Jumat, 16 Oktober 2020

TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MENURUT PARA AHLI DAN KARAKTERISTIKNYA

 

MAKALAH

TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN MENURUT PARA AHLI

DAN KARAKTERISTIKNYA


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan dan tercurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehinga penulis mampu untuk menyelesaikan makalah ini sebagai pemenuhan tugas matakuliah Perkembangan Peserta Didik dengan judul “Tahap-tahap Perkembangan Menurut Para Ahli dan Karakteristiknya”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, agar nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik. Dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini, khususnya kepada dosen pengampu matakuliah Konsep Dasar Pendidikan dan Kewarganegaraan kami yaitu Ibu Dra.Tri Murti, S.Pd, M.Pd. yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini.

Demikian makalah ini kami buat, semoga dapat bermanfaat. Terima kasih.

 

           Blitar, 03 Februari 2020

 

         Tim Penyusun

 


 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.. ii

DAFTAR ISI. iii

BAB I. 1

PENDAHULUAN.. 1

A.   Latar Belakang. 1

B.    Rumusan Masalah. 1

C.    Tujuan. 1

BAB II. 2

PEMBAHASAN.. 2

A.   Pengertian Fase Perkembangan. 2

B.    Tahap-tahap Perkembangan Menurut Para Ahli 2

C.    Karakteristik Tahap Perkembangan. 6

BAB III. 12

PENUTUP. 12

A.   Kesimpulan. 12

B.    Saran. 12

DAFTAR RUJUKAN.. 13

 


BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Peserta didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan orang lainuntuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang utuh. Dalam perkembangannya, pendapat dan sikap peserta didik dapat berubah karena interaksi dan saling berpengaruh antarsesama peserta didik, maupun dengan proses sosialisasi. Dengan mempelajari perkembangan hubungan sosial diharapkan dapat memahami pengertian dan proses sosialisasi peserta didik.

Perkembangan adalah salah satu proses yang harus dialami oleh setiap peserta didik baikdalam naungan lembaga formal maupun non-formal. Tanpa sebuah perkembangan dari peserta didik, maka perkembangan suatu Negara tidak akan pernah berjalan dengan lancar.

Perkembangan merupakan suatu proses yang pasti dialami oleh setiap individu, perkembangan ini adalah proses yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan seorang individu yang ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif serta sistematis di dalam diri manusia.

B.       Rumusan Masalah

1.      Apa yang dimaksud fase perkembangan?

2.      Bagaimana tahap-tahap perkembangan menurut para ahli?

3.      Bagaimana karakteristik tahap perkembangan?

C.      Tujuan

1.      Mengetahui maksud fase perkembangan

2.      Mengetahui tahap-tahap perkembangan menurut para ahli

3.      Mengetahui karakteristik tahap-tahap perkembangan


 

BAB II

PEMBAHASAN

A.      Pengertian Fase Perkembangan

Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola tingkah laku tertentu.

B.       Tahap-tahap Perkembangan Menurut Para Ahli

Mengenai masalah pembabakan atau periodesasi perkembangan, para ahli berbeda pendapat. Pendapat-pendapat tersebut secara garis besarnya dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu berdasarkan analisis biologis, didaktis dan psikologis.

1.    Tahap Perkembangan Berasarkan Analisis Biologis

Yusuf (2011;20-21) menjelaskan tahap perkembangan berdasarkan analisis biologis yaitu psikologi perkembangan yang pembahasannya berdasarkan pada kondisi atau proses pertumbuhan biologis anak, karena pertumbuhan biologis ikut berpengaruh terhadap perkembangan kejiwaan seorang anak. Sekelompok ahli menentukan pembabakan itu suatu perkembangan berdasarkan keadaan atau proses pertumbuhan tertentu. Pendapat para ahli tersebut di antaranya sebagai berikut:

a). Aristoteles

Aristoteles menggambarkan perkembangan individu, sejak anak sampai dewasa itu ke dalam tiga tahapan. Setiap tahapan lamanya tujuh tahun, yaitu:

·      Tahap I     : dari 0,0 sampai 7,0 tahun (masa anak kecil atau masa bermain). 

·      Tahap II    : dari 7,0 sampai 14,0 tahun (masa anak, masa sekolah rendah).

·      Tahap III  : dari 14,0 sampai 21,0 tahun (masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari usia anak menjadi orang dewasa).

Penahapan ini didasarkann pada gejala dalam perkembangan fisik (jasmani). Hal ini dapat dijelaskan bahwa antara tahap I dan tahap II dibatasi oleh pergantian gigi, antara tahap II dan tahap III ditandai dengan mulai berfungsinya organ-organ seksual.

b). Kretscmer

Kretscmer mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasa individu melewati empat tahapan yaitu:

·      Tahap I         : dari 0,0 sampai kira-kira 3,0 tahun; Fullungs (pengisian) periode I; pada fase ini anak kelihatan pendek gemuk.

·      Tahap II        : dari kira-kira 3,0 sampai kira-kira 7,0 tahun; Streckungs (rentangan) periode I, pada periode ini anak kelihatan langsing (memanjang atau meninggi)

·      Tahap III      : dari kira-kira 7,0 sampai kira-kira 13,0 tahun; Fullungs periode II; pada masa ini anak kelihatan pendek gemuk kembali.

·      Tahap IV      : dari kira-kira 13,0 sampai kira-kira 20,0 tahun; Streckungs periode II; pada periode ini anak kembali kelihatan langsing.

c). Elizabeth Hurlock mengemukakan penahapan perkembangan individu, yakni sebagai berikut:

·         Tahap I     : Fase Prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran, yaitu sekitar 9 bulan atau 280 hari. Pada periode ini terjadi perkembangan fisiologis yang sangat cepat yaitu pertumbuhan seluruh tubuh secara utuh.

·         Tahap II   : Infacy (orok), mulai lahir sampai usia 10 atau 14 hari. Periode neonatus adalah masa bayi yang baru lahir. Masa ini terhitung mulai 0 sampai dengan 14 hari. Pada periode ini bayi mengadakan adaptasi terhadap lingkungan yang sama sekali baru untuk bayi tersebut yaitu lingkungan di luar rahim ibu.

·         Tahap III  :  Babyhood (bayi), mulai 2 minggu samapi usia 2 tahun. Pada masa ini bayi belajar mengendalikan ototnya sendiri sampai bayi tersebut mempunyai keinginan untuk mandiri.

·         Tahap IV  : Chilhood (kanak-kanak), mulai 2 tahun sampai masa remaja (puber). Masa kanak-kanak terdiri dari 2 bagian yaitu masa kanak-kanak dini dan akhir masa kanak-kanak. Masa kanak-kanak dini adalah masa anak berusia 2 sampai 6 tahun, masa ini disebut juga masa pra sekolah yaitu masa anak menyesuaikan diri secara sosial. Akhir masa kanak-kanak adalah anak usia 6 sampai 13 tahun, biasa disebut sebagai usia sekolah.

·         Tahap V   : Adolensence/puberty, mulai usia 11 tahun atau 13 tahun sampai usia 21 tahun. a). Pre Adolensence, pada umunya wanita usia 11-13 tahun sedangkan pria lebih lambat dari itu; b). Early Adolesence,  pada usia 16-17 tahun; c). Late Adolosence, masa perkembangan yang terakhir sampai masa usia kuliah di perguruan tinggi. Masa puber adalah masa anak berusia 11 sampai 16 tahun. Masa ini termasuk periode yang tumpang tindih karena merupakan 2 tahun masa kanak-kanak akhir dan 2 tahun masa awal remaja. Secara fisik tubuh anak pada periode ini berubah menjadi tubuh orang dewasa. (Hurlock,1993:37)

2.     Tahap Perkembangan Berasarkan Didaktis

Yusuf (2011;20-21) menjelskan tahap berdasarkan didaktis dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah bersifat mendidik, yang artinya psikologi perkembangan yang pembahasan periodesasinya berdasarkan segi keperluan atau materi yang tepat diberikan kepada anak didik pada masa - masa tertentu. Dasar didaktisatau intruksional yang dipergunakan oleh para ahli ada beberapa kemungkinan: (1) Apa yang harus diberikan kepada anak didik pada masa-masa tertentu? (2) Bagaimana caranya mengajar atau menyajikan pengalaman belajar kepada anak didik pada masa-masa tertentu? (3) Kedua hal tersebut dilakukan secara bersamaan. Yang dapat digolongkan ke dalam penahapan berdasarkan didaktis atau intruksional antara lain pendapat Comenius dan pendapat Rosseau.

a). Comenius.

Dipandang dari segi pendidikan, pendikan yang lengkap bagi seseorang itu berlangsung dalam emapat jenjang yaitu 1) Sekolah ibu (scola materna), untuk anak-anak 0,0 sampai 6,0 tahun, 2) Sekolah bahasa ibu (scola vernaculan), untuk anak-anak usia 6,0 tahun sampai 12,0 tahun, 3) Sekolah latin (scola latina), untuk remaja usia 12,0 tahun sampai 18,0 tahun, 4) Sekolah Akademi (academica), untuk pemuda-pemudi usia 18,0 tahun sampai 24,0 tahun. Pada setiap sekolah tersebut harus diberikan bahan pengajaran (bahan pendidikan) yang sesuai dengan perkembangan anak didik, dan harus dipergunakan metode penyampaian yang sesuai dengan perkembangannya.

 

b). Rosseau

     Penahapan perkembangan menurut Rosseau adalah sebagai berikut.

·           Tahap I     : 0,0 sampai 2,0 tahun, usia asuhan

·           Tahap II    : 2,0 sampai 12,0 tahun masa pendidikan jasmani dan latihan panca indra

·           Tahap III  : 12,0 sampai 15,0 tahun, periode pendidikan akal

·           Tahap IV  : 15,0 sampai tahun, periode pendidikan watak dan pendidikan agama

3.      Tahap Perkembangan Berdasarkan Psikologis

Yusuf (2011;22-23) menjelaskan tahap perkembangan berdasarkan psikologis yaitu psikologi perkembangan yang membahas gejala perkembangan jiwa anak dari sudut pandang psikologis (masalah kejiwaan dalam kedudukan yang murni). Para ahli yang menggunakan aspek psikologis sebagai landasan dalam menganalisis tahap perkembangan, mencari pengalaman,-pengalaman psikologis mana yang khas bagi individu pada umumnya dapat digunakan sebagai masa perpindahan dari fase yang satu ke fase yang lain dalam perkembangannya. Dalam hal ini para ahli berpendapat bahwa dalam perkembangan, pada umumnya individu mengalami masa-masa kegoncangan. Apabila perkembangan itu dapat dilukiskan sebagai proses evolusi, maka pada masa kegoncaangan itu evolusi berubah menjadi revolusi.

Kegoncangan psikis itu dialami hampir oleh semua orang, karena itu, dapat digunakan sebagai ancar-ancar perpindahan dari masa yang satu ke masa yang lain dalam proses perkembangan. Selama masa perkembangan pada umumnya individu mengalami masa kegoncangan dua kali, yaitu 1) pada kira-kira tahun ketiga atau keempat, dan 2) pada permualaan masa pubertas.

Berdasarkan dua masa kegoncangan tersebut, perkembangan individu dapat digambarkan melewati tiga periode atau masa, yaitu: 1) dari lahir sampai masa kegoncangan pertama (tahun ketiga atau keempat yang biasa disebut masa kanak-kanak), 2) dari masa kegoncangan pertama sampai pada masa kegoncangan kedua yang biasa disebut keserasian bersekolah, dan 3) dari masa kegoncangan kedua sampai akhir masa remaja yang biasa disebut masa kematangan. Fase pembagian psikologi perkembangan berdasarkan psikologis menurut Oswald Kroh secara ringkas terbagi menjadi:

           masa kanak-kanak umur 0 sampai 4 tahun

           masa keserasian sekolah umur 4 sampai 17 tahun

           masa kematangan atau remaja umur 17 sampai 21 tahun.

C.      Karakteristik Tahap Perkembangan

Yusuf (2011;23-27) mengataka dalam hubungannya dengan proses belajar – mengajar (pendidikan), tahapan perkembangan yang dipergunakan sebaiknya bersifat elektif maksudnya tidak terpaku pada suatu pendapat saja tetapi bersifat luas untuk meramu dari berbagai pendapat yang mempunyai hubunga yang erat. Dalam hubungannya dengan prose belajar-mengajar (pendidikan), penahapan perkembangan yang dipergunakan sebaiknya bersifat elektif, maksudnya tidak terpaku pada suatu pendapat saja tetapi bersifat luas untuk meramu dari berbagai pendapat yang mempunyai hubungan yang erat. Berdasarkan pendirian tersebut, perkembangan individu sejak lahir sampai masa kematangan itu dapat digambarkan melewati fase-fase berikut:

·           Masa usia pra sekolah                  : 0.0 sampai 6,0 tahun

·           Masa usia sekolah dasar               : 6,0 sampai 12,0 tahun

·           Masa usia sekolah menengah       : 12,0 sampai 18,0 tahun

·           Masa usia mahasiswa                   : 18,0 saampai 24,0 tahun

a.       Masa Usia Prasekolah

Pada masa usia prasekolah ini dapat diperinci lagi menjadi dua masa, yaitu masa vital dan masa estetika,

1)      Masa vital

Pada masa ini, individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk menemukan berbagai hal dalam dunianya. Untuk masa belajar, Freud menamakan tahun pertama dalam kehidupan individu ini sebagai masa oral (mulut) karena mulut dipandang sebagai sumber kenikmatan. Anak memasukkan apa saja yang dijumpai ke dalam mulutnya, tidaklah karena mulut merupakan sumber kenikmatan utama tetapi karena waktu itu mulut merupakan alat untuk melakukan eksplorasi (penelitian) dan belajar. (Hurlock, 1999).

Pada tahun kedua telah belajar berjalan, dengan mulai berjalan anak akan mulai belajar menguasai ruang. Mula-mula ruang tempatnya saja, kemudian ruang dekat dan selanjutnya ruang yang jauh. Pada tahun kedua ini umumnya terjadi pembiasaan terhadap kebersihan (kesehatan). Melalui latihan kebersihan ini, anak belajar mengendalikan impuls-impuls atau dorongan-dorongan yang datang dari dalam dirinya (umpamanya buang air kecil dan air besar). (Hurlock, 1999).

2)      Masa estetik

Pada masa ini dianggap sebagai masa perkembangan rasa keindahan. Kata estetik disini dalam arti bahwa pada masa ini perkembangan anak yang terutama adalah fungsi panca indranya. Kegiatan eksploitasi dan belajar anak juga terutama menggunkan panca indra. Pada masa ini, indra masih peka, karena Montesori menciptakan bermacam-macam alat permainan untuk melatih panca indranya. Dalam masa ini munculah gejala kenakalan, memiliki kehendak yang tidak dapat ditahan, dan melanggar apa yang dilarang atau tidak mengerjakan yang seharusnya dilakukan. Hal demikian bukan karena dia keras kepala, melainkan hanya ingin mengalami dan menyaksikan akibatnya. Anak-anak sangat tertarik kepada gambar-gambar teristimewa yang berwarna, lagu-lagu dan suara, pada umumnya, cerita-cerita tentang apapun juga. Masa ini dinamakan “gevoelige periode” oleh Montessori. (Yusuf, 2001: 69).

Pada masa bayi perkembangan fisik mengalami kecepatan luar biasa, paling cepat dibanding usia selanjutnya. Berbagai kemampuan dan ketrampilan dasar dipelajari anak pada usia ini. Beberapa karakteristik anak usia bayi dapat dijelaskan antara lain : (a) Mempelajari ketrampilan motorik mulai dari berguling, merangkak, duduk, berdiri dan berjalan. (b) Mempelajari ketrampilan menggunakan panca indera, seperti melihat atau mengamati, meraba, mendengar, mencium dan mengecap dengan memasukkan setiap benda ke mulutnya. (c) Mempelajari komunikasi sosial. Bayi yang baru lahir telah siap melaksanakan kontrak sosial dengan lingkungannya. Komunikasi responsif dari orang dewasa akan mendorong dan memperluas respon verbal dan non verbal bayi. Berbagai kemampuan dan ketrampilan dasar tersebut merupakan modal penting bagi anak untuk menjalani proses perkembangan selanjutnya. Anak pada usia ini memiliki beberapa kesamaan karakteristik dengan masa sebelumnya. Secara fisik anak masih mengalami pertumbuhan yang pesat. Beberapa karakteristik khusus yang dilalui anak usia 2 – 3 tahun antara lain :

a.    Anak sangat aktif mengeksplorasi benda-benda yang ada di sekitarnya. Ia memiliki kekuatan observasi yang tajam dan keinginan belajar yang luar biasa. Eksplorasi yang dilakukan oleh anak terhadap benda-benda apa saja yang ditemui merupakan proses belajar yang sangat efektif. Motivasi belajar anak pada usia tersebut menempati grafik tertinggi dibanding sepanjang usianya bila tidak ada hambatan dari lingkungan.

b.    Anak mulai mengembangkan kemampuan berbahasa. Diawali dengan berceloteh, kemudian satu dua kata dan kalimat yang belum jelas maknanya.

c.    Anak terus belajar dan berkomunikasi, memahami pembicaraan orang lain dan belajar mengungkapkan isi hati dan pikiran.

d.   Anak mulai belajar mengembangkan emosi. Perkembangan emosi anak didasarkan pada bagaimana lingkungan memperlakukan dia. Sebab emosi bukan ditemukan oleh bawaan namun lebih banyak pada lingkungan.

b.      Masa Usia Sekolah Dasar

Pada masa usia sekolah dasar sering disebut sebagai masa intelektual atau masa keserasian bersekolah. Pada umur berapa tepatnya anak matang untuk masuk sekolah dasar, sebenarnya sukar dikatakan karena kematangan tidak ditentukan oleh umur semata-mata. Namun pada umur 6 atau 7 tahun, biasanya anak telah matang untuk memasuki sekolah dasar. Pada masa keserasian bersekolah ini secara relatif anak-anak lebih mudah dididik dari pada sebelum dan sesudahnya hal ini disebabkan karena pada masa usia sekolah dasar anak cenderung lebih aktif dan mengingat apa yang disampaikan oleh pengajar sehingga anak lebih mudah dididik dari pada sebelum dan sesudahnya. Masa ini diperinci lagi menjadi 2 fase, yaitu:

1)      Masa kelas rendah di sekolah dasar, kira-kira 6 atau 7 tahun sampai umur 9 atau 10 tahun. Beberapa karakteristik anak-anak pada masa ini antara lain seperti berikut.

(a)    Adanya hubungan positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi ( apabila jasmaninya sehat banyak prestasi yang diperoleh)

(b)   Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan yang tradisional

(c)    Adanya kecenderungan memuji diri sendiri (menyebut nama sendiri)

(d)   Suka membanding-bandingkan dirnya dengan anak yang lain.

(e)    Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting

(f)    Pada masa ini (terutama usia 6,0 sampai dengan 8,0 tahun ) anak menghendaki nilai (angka rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.

(g)   Berkaitan dengan perkembangan fisik, anak sangat aktif melakukan berbagai kegiatan. Hal ini bermanfaat untuk mengembangkan otot-otot kecil maupun besar.

(h)   Perkembangan bahasa juga semakin baik. Anak sudah mampu memahami pembicaraan orang lain dan mampu mengungkapkan pikirannya dalam batas-batas tertentu.

(i)     Perkembangan kognitif (daya pikir) sangat pesat, ditunjukkan dengan rasa ingin tahu anak yang luar biasa terhadap lingkungan sekitar. Hal itu terlihat dari seringnya anak menanyakan segala sesuatu yang dilihat.

2)      Masa kelas tinggi disekolah dasar, kira-kira umur 9,0 atau 10,0 sampai umur 12,0 atau 13,0 tahun. Beberapa karakteristik khas ank-anak pada masa ini ialah:

(a)    Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkrit, hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis

(b)   Amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar.

(c)    Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus yang menurut para ahli menggunkan teori faktor menafsirkan sebagai munculnya factor-faktor ( bakat-bakat khusus)

(d)   Kira-kira umur 11,0 tahun anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas umur ini pada umumnya anak meghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya

(e)    Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolahnya

(f)    Anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Dalam permainan itu biasanya anak tidak lagi terikat pada peraturan permainan yang tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.

(g)   Perkembangan kognitif anak masih berada pada masa yang cepat. Dari segi kemampuan, secara kognitif anak sudah mampu berpikir bagian per bagian. Artinya anak sudah mampu berpikir analisis dan sintesis, deduktif dan induktif.

(h)   Perkembangan sosial anak mulai ingin melepaskan diri dari otoritas orangtuanya. Hal ini ditunjukkan dengan kecenderungan anak untuk selalu bermain di luar rumah bergaul dengan teman sebaya.

(i)     Anak mulai menyukai permainan sosial. Bentuk permainan yang melibatkan banyak orang dengan saling berinteraksi.

(j)     Perkembangan emosi anak sudah mulai berbentuk dan tampak sebagai bagian dari kepribadian anak. Walaupun pada usia ini masih pada taraf pembentukan, namun pengalaman anak sebenarnya telah menampakkan hasil.

Masa keserasian bersekolah diakhiri dengan suatu masa yang biasanya disebut koeral . berdasarkan penelitian para ahli, sifat-sifat khas anak-anak masa koera ini dapat diringkas dalam dua hal, yaitu:

a.       Ditunjukan untuk berekuasa : sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak poeral ditunjukan untuk berkuasa ; apa yang diidamkannya adalah si kuat, si jujur, si juara , dan sebagainya

b.      Ekstraversi : berorientasi keluar dirinya ; misalnya, untuk mencari teman sebaya untuk memenuhi kebutuhan fisiknya. Anak-anak masa ini membutuhkan kelompok-kelompok sebaya. Pada mereka dorongan bersaing besar sekali, karena itu masa ini sering diberi cirri sebagai masa “ competitive socialization”.

Suatu hal penting pada masa ini ialah sikap anak terhadap oktoritas (kekuasaan), khususnya otoritas orang tua dan guru. Anak-anak poeral menerima otoritas orang tua dan guru sebagai suatu hal yang wajar. Justru karena hal tersebut, anak-anak mengharapkan adanya pihak orang tua dan guru serta pemegang otoritas orang dewasa yang lain.

c.       Masa Usia Sekolah Menegah

Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang banyak menarik perhatian karena sifat-sifat khasnya dan peranannya yang menentukan dalam kehidupan individu dalam masyarakat orang dewasa. Masa ini dapat diperinci lagi menjadi beberapa masa, yaitu:

1)      Masa praremaja (remaja awal)

Masa remaja biasanya berlangsung hanya dalam waktu relatif singkat. Masa ini ditandai oleh sifat-sifat negatif pada si remaja sehingga sering kali masa ini disebut masa negatif dengan gejalanya seperti tidak tenang, kurang suka bekerja, pesimistik, dan sebagainya. Secara garis besar sifat-sifat  negatif tersebut dapat diringkas, yaitu a) negatif dalam prestasi, naik prestasi jasmani maupun prestasi mental; dan b) negatif dalam sikap sosial, baik dalam bentuk menarik diri dalam masyarakat (negatif positif) maupun dalam bentuk agresif terhadap masyarakat (negatif aktif). Contoh tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya, tampak dan merasa ingin bebas, tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan  mulai berpikir yang khayal (abstrak).

2)      Masa remaja (remaja madya)

Pada masa ini mulai tumbuh dalam diri remaja dorongan untuk hidup, kebutuhan akan adanya teman yang dapat memahami dan menolongnya, teman yang dapat turut merasakan suka dan dukanya. Pada masa ini, sebagai masa mencari sesuatu yang dapat dipandang bernilai, pantas di junjung tinggi dan dipuja-puja sehingga masa ini disebut masa merindu puja (mendewa-dewakan) yaitu sebagai gejala remaja.

Proses terbentuknya pendirian atau pandangan hidup atau cita-cita hidup itu dapat dipandang sebagai penemuan nilai-nilai kehidupan. Proses penemuah nilai-nilai kehidupan tersebut adalah pertama, karena tiadanya pedoman, si remaja merindukan sesuatu yang dianggap bernilai pantas di puja walaupun sesuatu yang dipujanya belum mempunya bentuk tertentu, bahkan sering kali remaja hanya mengetahui bahwa dia menginginkan sesuatu tetapi tidak mengetahui apa yang diinginkannya. Kedua, objek pemujaan itu telah menjadi lebih jelas, yaitu pribadi-pribadi yang di pandang mendukung nilai-nilai tertentu (jadi personifikasi nilai-nilai). Pada anak laki-laki sering aktif meniru sedangkan pada anak perempuan kebanyakan pasif, mengagumi, dan memuja dalam khayalan. Contoh tampak dan ingin mencari identitas diri, ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis, timbul perasaan cinta yang mendalam, mengembangkan kemampuan berfikir abstrak.

3)      Masa remaja akhir

Setelah remaja dapat menentukan pendirian hidupnya, pada dasarnya telah tercapailah masa remaja akhir dan telah terpenuhilah tugas-tugas perkembanagan masa remaja yaitu menemukan pendirian hidup dan masuklah individu ke dalam masa dewasa. Contoh menampakkan pengungkapan kebebasan diri, dalam mencari teman sebaya lebih selektif, memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya, dapat mewujudkan perasaan cinta, dan memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak.

d.      Masa Usia Kemahasiswaan

Masa usia mahasiswa sebenarnya berumur sekitar 18,0 samapai 25,0 tahun. Mereka dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal atau dewasa madya. Dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembanagan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup.


 

BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Fase perkembangan dapat diartikan sebagai penahapan atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu yang diwarnai ciri-ciri khusus atau pola tingkah laku tertentu. Mengenai masalah pembabakan atau periodesasi perkembangan, para ahli berbeda pendapat. Pendapat-pendapat tersebut secara garis besarnya dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu berdasarkan analisis biologis, didaktis dan psikologis.

Berdasarkan analisis biologis ada beberapa ahli yang berpendapat diantaranya Aristoteles, Kretscmer dan Elizabeth Hurlock. Berdasarkan didaktis terdapat beberapa ahli yaitu Comenius dan Rosseau. Sedangkan berdasarkan psikologis ahli yang berpendapat adalah Oswald Kroh.

Kriteria tahap perkembangan individu sejak lahir sampai masa kematangan itu dapat digambarkan melewati fase-fase masa usia pra sekolah, masa usia sekolah dasar, masa usia sekolah menengah, dan masa usia mahasiswa dimana setiap fase tersebut memiliki kriteria yang berbeda-beda.    

B.       Saran

Pendidik perlu mengetahui fase-fase perkembangan pada anak didiknya. Setiap fase tersebut memiliki tahap-tahap dan kriteria tersendiri yang berbeda-beda. Untuk itu pendidik perlu paham tahap dan kriteria tersebut agar mampu menyikapi setiap gejala yang dialami peserta didik dan mampu mengendalikannya tanpa membuat peserta didik tertekan. 


 

DAFTAR PUSTAKA

 

Haruna, Dahlia. Usaha Meningkatkan Konsep Diri yang Positif. Juni 2017. https://jurnal.iainambon.ac.id/index.php/ALT/article/view/322 (accessed Februari 19, 2020).

Hurlock, E. B. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga, 1993.

Yusuf, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

                                                                                                


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar