MAKALAH
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MENURUT PARA AHLI
DAN KARAKTERISTIKNYA
KATA
PENGANTAR
Segala puji bagi Allah
SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
tetap terlimpahkan dan tercurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan
syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat
fisik maupun akal pikiran, sehinga penulis mampu untuk menyelesaikan makalah
ini sebagai pemenuhan tugas matakuliah Perkembangan Peserta Didik dengan judul “Tahap-tahap Perkembangan Menurut Para Ahli dan
Karakteristiknya”.
Penulis tentu menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik. Dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis
memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan
makalah ini, khususnya kepada dosen pengampu matakuliah Konsep Dasar Pendidikan
dan Kewarganegaraan kami yaitu Ibu
Dra.Tri
Murti, S.Pd, M.Pd. yang
telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.
Demikian
makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat. Terima kasih.
Blitar,
03 Februari 2020
Tim
Penyusun
DAFTAR
ISI
A. Pengertian Fase Perkembangan
B. Tahap-tahap Perkembangan Menurut Para Ahli
C. Karakteristik Tahap Perkembangan
BAB I
PENDAHULUAN
Peserta
didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan orang
lainuntuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh. Dalam
perkembangannya, pendapat dan sikap peserta didik dapat berubah karena
interaksi dan saling berpengaruh antarsesama peserta didik, maupun dengan
proses sosialisasi. Dengan mempelajari perkembangan hubungan sosial diharapkan
dapat memahami pengertian dan proses sosialisasi peserta didik.
1.
Apa
yang dimaksud fase perkembangan?
2.
Bagaimana
tahap-tahap perkembangan menurut para ahli?
3.
Bagaimana
karakteristik tahap perkembangan?
1.
Mengetahui
maksud fase perkembangan
2.
Mengetahui
tahap-tahap perkembangan menurut para ahli
3.
Mengetahui
karakteristik tahap-tahap perkembangan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Fase Perkembangan
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang
perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola tingkah
laku tertentu.
B.
Tahap-tahap Perkembangan Menurut Para Ahli
Mengenai masalah pembabakan atau periodesasi perkembangan, para ahli
berbeda pendapat. Pendapat-pendapat tersebut secara garis besarnya dapat
digolongkan menjadi tiga, yaitu berdasarkan analisis biologis, didaktis dan
psikologis.
1.
Tahap
Perkembangan Berasarkan Analisis Biologis
Yusuf (2011;20-21)
menjelaskan tahap perkembangan berdasarkan analisis biologis yaitu psikologi
perkembangan yang pembahasannya berdasarkan pada kondisi atau proses
pertumbuhan biologis anak, karena pertumbuhan biologis ikut berpengaruh
terhadap perkembangan kejiwaan seorang anak. Sekelompok ahli menentukan pembabakan itu suatu
perkembangan berdasarkan keadaan atau proses pertumbuhan tertentu. Pendapat
para ahli tersebut di antaranya sebagai berikut:
a). Aristoteles
Aristoteles menggambarkan perkembangan individu, sejak
anak sampai dewasa itu ke dalam tiga tahapan. Setiap tahapan lamanya tujuh
tahun, yaitu:
·
Tahap
I : dari 0,0 sampai 7,0 tahun (masa
anak kecil atau masa bermain).
·
Tahap
II : dari 7,0 sampai 14,0 tahun (masa
anak, masa sekolah rendah).
·
Tahap
III : dari 14,0 sampai 21,0 tahun (masa
remaja atau pubertas, masa peralihan dari usia anak menjadi orang dewasa).
Penahapan ini didasarkann pada gejala dalam perkembangan
fisik (jasmani). Hal ini dapat dijelaskan bahwa antara tahap I dan tahap II
dibatasi oleh pergantian gigi, antara tahap II dan tahap III ditandai dengan
mulai berfungsinya organ-organ seksual.
b). Kretscmer
Kretscmer mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasa
individu melewati empat tahapan yaitu:
· Tahap I :
dari 0,0 sampai kira-kira 3,0 tahun; Fullungs
(pengisian) periode I; pada fase ini anak kelihatan pendek gemuk.
· Tahap II :
dari kira-kira 3,0 sampai kira-kira 7,0 tahun; Streckungs (rentangan) periode I, pada periode ini anak kelihatan
langsing (memanjang atau meninggi)
· Tahap III :
dari kira-kira 7,0 sampai kira-kira 13,0 tahun; Fullungs periode II; pada masa
ini anak kelihatan pendek gemuk kembali.
· Tahap IV : dari
kira-kira 13,0 sampai kira-kira 20,0 tahun; Streckungs
periode II; pada periode ini anak kembali kelihatan langsing.
c). Elizabeth
Hurlock mengemukakan penahapan perkembangan individu, yakni sebagai berikut:
·
Tahap
I : Fase Prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai proses
kelahiran, yaitu sekitar 9 bulan atau 280 hari. Pada periode ini terjadi
perkembangan fisiologis yang sangat cepat yaitu pertumbuhan seluruh tubuh
secara utuh.
·
Tahap
II : Infacy
(orok), mulai lahir sampai usia 10 atau 14 hari. Periode neonatus adalah
masa bayi yang baru lahir. Masa ini terhitung mulai 0 sampai dengan 14 hari.
Pada periode ini bayi mengadakan adaptasi terhadap lingkungan yang sama sekali
baru untuk bayi tersebut yaitu lingkungan di luar rahim ibu.
·
Tahap
III :
Babyhood (bayi), mulai 2
minggu samapi usia 2 tahun. Pada masa ini bayi belajar mengendalikan ototnya
sendiri sampai bayi tersebut mempunyai keinginan untuk mandiri.
·
Tahap
IV : Chilhood
(kanak-kanak), mulai 2 tahun sampai masa remaja (puber). Masa kanak-kanak
terdiri dari 2 bagian yaitu masa kanak-kanak dini dan akhir masa kanak-kanak.
Masa kanak-kanak dini adalah masa anak berusia 2 sampai 6 tahun, masa ini
disebut juga masa pra sekolah yaitu masa anak menyesuaikan diri secara sosial.
Akhir masa kanak-kanak adalah anak usia 6 sampai 13 tahun, biasa disebut sebagai
usia sekolah.
·
Tahap
V : Adolensence/puberty,
mulai usia 11 tahun atau 13 tahun sampai usia 21 tahun. a). Pre Adolensence, pada umunya wanita usia
11-13 tahun sedangkan pria lebih lambat dari itu; b). Early Adolesence, pada usia
16-17 tahun; c). Late Adolosence,
masa perkembangan yang terakhir sampai masa usia kuliah di perguruan tinggi.
Masa puber adalah masa anak berusia 11 sampai 16 tahun. Masa ini termasuk
periode yang tumpang tindih karena merupakan 2 tahun masa kanak-kanak akhir dan
2 tahun masa awal remaja. Secara fisik tubuh anak pada periode ini berubah
menjadi tubuh orang dewasa. (Hurlock,1993:37)
2.
Tahap Perkembangan Berasarkan Didaktis
Yusuf (2011;20-21)
menjelskan tahap berdasarkan didaktis dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah
bersifat mendidik, yang artinya psikologi perkembangan yang pembahasan
periodesasinya berdasarkan segi keperluan atau materi yang tepat diberikan
kepada anak didik pada masa - masa tertentu. Dasar didaktisatau intruksional yang dipergunakan oleh
para ahli ada beberapa kemungkinan: (1) Apa yang harus diberikan kepada anak
didik pada masa-masa tertentu? (2) Bagaimana caranya mengajar atau menyajikan
pengalaman belajar kepada anak didik pada masa-masa tertentu? (3) Kedua hal
tersebut dilakukan secara bersamaan. Yang dapat digolongkan ke dalam penahapan
berdasarkan didaktis atau intruksional antara lain pendapat Comenius dan
pendapat Rosseau.
a). Comenius.
Dipandang dari segi pendidikan, pendikan yang lengkap
bagi seseorang itu berlangsung dalam emapat jenjang yaitu 1) Sekolah ibu (scola materna), untuk anak-anak 0,0
sampai 6,0 tahun, 2) Sekolah bahasa ibu (scola
vernaculan), untuk anak-anak usia 6,0 tahun sampai 12,0 tahun, 3) Sekolah
latin (scola latina), untuk remaja
usia 12,0 tahun sampai 18,0 tahun, 4) Sekolah Akademi (academica), untuk pemuda-pemudi usia 18,0 tahun sampai 24,0 tahun.
Pada setiap sekolah tersebut harus diberikan bahan pengajaran (bahan
pendidikan) yang sesuai dengan perkembangan anak didik, dan harus dipergunakan
metode penyampaian yang sesuai dengan perkembangannya.
b). Rosseau
Penahapan perkembangan menurut Rosseau
adalah sebagai berikut.
·
Tahap
I : 0,0 sampai 2,0 tahun, usia asuhan
·
Tahap
II : 2,0 sampai 12,0 tahun masa
pendidikan jasmani dan latihan panca indra
·
Tahap
III : 12,0 sampai 15,0 tahun, periode
pendidikan akal
·
Tahap
IV : 15,0 sampai tahun, periode
pendidikan watak dan pendidikan agama
3.
Tahap
Perkembangan Berdasarkan Psikologis
Yusuf (2011;22-23)
menjelaskan tahap perkembangan berdasarkan psikologis yaitu psikologi
perkembangan yang membahas gejala perkembangan jiwa anak dari sudut pandang
psikologis (masalah kejiwaan dalam kedudukan yang murni). Para ahli yang menggunakan aspek psikologis sebagai
landasan dalam menganalisis tahap perkembangan, mencari pengalaman,-pengalaman
psikologis mana yang khas bagi individu pada umumnya dapat digunakan sebagai
masa perpindahan dari fase yang satu ke fase yang lain dalam perkembangannya.
Dalam hal ini para ahli berpendapat bahwa dalam perkembangan, pada umumnya
individu mengalami masa-masa kegoncangan. Apabila perkembangan itu dapat
dilukiskan sebagai proses evolusi, maka pada masa kegoncaangan itu evolusi
berubah menjadi revolusi.
Kegoncangan psikis
itu dialami hampir oleh semua orang, karena itu, dapat digunakan sebagai
ancar-ancar perpindahan dari masa yang satu ke masa yang lain dalam proses
perkembangan. Selama masa perkembangan pada umumnya individu mengalami masa
kegoncangan dua kali, yaitu 1) pada kira-kira tahun ketiga atau keempat, dan 2)
pada permualaan masa pubertas.
Berdasarkan dua
masa kegoncangan tersebut, perkembangan individu dapat digambarkan melewati
tiga periode atau masa, yaitu: 1) dari lahir sampai masa kegoncangan pertama
(tahun ketiga atau keempat yang biasa disebut masa kanak-kanak), 2) dari masa
kegoncangan pertama sampai pada masa kegoncangan kedua yang biasa disebut
keserasian bersekolah, dan 3) dari masa kegoncangan kedua sampai akhir masa
remaja yang biasa disebut masa kematangan. Fase pembagian psikologi
perkembangan berdasarkan psikologis menurut Oswald Kroh secara ringkas terbagi
menjadi:
• masa kanak-kanak umur 0 sampai 4
tahun
• masa keserasian sekolah umur 4 sampai
17 tahun
• masa kematangan atau remaja umur 17
sampai 21 tahun.
C.
Karakteristik Tahap Perkembangan
Yusuf (2011;23-27) mengataka dalam hubungannya
dengan proses belajar – mengajar (pendidikan), tahapan perkembangan yang
dipergunakan sebaiknya bersifat elektif maksudnya tidak terpaku pada suatu
pendapat saja tetapi bersifat luas untuk meramu dari berbagai pendapat yang
mempunyai hubunga yang erat. Dalam
hubungannya dengan prose belajar-mengajar (pendidikan), penahapan perkembangan
yang dipergunakan sebaiknya bersifat elektif, maksudnya tidak terpaku pada
suatu pendapat saja tetapi bersifat luas untuk meramu dari berbagai pendapat
yang mempunyai hubungan yang erat. Berdasarkan pendirian tersebut, perkembangan
individu sejak lahir sampai masa kematangan itu dapat digambarkan melewati
fase-fase berikut:
·
Masa
usia pra sekolah : 0.0
sampai 6,0 tahun
·
Masa
usia sekolah dasar : 6,0
sampai 12,0 tahun
·
Masa
usia sekolah menengah : 12,0 sampai
18,0 tahun
·
Masa
usia mahasiswa : 18,0
saampai 24,0 tahun
a. Masa
Usia Prasekolah
Pada masa usia prasekolah ini dapat diperinci lagi
menjadi dua masa, yaitu masa vital dan masa estetika,
1) Masa
vital
Pada
masa ini, individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai
hal dalam dunianya. Untuk masa belajar, Freud menamakan tahun pertama dalam
kehidupan individu ini sebagai masa oral (mulut) karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan.
Anak memasukkan apa saja yang dijumpai ke dalam mulutnya, tidaklah karena mulut
merupakan sumber kenikmatan utama tetapi karena waktu itu mulut merupakan alat
untuk melakukan eksplorasi (penelitian) dan belajar. (Hurlock, 1999).
Pada
tahun kedua telah belajar berjalan, dengan mulai berjalan anak akan mulai
belajar menguasai ruang. Mula-mula ruang tempatnya saja, kemudian ruang dekat
dan selanjutnya ruang yang jauh. Pada tahun kedua ini umumnya terjadi
pembiasaan terhadap kebersihan (kesehatan). Melalui latihan kebersihan ini, anak
belajar mengendalikan impuls-impuls atau dorongan-dorongan yang datang dari dalam dirinya
(umpamanya buang air kecil dan air besar). (Hurlock,
1999).
2) Masa
estetik
Pada
masa ini dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Kata estetik disini
dalam arti bahwa pada masa ini perkembangan anak yang terutama adalah fungsi
panca indranya. Kegiatan eksploitasi dan belajar anak juga terutama menggunkan
panca indra. Pada masa ini, indra masih peka, karena Montesori menciptakan
bermacam-macam alat permainan untuk melatih panca indranya. Dalam masa ini
munculah gejala kenakalan, memiliki kehendak yang tidak dapat ditahan, dan
melanggar apa yang dilarang atau tidak mengerjakan yang seharusnya dilakukan.
Hal demikian bukan karena dia keras kepala, melainkan hanya ingin mengalami dan
menyaksikan akibatnya. Anak-anak
sangat tertarik kepada gambar-gambar
teristimewa yang berwarna, lagu-lagu dan suara, pada umumnya, cerita-cerita
tentang apapun juga. Masa ini dinamakan “gevoelige periode” oleh Montessori. (Yusuf,
2001: 69).
Pada masa
bayi perkembangan fisik mengalami kecepatan luar biasa, paling cepat dibanding
usia selanjutnya. Berbagai kemampuan dan ketrampilan dasar dipelajari anak pada
usia ini. Beberapa karakteristik anak usia bayi dapat dijelaskan antara lain :
(a) Mempelajari ketrampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk,
berdiri dan berjalan. (b) Mempelajari ketrampilan menggunakan panca indera,
seperti melihat atau mengamati, meraba, mendengar, mencium dan mengecap dengan
memasukkan setiap benda ke mulutnya. (c) Mempelajari komunikasi sosial. Bayi
yang baru lahir telah siap melaksanakan kontrak sosial dengan lingkungannya.
Komunikasi responsif dari orang dewasa akan mendorong dan memperluas respon
verbal dan non verbal bayi. Berbagai kemampuan dan ketrampilan dasar tersebut
merupakan modal penting bagi anak untuk menjalani proses perkembangan
selanjutnya. Anak pada usia ini memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan
masa sebelumnya. Secara fisik anak masih mengalami pertumbuhan yang pesat. Beberapa
karakteristik khusus yang dilalui anak usia 2 – 3 tahun antara lain :
a. Anak sangat aktif mengeksplorasi
benda-benda yang ada di sekitarnya. Ia memiliki kekuatan observasi yang tajam
dan keinginan belajar yang luar biasa. Eksplorasi yang dilakukan oleh anak
terhadap benda-benda apa saja yang ditemui merupakan proses belajar yang sangat
efektif. Motivasi belajar anak pada usia tersebut menempati grafik tertinggi
dibanding sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari lingkungan.
b. Anak mulai mengembangkan kemampuan
berbahasa. Diawali dengan berceloteh, kemudian satu dua kata dan kalimat yang
belum jelas maknanya.
c. Anak terus belajar dan
berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi
hati dan pikiran.
d. Anak mulai belajar mengembangkan
emosi. Perkembangan emosi anak didasarkan pada bagaimana lingkungan memperlakukan
dia. Sebab emosi bukan ditemukan oleh bawaan namun lebih banyak pada
lingkungan.
b. Masa
Usia Sekolah Dasar
Pada masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai
masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada umur berapa tepatnya
anak matang untuk masuk sekolah dasar, sebenarnya sukar dikatakan karena kematangan
tidak ditentukan oleh umur semata-mata. Namun pada umur 6 atau 7 tahun,
biasanya anak telah matang untuk memasuki sekolah dasar. Pada masa keserasian
bersekolah ini secara relatif
anak-anak lebih mudah dididik dari pada sebelum dan sesudahnya hal ini
disebabkan karena pada masa usia sekolah dasar anak cenderung lebih aktif dan
mengingat apa yang disampaikan oleh pengajar sehingga anak lebih mudah dididik
dari pada sebelum dan sesudahnya. Masa ini diperinci lagi menjadi 2 fase,
yaitu:
1) Masa
kelas rendah di sekolah dasar, kira-kira 6 atau 7 tahun sampai umur 9 atau 10
tahun. Beberapa karakteristik anak-anak pada masa ini antara lain seperti
berikut.
(a) Adanya
hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi ( apabila jasmaninya
sehat banyak prestasi yang diperoleh)
(b) Sikap
tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional
(c) Adanya
kecenderungan memuji diri sendiri (menyebut nama sendiri)
(d) Suka
membanding-bandingkan dirnya dengan anak yang lain.
(e) Apabila
tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting
(f) Pada
masa ini (terutama usia 6,0
sampai dengan 8,0 tahun ) anak menghendaki nilai (angka rapor) yang baik, tanpa
mengingat apakah
prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
(g)
Berkaitan
dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan berbagai kegiatan. Hal
ini bermanfaat untuk mengembangkan otot-otot kecil maupun besar.
(h)
Perkembangan
bahasa juga semakin baik. Anak sudah mampu memahami pembicaraan orang lain dan
mampu mengungkapkan pikirannya dalam batas-batas tertentu.
(i)
Perkembangan
kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak
yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hal itu terlihat dari seringnya anak
menanyakan segala sesuatu yang dilihat.
2) Masa
kelas tinggi disekolah dasar, kira-kira umur 9,0 atau 10,0 sampai umur 12,0
atau 13,0 tahun. Beberapa karakteristik khas ank-anak pada masa ini ialah:
(a) Adanya
minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit, hal ini menimbulkan
adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis
(b) Amat
realistik, ingin mengetahui, ingin belajar.
(c) Menjelang
akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus yang
menurut para ahli menggunkan teori faktor menafsirkan sebagai munculnya
factor-faktor ( bakat-bakat khusus)
(d) Kira-kira
umur 11,0 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk
menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas umur ini pada umumnya
anak meghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya
(e) Pada
masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi
sekolahnya
(f) Anak-anak
pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya untuk dapat bermain
bersama-sama. Dalam permainan itu biasanya anak tidak lagi terikat pada
peraturan permainan yang tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan
sendiri.
(g)
Perkembangan
kognitif anak masih berada pada masa yang cepat. Dari segi kemampuan, secara
kognitif anak sudah mampu berpikir bagian per bagian. Artinya anak sudah mampu
berpikir analisis dan sintesis, deduktif dan induktif.
(h)
Perkembangan
sosial anak mulai ingin melepaskan diri dari otoritas orangtuanya. Hal ini
ditunjukkan dengan kecenderungan anak untuk selalu bermain di luar rumah
bergaul dengan teman sebaya.
(i)
Anak
mulai menyukai permainan sosial. Bentuk permainan yang melibatkan banyak orang
dengan saling berinteraksi.
(j)
Perkembangan
emosi anak sudah mulai berbentuk dan tampak sebagai bagian dari kepribadian
anak. Walaupun pada usia ini masih pada taraf pembentukan, namun pengalaman
anak sebenarnya telah menampakkan hasil.
Masa keserasian bersekolah diakhiri dengan suatu
masa yang biasanya disebut koeral . berdasarkan penelitian para ahli,
sifat-sifat khas anak-anak masa koera ini dapat diringkas dalam dua hal, yaitu:
a. Ditunjukan
untuk berekuasa : sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak poeral ditunjukan
untuk berkuasa ; apa yang diidamkannya
adalah si kuat, si jujur, si juara , dan sebagainya
b. Ekstraversi
: berorientasi keluar dirinya ; misalnya, untuk mencari teman sebaya untuk
memenuhi kebutuhan fisiknya. Anak-anak
masa ini membutuhkan kelompok-kelompok
sebaya. Pada mereka dorongan bersaing besar sekali, karena itu masa ini sering
diberi cirri sebagai masa “ competitive socialization”.
Suatu hal penting pada masa ini ialah sikap anak
terhadap oktoritas (kekuasaan), khususnya otoritas orang tua dan guru.
Anak-anak poeral menerima otoritas orang tua dan guru sebagai suatu hal yang
wajar. Justru karena hal tersebut, anak-anak mengharapkan adanya pihak orang
tua dan guru serta pemegang otoritas orang dewasa yang lain.
c.
Masa Usia Sekolah Menegah
Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa
remaja. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena
sifat-sifat khasnya dan peranannya
yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa. Masa
ini dapat diperinci lagi menjadi beberapa masa, yaitu:
1) Masa
praremaja (remaja awal)
Masa remaja biasanya berlangsung hanya dalam waktu
relatif singkat. Masa ini ditandai oleh sifat-sifat negatif pada si remaja sehingga sering kali
masa ini disebut masa negatif
dengan gejalanya seperti tidak tenang, kurang suka bekerja, pesimistik, dan
sebagainya. Secara garis besar sifat-sifat
negatif tersebut dapat diringkas, yaitu a) negatif dalam prestasi, naik
prestasi jasmani maupun prestasi mental; dan b) negatif dalam sikap sosial, baik dalam bentuk menarik diri
dalam masyarakat (negatif
positif) maupun dalam bentuk agresif terhadap masyarakat (negatif aktif). Contoh tampak dan memang merasa lebih dekat
dengan teman sebaya, tampak dan merasa ingin bebas, tampak dan memang lebih
banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal
(abstrak).
2) Masa
remaja (remaja madya)
Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja
dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan
menolongnya, teman yang dapat turut merasakan suka dan dukanya. Pada masa ini,
sebagai masa mencari sesuatu yang dapat dipandang bernilai, pantas di junjung
tinggi dan dipuja-puja sehingga masa ini disebut masa merindu puja
(mendewa-dewakan) yaitu sebagai gejala remaja.
Proses terbentuknya pendirian atau pandangan hidup
atau cita-cita hidup itu dapat dipandang sebagai penemuan nilai-nilai
kehidupan. Proses penemuah nilai-nilai kehidupan tersebut adalah pertama,
karena tiadanya pedoman, si remaja merindukan sesuatu yang dianggap bernilai
pantas di puja walaupun sesuatu yang dipujanya belum mempunya bentuk tertentu, bahkan
sering kali remaja hanya mengetahui bahwa dia menginginkan sesuatu tetapi tidak
mengetahui apa yang diinginkannya. Kedua, objek pemujaan itu telah menjadi
lebih jelas, yaitu pribadi-pribadi yang di pandang mendukung nilai-nilai
tertentu (jadi personifikasi nilai-nilai). Pada anak laki-laki sering aktif
meniru sedangkan pada anak perempuan kebanyakan pasif, mengagumi, dan memuja
dalam khayalan. Contoh tampak
dan ingin mencari identitas diri, ada keinginan untuk berkencan atau
ketertarikan pada lawan jenis, timbul perasaan cinta yang mendalam, mengembangkan kemampuan berfikir abstrak.
3) Masa
remaja akhir
Setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya,
pada dasarnya telah tercapailah masa remaja akhir dan telah terpenuhilah
tugas-tugas perkembanagan masa remaja yaitu menemukan pendirian hidup dan
masuklah individu ke dalam masa dewasa. Contoh menampakkan pengungkapan kebebasan
diri, dalam mencari teman sebaya lebih selektif, memiliki citra (gambaran,
keadaan, peranan) terhadap dirinya, dapat mewujudkan perasaan cinta, dan memiliki kemampuan berpikir khayal
atau abstrak.
d.
Masa Usia Kemahasiswaan
Masa usia mahasiswa sebenarnya berumur sekitar 18,0
samapai 25,0 tahun. Mereka dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa
dewasa awal atau dewasa madya. Dilihat dari segi perkembangan, tugas
perkembanagan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup.
BAB III
PENUTUP
Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang
perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola tingkah
laku tertentu. Mengenai masalah pembabakan atau periodesasi perkembangan, para
ahli berbeda pendapat. Pendapat-pendapat tersebut secara garis besarnya dapat
digolongkan menjadi tiga, yaitu berdasarkan analisis biologis, didaktis dan
psikologis.
Berdasarkan analisis biologis ada beberapa ahli yang berpendapat
diantaranya Aristoteles, Kretscmer dan Elizabeth Hurlock. Berdasarkan didaktis
terdapat beberapa ahli yaitu Comenius dan Rosseau. Sedangkan berdasarkan
psikologis ahli yang berpendapat adalah Oswald Kroh.
Kriteria tahap perkembangan individu sejak lahir sampai masa kematangan itu
dapat digambarkan melewati fase-fase masa usia pra sekolah, masa usia sekolah
dasar, masa usia sekolah menengah, dan masa usia mahasiswa dimana setiap fase
tersebut memiliki kriteria yang berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA
Haruna, Dahlia. Usaha Meningkatkan Konsep Diri
yang Positif. Juni 2017.
https://jurnal.iainambon.ac.id/index.php/ALT/article/view/322 (accessed
Februari 19, 2020).
Hurlock,
E. B. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta: Erlangga, 1993.
Yusuf,
Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar