KETERAMPILAN MENULIS
MAKALAH
Segala puji bagi Allah
SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
tetap terlimpahkan dan tercurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafaatnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan
syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat
fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan makalah
ini sebagai pemenuhan tugas mata
kuliah
Pengantar Pendidikan
dengan judul “Keterampilan Menulis”
Penulis tentu menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik. Dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan
makalah ini, khususnya kepada dosen pengampu yang telah membimbing kami dalam
menulis makalah ini.
Demikian makalah ini
kami buat, semoga dapat bermanfaat. Terima kasih.
Blitar,
5 November 2019
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Ketrampilan adalah kemampuan untuk
menggunakan akal, fikiran, ide dan kreatifitas dalam mengerjakan, mengubah
ataupun membuat sesuatu menjadi lebih bermakna sehngga menghasilkan sebuah nilai
dari hasil pekerjaan tersebut. Keterampilan juga
diartikan sebagai kecakapan untuk menyelesaikan
tugas. atau kecakapan yang disyaratkan. keterampilan/ kemampuan tersebut pada
dasarnya akan lebih baik bila terus diasah dan dilatih untuk menaikkan kemampuan
sehingga akan menjadi ahli atau menguasai dari salah satu bidang keterampilan
yang ada.
Berbahasa berasal dari kata
dasar “bahasa”. Berbahasa memiliki arti dalam
kelas verba atau kata kerja sehingga berbahasa dapat menyatakan suatu tindakan,
keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Berbahasa dapat diartikan sebagai menggunakan
bahasa.
Keterampilan berbahasa adalah
kemampuan dan kecekantan menggunakan bahasa yang meliputi mendengar atau
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan berbahasa dibagi
menjadi 2, yaitu Lisan dan Tulis. Lisan meliputi menyimak dan berbicara,
sedangkan keterampilan berbahasa tulis meliputi membaca dan menulis.
Jadi, keterampilan berbahasa
merupakan sesuatu yang penting untuk dikuasai setiap orang. Dalam suatu
masyarakat, setiap orang saling berhubungan dengan orang lain dengan cara
berkomunikasi. Keberhasilan suatu proses komunikasi bergantung pada
proses encoding dan decoding. Proses encoding adalah pengirim pesan aktif
memilih pesan yang akan disampaikan, mem formulasikannya dalam wujud
lambang-lambang berupa bunyi/tulisan, sedangkan proses decoding adalah penerima
pesan aktif menterjemahkan lambang-lambang berupa bunyi/tulisan menjadi makna
sehingga pesan dapat diterima secara utuh.
Manfaat dari keterampilan
berbahasa ini adalah kita dapat mengungkapkan pikiran, mengekspresikan perasaan
dan dapat melaporkan fakta-fakta yang kita amati, serta dapat memahami pikiran,
perasaan, gagasan,dan fakta yang disampaikan orang kepada kita.
Hal itu menunjukkan perlunya
seseorang mempunyai ketrampilan dalam berbahasa, untuk itu pada makalah
ini kami akan membahas tentang ketrampilan menulis, yang merupakan salah satu dari empat aspek dalam ketrampilan berbahasa.
B. Rumusan
Masalah
1 Apa yang dimaksud dengan ketrampilan
menulis?
2
Apa tujuan menulis?
3
Apa fungsi
menulis?
4
Apa macam-macam
menulis?
5 Bagaimana proses dan tahap menulis?
C. Tujuan
1. Mengetahui
tentang ketrampilan
2. Mengetahui
tujuan menulis
3. Mengetahui
fungsi menulis
4. Mengetahui
macam-macam menulis
5. Mengetahui proses dan tahap
menulis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ketrampilan Menulis
Banyak ahli telah
mengemukakan pengertian menulis. Menurut pendapat Saleh Abbas (2006:125),
keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan
perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan
gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan
gramatikal dan penggunaan ejaan. Menurut Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi
(1999: 159), keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan menuangkan
pikiran, gagasan, pendapat tentang sesuatu, tanggapan terhadap suatu pernyataan
keinginan, atau pengungkapan perasaan dengan menggunakan bahas tulis.
Menurut Henry Guntur
Tarigan (2008: 3), keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan
berbahasa yang produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain. Sedangkan
menurut Byrne (Haryadi dan Zamzani, 1996: 77), keterampilan menulis karangan
atau mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui
kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas sehingga dapat dikomunikasikan
kepada pembaca dengan berhasil.
Menurut pendapat Burhan
Nurgiyantoro (2001: 273), menulis adalah aktivitas mengungkapkan gagasan
melalui media bahasa. Menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif
sehingga penulis harus memiliki kemampuan dalam menggunakan kosakata, tata
tulis,dan struktur bahasa.
Harris
(Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi, 1999: 276) keterampilan menulis
diartikan sebagai kemampuan menggunakan bahasa untuk menyatakan ide, pikiran
atau perasaan kepada orang lain dengan menggunaan bahasa tulis. Menulis
merupakan aktivitas pengekpresian ide, gagasan, pikiran atau perasaan ke dalam
lambang-lambang kebahasaan. Sedangkan menurut Suparno dan Mohammad Yunus (2008:
1.3), menulis merupakan kegiatan menyampaikan pesan (komunikasi) dengan
mengunakan bahasa tulis sebagai media atau alatnya. Dalam komunikasi tulis
setidaknya terdapat empat unsur yang terlibat yaitu (1) penulis sebagai
penyampai pesan, (2) isi tulisan atau pesan, (3) saluran atau medianya berupa
tulisan dan (4) pembaca sebagai penerima pesan.
Berdasarkan beberapa
pendapat di atas, dapat dikemukakan bahwa keterampilan menulis adalah
keterampilan menuangkan ide, gagasan, perasaan dalam bentuk bahasa tulis
sehingga orang lain yang membaca dapat memahami isi tulisan tersebut dengan
baik.
Keterampilan menulis
merupakan keterampilan yang bersifat aktifproduktif. Ketrampilan produktif adalah ketrampilan berbahasa
yang dilakukan oleh seseorang untuk menyampikan informasi atau ide/ gagasan
secara lisan dan tulisan. Aktivitas menulis
bukanlah sekadar hanya menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat; melainkan
menuangkan dan mengembangkan pikiranpikiran, gagasan-gagasan, ide, dalam suatu
struktur tulisan yang teratur, logis, sistematis, sehingga mudah ditangkap oleh
pembacanya. Sama seperti halnya dengan keterampilan membaca, keterampilan
menulis pun dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yakni (a) menulis
permulaan dan (b) menulis lanjutan.
Menulis permulaan
sesungguhnya identik dengan melukis gambar. Pada fase ini, si penulis tidak
menuangkan ide/gagasan, melainkan hanya sekadar melukis atau menyalin
gambar/lambang bunyi bahasa ke dalam wujud lambang-lambang tertulis. Pada
awal-awal memasuki persekolahan, para siswa dilatih menulis permulaan yang
proses pembelajarannya sering disinergiskan dan diintegrasikan dengan kegiatan
membaca permulaan. Kegiatan menulis yang sesungguhnya merupakan aktivitas curah
ide, curah gagasan, yang dinyatakan secara tertulis melalui bahasa tulis.
Berikut ini
keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis, di mana penulis
perlu untuk:
1
Menggunakan ortografi
dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan;
2
Memilih kata yang
tepat;
3
Menggunakan bentuk kata
dengan benar;
4
Mengurutkan kata-kata
dengan benar;
5
Menggunakan struktur
kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca;
6
Memilih genre tulisan
yang tepat, sesuai dengan pembaca yang dituju;
7
Mengupayakan ide-ide
atau informasi utama didukung secara jelas oleh ide-ide atau informasi
tambahan;
8
Mengupayakan,
terciptanya paragraf, dan keseluruhan tulisan koheren sehingga pembaca mudah
mengikuti jalan pikiran atau informasi yang disajikan;
9 Membuat dugaan seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca sasaran mengenai subjek yang ditulis dan membuat asumsi mengenai hal-hal yang belum mereka ketahui dan penting untuk ditulis (http://www.sil.org/lingualinks)
B. Tujuan Menulis
Setiap
penulis harus mempunyai tujuan yang jelas dari tulisan yang akan ditulisnya.
Menurut Suriamiharja (1997: 10), tujuan dari menulis adalah agar tulisan yang
dibuat dapat dibaca dan dipahami dengan benar oleh orang lain yang mempunyai
kesamaan pengertian terhadap bahasa yang dipergunakan. Sedangkan menurut
Suparno dan Mohamad Yunus (2008: 3.7), tujuan yang ingin dicapai seorang
penulis bermacam-macam sebagai berikut.
a.
Menjadikan pembaca ikut
berpikir dan bernalar.
b.
Membuat pembaca tahu
tentang hal yang diberitakan.
c.
Menjadikan pembaca
beropini.
d.
Menjadikan pembaca
mengerti.
e.
Membuat pembaca
terpersuasi oleh isi karangan.
f.
Membuat pembaca senang
dengan menghayati nilai-nilai yang dikemukakan seperti nilai kebenaran, nilai
agama, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai moral, nilai kemanusiaan dan nilai
estetika.
Berdasarkan beberapa
pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah agar pembaca
mengetahui, mengerti dan memahami nilai-nilai dalam sebuah tulisan sehingga
pembaca ikut berpikir, berpendapat atau melakukan sesuatu yang berhubungan
dengan isi tulisan.
C. Fungsi Menulis
Menulis memiliki banyak fungsi. Seperti yang
diungkapkan oleh D’Angelo dalam Tarigan, (2008), pada prinsipnya fungsi utama
dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat
penting bagi pendidikan karena para pelajar akan merasa mudah dan nyaman dalam
berpikir secara kritis. Juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati
hubungan-hubungan, memperdalam daya tangkap atau persepsi, memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. Tulisan
membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita. Tidak jarang, kita menemui apa
yang sebenarnya kita pikirkan dan rasakan mengenai orang-orang,
gagasan-gagasan, masalah-masalah, dan kejadian-kejadian yang hanya dalam proses
menulis yang aktual.
Tidak jauh berbeda dari pendapat D’Angelo,
Sabarti Akhadiah (dalam Hasani, 2005:3) mengungkapkan fungsi menulis
sebagai berikut:
a.
Penulis dapat mengenali kemampuan dan potensi
dirinya. Dengan menulis, penulis dapat mengetahui sampai mana pengetahuannya
tentang suatu topik. Untuk mengembangkan topik itu, penulis harus berpikir
menggali pengetahuan dan pengalamannya.
b.
Penulis dapat terlatih dalam mengembangkan berbagai
gagasan. Dengan menulis, penulis terpaksa bernalar, menghubung-hubungkan, serta
membanding-banding-kan fakta untuk mengembangkan berbagai gagasan.
c.
Penulis dapat lebih banyak menyerap, mencari, serta
menguasai informasi se-hubungan dengan topik yang ditulis. Kegiatan menulis
dapat memperluas wawasan penulisan secara teoritis mengenai fakta-fakta yang
berhubungan.
d.
Penulis dapat terlatih dalam mengorganisasikan
gagasan secara sistematis serta mengungkapkan secara tersurat. Dengan demikian,
penulis dapat memperjelas permasalahan yang semula masih samar.
e.
Penulis dapat meninjau serta menilai gagasannya
sendiri secara objektif.
f.
Dengan menulis sesuatu di atas kertas, penulis akan
lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisisnya secara
tersurat dalam konteks yang lebih kongkret.
g.
Dengan menulis, penulis terdorong untuk terus
belajar secara aktif.
h.
Penulis menjadi penemu sekaligus pemecah masalah,
bukan sekedar menjadi penyadap informasi dari orang lain.
i.
Dengan kegiatan menulis terencana, penulis membiasakan
berpikir serta ber-bahasa secara tertib dan teratur.
Dari pernyataan tersebut, dapat disimpulkan fungsi
dari menulis adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung yang dapat menggali
kemampuan seseorang tentang suatu topik dengan cara berlatih mengorganisasikan
gagasan secara sistematis dan terencana agar dapat berbahasa dengan tertib dan
teratur. Selain itu, menulis juga dapat membantu seseorang memperdalam daya
tangkap dan membantu memecahkan masalah.
D. Ragam Tulisan
Ragam tulisan dapat didasarkan pada isi tulisan,
isi tulisan mempengaruhi jenis informasi, pengorganisasian dan tata sajian
tulisan. Berdasarkan ragam tersebut tata tulisan dibedakan menjadi empat :
deskripsi, eksposisi, argumentasi, narasi (Syafi’ie,1990: 151).sedangkan
menurut Keraf(1989: 6) ragam tulisan didasarkan pada tujuan umum, berdasarkan
hal tersebut menulis dapat dibedakan menjadi lima : Deskripsi, eksposisi,
argumentasi, narasi, persuasi.
1. Deskripsi
(perian)
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin describere yang berarti menggambarkan
atau memerikan sesuatuhal. Dari segi istilah,deskrpsi adalah suatu bentuk
karangan yanng melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
sehingga pembaca dapat mencitrai (melihat,mendengar,mencim dan merasakan)apa
yang dilikiskan itu sesuai dengan citra penulisannya.
2. Eksposisi
(paparan)
Eksposisi berasal dari kata exposition yang berarti membuka.dapat pula
diartikan sebagai tulisan yang bertujuan untuk memberitahu
,mengupas,menguraikan, atau menerangkan sesuatu.
3. Argumentasi
(bahasan )
Yang dimaksud dengan tulisan argumentasi adalah karangan yang terdiri atas
paparan alasan dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu
kesimpulan.Karangan ini ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan,
memperkuat atau menolak sesuatu pendapat, pendirian , gagasan.
4. Narasi
(kisahan)
Narasi atau naratif adalah tulisan berbentuk karangan yang menyajikan
serangkaian peristiwa atau kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis)
dengan maksud memberi makna kepada sebuah atau rentetan kejadian sehingga
pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu.
5. Persuasi
Tulisan yang bermaksud mempengaruhi orang lain dalam persuasi selain logika
perasaan juga memegang peranan penting.
E. Proses dan Tahap Menulis
Yang harus diperhatikan dalam
proses menulis adalah pada apa yang siswa fikirkan dan melakukan apa yang dia
tulis. Pada dasarnya proses menulis meliputi lima
tahap,
yakni (1) pramenulis, (2) menulis draf, (3)
merevisi, (4) menyunting, dan (5) mempublikasikannya.
1. Tahap-tahap menulis
a. Pra
menulis (prewriting)
Pramenulis
adalah tahap persiapan untuk menulis. Tahap ini sering kali diabaikan, padahal
sebenarnya tahap ini menjadi dasar dan sangat penting. Menurut Murray
(1982) 70 % waktu menulis dihabiskan dalam tahap ini. Adapun hal-hal yang
dilakukan siswa dalam tahap ini adalah: (1) memilih topik (choose a
topic), (2) mempertimbangkan tujuan, bentuk, dan pembaca (consider
fuction, form, and audience), dan (3) mencari, memperoleh dan menyusun
ide-ide atau topic yang ingin ditulis (generate and organize ideas for
writing).
1) Memilih topik (choose
a topic)
Memilih topik untuk ditulis bisa
menjadi batu sandungan bagi mereka yang telah terbiasa disediakan topik oleh
gurunya. Tetapi siswa harus diajarkan untuk menentukan topik tulisannya
sendiri. Apabila terdapat siswa yang kesulitan dalam menentukan topik, guru
dapat membantunya dengan mengadakan brainstorming atau sumbang saran dengan
memberikannya beberapa pilihan topik kemudian meminta siswa yang kesulitan
memilih topik tersebut untuk memilih salah satu yang paling menarik dan paling
dikuasai. Dalam kegiatan pramenulis ini siswa saling berdiskusi, menggambar,
membaca, dan bahkan menulis untuk mengembangkan seputar informasi terkait dengan
topik yang dia pilih.
2) Mempertimbangkan tujuan, bentuk,
dan pembaca (consider fuction, form, and audience)
Keputusan tentang bentuk, tujuan,
dan pembaca saling mempengaruhi, missal jika tujuannya adalah untuk hiburan,
bentuk yang tepat mungkin sebuah cerita, puisi
3) Mencari, memperoleh dan menyusun
ide-ide atau topik yang ingin ditulis (generate and organize ideas for
writing)
Para siswa melakukan berbagai
kegiatan untuk memperoleh dan menyusun ide-ide untuk menulis. Graves (1983)
menyebut penulis mempersiapkan diri untuk menulis sebagai kegiatan persiapan (rehearsal
activities), seperti (1) menggambar (drawing), (2)
pengelompokan (clustering) , (3) berdiskusi (talking), (4)
membaca (reading), (5) bermain peran (role playing), dan (6)
menulis cepat (quickwriting).
a) Menggambar
(drawing)
Kegiatan ini sangat cocok untuk anak
kecil atau anak sekolah dasar dimana anak menggambar untuk mengumpulkan
dan mengatur ide untuk menulis.
b) Pengelompokan (clustering)
Siswa membuat pengelompokan, seperti diagram
jaring-jaring, dimana siswa menulis topik utama di tengah dan memecahnya
menjadi beberapa ide pokok. Setelah itu mereka menulis informasi detil pada
setiap ide pokok.
c) Berdiskusi
(talking)
Siswa saling berdiskusi dengan
temannya untuk saling berbagi ide yang mungkin dapat dijadikan topik tulisan.
d) Membaca (reading)
Melalui membaca siswa mampu
memperoleh informasi tentang apa yang akan dia tulis
e) Bermain
peran (role playing)
Anak-anak menemukan dan membentuk
ide yang akan digunakan untuk menulis melalui bermain peran
f) Menulis
cepat (quickwriting)
Siswa dapat menuliskan ide-ide yang
didapat melalui literature fokus unit atau siklus tema menjadi materi yang siap
untuk menjadi bahan tulisan.
b. Penyusunan Draf (drafting)
Pada tahap penyusunan draf siswa
menulis dan memperbaiki komposisi ide-ide melalui serangkaian draft. Siswa
menuliskan ide-idenya ke dalam sebuah kertas. Karena penulis tidak memulai
menulis dengan komposisi yang siap seperti yang disusun dalam pikiran mereka,
siswa memulai menulis draf ini dengan ide-ide yang bersifat tentative yang
dikembangkan melalui aktivitas pra menulis. Pada tahap membuat atau menyusun
draf ini, lebih difokuskan pada bagaimana mengeluarkan ide-ide dengan sedikit
perhatiannya pada aspek ejaan, penggunaan istilah, atau kesalahan penulisan
lainnya. Selama proses penyusunan draft ini siswa dimungkinkan untuk
memodifikasi keputusan awal mereka tentang bentuk, tujuan dan pembacanya.
Aktivitas dalam tahap ini meliputi: 1) menulis draft kasar, 2) menulis konsep
utama, dan 3) menekankan pada pengembangan isi.
c. Merevisi (revising)
Pada tahap ini siswa memperbaiki
ide-ide dalam komposisi mereka. revisi tidak sekedar memoles tulisan, tetapi
lebih kepada memenuhi kebutuhan pembaca dengan menambahkan, mengganti,
menghapus dan menata ulang bahan tulisan. Kegiatan-kegiatan pada tahap ini
adalah: (1) membaca ulang draf kasar (rereading the rough draft), (2)
berbagi tentang draf kasar dengan teman dalam kelompok (sharing the rough
draft in a writing group), dan (3) merevisi berdasarkan umpan balik (revising
on the basis of feedback)
1) Membaca ulang draf kasar (rereading the rough
draft)
Setelah menyelesaikan draf kasar,
siswa memerlukan waktu sehari atau dua hari menjauhkan diri dari draf mereka.
Setelah itu, barulah siswa membaca kembali draf kasar mereka dengan pikiran
atau pandangan yang segar. Disaat siswa membaca, mereka membuat
beberapa perubahan dengan menambah, , mengganti, menghilangkan atau
memindahkan bagian-bagian dalam draf dan mereka menempatkan tanda tanya pada
bagian yang membutuhkan perbaikan. Dan dalam perbaikan inilah siswa dapat
meminta bantuan kepada kelompok menulis (wriring groups)
2) Berbagi tentang draf kasar dengan
teman dalam kelompok (sharing the rough draft in a writing group)
Para siswa saling bertemu dalam
kelompok-kelompok menulis untuk saling berbagi tentang materi tulisannya Dengan
kelompok menulis ini diharapkan ada timbal balik yang dapat menghasilkan
tulisan yang sesuai dengan kebutuhan pembaca. Kelompok-kelompok menulis ini
memberikan ruang di mana guru dan siswa dapat membahas tentang rencana dan
stategi dalam menlis dan merevisi tulisan (Applebee dn Langer, 1983: Calkins,
1983). Fungsi atau manfaat dari kelompok menulis ini yaitu :
a) untuk menawarkan pilihan penulis
b) untuk memberikan tanggapan, perasaan, dan
pikiran
c) untuk menunjukkan berbagai kemungkinan dalam
merevisi
d) mempercepat proses revisi
Kelompok ini dapat dibentuk secara
spontan apabila sejumlah siswa sudah melengkapi susnan draf dan siap berbagi
komposisi tulisan. Adapun kegiatan-kegiatan dalam kelompok menulis ini adalah:
a. Penulis membaca tulisannya (the writer reads)
Penulis membacakan hasil tulisannya
di depan anggota kelompok. Teman satu kelompok mendengarkan baik-baik dan
bersiap memberikan pujian dan saran-saran setelah penulis selesai membacakan
tulisannya. Fokus utama pada kegiatan ini adalah mendengarkan dengan seksama
apa yang dibacakan penulis
b. Para pendengar (siswa lain) memberi pujian
Pendengar memberikan pujian atau komentar
positif yang spesifik atas apa yang disampaikan penulis
c. Penulis membuat pertanyaan
Penulis membuat pertanyaan tentang
apa yang telah dibacakan kepada anggota kelompoknya, pertanyaan itu bertujuan
untuk perbaikan apabila ada tulisan yang tidak tepat
d. Pendengar memberikan saran
Setelah penulis menanyakan apakah
ada kekurangan atau kesalahan dalam tulisannya, para pendnengar memberikan
saran positif untuk menjadikan tulisannya lebih baik
e. Pengulangan proses
Setiap siswa mengulangi komposisi
tulisan. Pada proses ini guru memberikan masukan kepada siswa.
f. Penulis merencanakan
sebuah revisi
Dalam kegiatan akhir ini,
masing-masing siswa berkomitmen untuk merevisi tulisan mereka berdasarkan atas
masukan dari teman ataupun guru.
3) Merevisi berdasarkan umpan balik (revising on the
basis of feedback)
Siswa membuat empat perubahan dalam
tahap ini, yaitu penambahan, penggantian, penghilangan, dan pergeseran (Faigley
dan Witte, 1981) . Misalnya, dalam menulis sebuah cerita, berkaitan dengan
pembuatan struktur cerita yang telah disusun, siswa dapat mengubah watak pelaku
yang semula jahat menjadi baik. Atau siswa dapat juga menyelipkan peristiwa
lain dalam rangkaian cerita yang telah disusunnya.
d. Penyuntingan (Editing)
Penyuntingan adalah menjadikan
tulisan ke dalam bentuk akhirnya. Sampai pada tahap ini fokus utama adalah pada
isi tulisan yang dibuat. Sampai tahap ini, fokus utama proses menulis adalah
pada isi tulisan siswa dengan fokus berganti pada kesalahan mekanik. Siswa
menyempurnakan tulisan mereka dengan mengoreksi ejaan dan kesalahan mekanikal
yang lain. Tujuannya membuat tulisan menjadi “siap baca secara optimal”
“optimally readable” (Smith, 1982). Cara paling efektif untuk mengajarkan
ketermpilan mekanikal adalah pada saat penyutingan. Ketika penyuntingan tulisan
disempurnakan melalui kegiatan membaca, siswa lebih tertarik pada pemakaian
keterampilan mekanikal secara benar karena mereka dapat berkomunikasi secara
efektif. Par peneliti menyarankan bahwa pendekatan fungsional dalam pengajaran
mekanikal tulisan lebih efektif dari pada latihan praktis.
Aktivitas dalam tahap ini meliputi:
1) mengambil jarak dari tulisan, 2) mengoreksi awal dengan menandai kesalahan,
dan 3) mengoreksi kesalahan. Siswa mungkin melakukan
penyuntingan untuk karangan sendiri atau membantu karangan milik temannya..
e. Pemublikasian (publishing)
Pada tahap akhir proses penulisan,
siswa membawa komposisi tulisannya ke dalam kehidupan nyata dengan
mempublikasikan tulisan mereka ata dengan saling berbagi (sharing) dengan
pembaca yang tepat. Ketika siswa membagi hasil tulisannya kepada teman sekelas,
siswa lain, orangtua, dan berbagai komunitas, siswa itu bisa dianggap sebagai
seorang penulis. Aktivitas pada tahap publikasi ini adalah:
1) Membuat buku (make books)
Salah satu cara yang paling popular
untuk mempublikasikan karya tulis adalah dengan membuat buku. Buklet atau buku
sederhana dapat dibuat dengan melipat selembar kertas menjadi empat, seperti
kartu ucapan. Buklet juga dapat dibuat dengan menyatukan kertas hasil tulisan
menjadi satu. Pada buklet tersebut juga dapat ditambahkan informasi tentang
penulis “all about the author” pada lembar terakhir.
2) Berbagi hasil tulisan (sharing writing)
Pada tahap publikasi siswa
mempublikasikan hasil penulisannya melalui kegiatan berbagi hasil tulisan (sharing).
Kegiatan berbagi hasil ini dapat dilakukan diantaranya melalui kegiatan
penugasan siswa untuk membacakan hasil tulisannya/karangannya di depan kelas,
dengan menaruh buku di kelas, perpustakaan, mempublikasikan melalui artikel
koran, film, puppet show dan banyak bentuk lainnya.
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Keterampilan
menulis adalah keterampilan menuangkan ide, gagasan, perasaan dalam bentuk
bahasa tulis sehingga orang lain yang membaca dapat memahami isi tulisan
tersebut dengan baik. Keterampilan
menulis merupakan keterampilan yang bersifat aktifproduktif. Ketrampilan produktif adalah ketrampilan berbahasa
yang dilakukan oleh seseorang untuk menyampikan informasi atau ide/ gagasan
secara lisan dan tulisan. Keterampilan menulis pun
dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, menulis permulaan dan menulis
lanjutan.
Tujuan menulis adalah
agar pembaca mengetahui, mengerti dan memahami nilai-nilai dalam sebuah tulisan
sehingga pembaca ikut berpikir, berpendapat atau melakukan sesuatu yang
berhubungan dengan isi tulisan.
Fungsi dari menulis
adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung yang dapat menggali kemampuan
seseorang tentang suatu topik dengan cara berlatih mengorganisasikan gagasan
secara sistematis dan terencana agar dapat berbahasa dengan tertib dan teratur.
Ragam tulisan dapat didasarkan pada isi tulisan, isi
tulisan mempengaruhi jenis informasi, pengorganisasian dan tata sajian tulisan.
Berdasarkan ragam tersebut tata tulisan dibedakan menjadi empat yaitu deskripsi,
eksposisi, argumentasi, narasi. Pada
dasarnya proses menulis meliputi lima tahap, yakni pramenulis,
menulis draf, merevisi, menyunting, dan mempublikasikannya.
B. Saran
Sangat
disarankan bagi mahasiswa untuk memahami tentang bagaimana keterampilan menulis itu, karena itu merupakan
keterampilan yang sangat diperlukan dalam pendidikan di sekolah dasar.
Ingwarni, Sulistiya. Sulistiya
Ingwarni Blog. Maret 2, 2015. http://sulistiyaingwarni.blogspot.com/2015/03/proses-membaca-dan-menulis.html
(accessed Oktober 9, 2019).
-. "-." -. - -, -. https://eprints.uny.ac.id/9902/3/bab%202%20-%2008108247081.pdf
(accessed November 2, 2019).
Solihkhah, Anis. Belajar dan Meningkatkan Ketrampilan
Berbahasa. November 24, 2013. http://anisolikhah.blogspot.com/2013/11/keterampilan-menulis.html?m=1
(accessed November 2, 2019).
Sunarti dan Deri Anggraini.
2009. Keterampilan Berbahasa Indonesia. Yogyakarta: Universitas
PGRI Yogyakarta