengaruhi jenis informasi, pengorganisasian dan tata sajian tulisan. Berdasarkan ragam tersebut tata tulisan dibedakan menjadi empat yaitu deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi. Pada  dasarnya proses menulis  meliputi  lima  tahap,  yakni pramenulis, menulis draf, merevisi, menyunting, dan mempublikasikannya.

B. Saran

Sangat disarankan bagi mahasiswa untuk memahami tentang bagaimana keterampilan menulis itu, karena itu merupakan keterampilan yang sangat diperlukan dalam pendidikan di sekolah dasar.

 

DAFTAR PUSTAKA

 Dr. Yeti Mulyati, M.Pd. 2015. http://repository.ut.ac.id/3978/3/PDGK4101-M1.pdf (accessed Oktober 9, 2019).

Ingwarni, Sulistiya. Sulistiya Ingwarni Blog. Maret 2, 2015. http://sulistiyaingwarni.blogspot.com/2015/03/proses-membaca-dan-menulis.html (accessed Oktober 9, 2019).

-. "-." -. - -, -. https://eprints.uny.ac.id/9902/3/bab%202%20-%2008108247081.pdf (accessed November 2, 2019).

Solihkhah, Anis. Belajar dan Meningkatkan Ketrampilan Berbahasa. November 24, 2013. http://anisolikhah.blogspot.com/2013/11/keterampilan-menulis.html?m=1 (accessed November 2, 2019).

Sunarti dan Deri Anggraini. 2009. Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Universitas PGRI Yogyakarta